ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (27 Mei 2024) – Ete Ai Kadewa, menjadi salah satu rangkaian penting prosesi adat penobatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa. Ritual penting yang sarat makna ini merupakan prosesi pengambilan air di empat sumber mata air sakral bagi keturunan Sultan Sumbawa.
Empat mata air ini adalah Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan Ai Panemung. Masing-masing sumber mata air ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Ai Awak, yang melambangkan hakekat diri, hati, dan jiwa yang menjadi semangat dalam hidup Sultan. Ai Sumer Bater melambangkan perjuangan dan kerja keras dalam mencapai kemakmuran.
Kemudian Ai Tungkup melambangkan yang merupakan simbol penghargaan yang diberikan oleh Sultan kepada hasil kerja keras siapapun yang dengan tulus melakukan paboat aji. Sedangkan Ai Panemung adalah pertemuan air sungai dan air laut di muara sungai (Boa Berang) Samawa.
Baca Juga KSB Daerah Terbaik Penyelenggaraan Penataan Ruang di Indonesia
Sumber ketiga Ai Kadewa lainnya juga mengalir ke laut dari muara sungai ini. Ai Panemung melambangkan pamendi (empati) seorang pemimpin dan lahirnya panyadu (kepercayaan) dari rakyat yang dipimpin. Keempat air suci ini kemudian di-tarak atau disucikan semalaman dengan doa, agar keesokan paginya dapat digunakan untuk prosesi Basiram dan Jeruk Ai Oram.
Basiram merupakan prosesi memandikan Datu Rajamuda dengan air suci dari keempat mata air tersebut, melambangkan pembersihan diri dan penyucian jiwa untuk siap mengemban amanah sebagai pemimpin. Sedangkan Jeruk Ai Oram adalah prosesi yang melambangkan persatuan dan keharmonisan antara Datu Rajamuda dan rakyatnya.
Sebagai bentuk tradisi, ritual Ete Ai Kadewa melibatkan pengambilan air dari empat mata air suci yang terpisah. Setiap mata air memiliki makna dan air dikumpulkan dalam urutan tertentu: Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan terakhir, Ai Panemung. Air yang diambil dari Ai’ Panemung diterima langsung oleh YM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Baca Juga Masa Rehab Rekon Segera Berakhir, Bupati KSB Deadline Pokmas Plus
Menariknya, masyarakat sekitar yang berdomisili pada keempat mata air menyambut dengan meriah dan bahagia prosesi pengambilan Ai’ Kadewa. Di salah satu pengambilan mata air, yaitu di Ai’ Panemung masyarakat ikut memeriahkan dengan menggunakan pakaian adat Tana’ Samawa. Keturunan Sultan dan pajatu adat mengawal perjalanan dalam pengambilan air menuju kediaman Sultan di dalam Istana Bala Kuning.
Prosesi ini menandakan pentingnya air suci tersebut dalam upacara yang akan datang. Ete Ai Kadewa tidak hanya menjadi ritual pengambilan air biasa, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur kepemimpinan dan spiritualitas dalam budaya Sumbawa. Tradisi ini menjadi pengingat bagi Datu Rajamuda untuk senantiasa memimpin dengan bijaksana, adil, dan penuh rasa tanggung jawab kepada rakyatnya. (SR)
Post Views: 214
Adblock test (Why?)
Empat mata air ini adalah Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan Ai Panemung. Masing-masing sumber mata air ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Ai Awak, yang melambangkan hakekat diri, hati, dan jiwa yang menjadi semangat dalam hidup Sultan. Ai Sumer Bater melambangkan perjuangan dan kerja keras dalam mencapai kemakmuran.
Kemudian Ai Tungkup melambangkan yang merupakan simbol penghargaan yang diberikan oleh Sultan kepada hasil kerja keras siapapun yang dengan tulus melakukan paboat aji. Sedangkan Ai Panemung adalah pertemuan air sungai dan air laut di muara sungai (Boa Berang) Samawa.
Baca Juga KSB Daerah Terbaik Penyelenggaraan Penataan Ruang di Indonesia
Sumber ketiga Ai Kadewa lainnya juga mengalir ke laut dari muara sungai ini. Ai Panemung melambangkan pamendi (empati) seorang pemimpin dan lahirnya panyadu (kepercayaan) dari rakyat yang dipimpin. Keempat air suci ini kemudian di-tarak atau disucikan semalaman dengan doa, agar keesokan paginya dapat digunakan untuk prosesi Basiram dan Jeruk Ai Oram.
Basiram merupakan prosesi memandikan Datu Rajamuda dengan air suci dari keempat mata air tersebut, melambangkan pembersihan diri dan penyucian jiwa untuk siap mengemban amanah sebagai pemimpin. Sedangkan Jeruk Ai Oram adalah prosesi yang melambangkan persatuan dan keharmonisan antara Datu Rajamuda dan rakyatnya.
Sebagai bentuk tradisi, ritual Ete Ai Kadewa melibatkan pengambilan air dari empat mata air suci yang terpisah. Setiap mata air memiliki makna dan air dikumpulkan dalam urutan tertentu: Ai Awak, Ai Sumer Bater, Ai Tungkup, dan terakhir, Ai Panemung. Air yang diambil dari Ai’ Panemung diterima langsung oleh YM. Sultan Muhammad Kaharuddin IV.
Baca Juga Masa Rehab Rekon Segera Berakhir, Bupati KSB Deadline Pokmas Plus
Menariknya, masyarakat sekitar yang berdomisili pada keempat mata air menyambut dengan meriah dan bahagia prosesi pengambilan Ai’ Kadewa. Di salah satu pengambilan mata air, yaitu di Ai’ Panemung masyarakat ikut memeriahkan dengan menggunakan pakaian adat Tana’ Samawa. Keturunan Sultan dan pajatu adat mengawal perjalanan dalam pengambilan air menuju kediaman Sultan di dalam Istana Bala Kuning.
Prosesi ini menandakan pentingnya air suci tersebut dalam upacara yang akan datang. Ete Ai Kadewa tidak hanya menjadi ritual pengambilan air biasa, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur kepemimpinan dan spiritualitas dalam budaya Sumbawa. Tradisi ini menjadi pengingat bagi Datu Rajamuda untuk senantiasa memimpin dengan bijaksana, adil, dan penuh rasa tanggung jawab kepada rakyatnya. (SR)
Post Views: 214
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar