ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (10 Februari 2024) – Wisuda 465 lulusan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dari Program Sarjana dan Program Magister, Sabtu (10/2/2024), adalah yang pertama pada Tahun 2024 ini. Namun momen wisuda tersebut adalah yang terakhir bagi Chairul Hudaya, ST., M.Eng., Ph.D. Sebab pada Rabu, 14 Februari 2024, Ia akan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai Rektor UTS.
Pasca empat tahun memimpin kampus yang berlokasi di kaki Bukit Olat Maras, Batu Alang, Kabupaten Sumbawa, pria dengan sebutan “Rektor 2M” (Membumi dan Mendunia) ini akan kembali bertugas sebagai dosen di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI).
Ditemui media ini usai Acara Wisuda di Ruang Publik Kreatif (RPK) UTS, Bang Chairul—akrab Ia disapa, mengakui akhir masa tugasnya sebagai Rektor UTS. Sebagai penggantinya, UTS memberikan amanah kepada Ny. Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah SE., M.Sc., yang akan dilantik menjadi Rektor UTS pada 15 Februari mendatang.
Chairul mengenang, bahwa dia dilantik menjadi Rektor UTS, Februari 2020. Sebelum menjadi Rektor UTS, Chairul adalah Dosen di Fakultas Teknik Elektro dan menyandang beberapa jabatan lainnya yakni sebagai Kepala Program Studi Teknik Sistem Energi, Manager Hibah dari Smart City UI, dan Kepala Laboratorium Konvensi Energi Listrik di Departement Elektro UI. Pasca jabatan Rektor di UTS, Chairul akan kembali ke UI sebagai dosen.
Baca Juga TGB: Wisata Halal Bukan Bertujuan Mematikan Wisata Konvensional
Chairul mengakui bahwa pendiri UTS, Dr Zulkieflimansyah sudah memintanya berkali-kali untuk tetap menjadi Rektor UTS. Namun dia adalah prajuritnya Universitas Indonesia yang harus patuh terhadap pimpinannya. Selain itu Ia akan focus mengejar mimpi-mimpinya yang belum sempat terlaksana, salah satunya mendapatkan predikat profesor sebagai gelar jabatan fungsional akademik.
Tak dipungkiri, kepemimpinan Chairul Hudaya sebagai Rektor UTS, membuat kampus yang telah banyak mencetak Elang Muda, sejajar dengan kampus ternama lainnya di Indonesia, bahkan dunia. Karena berbagai prestasi gemilang yang diraih oleh mahasiswa, dosen dan kampus, baik di level nasional maupun internasional. Tapi dia tidak menampik masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki ke depan. Karenanya Ia menyampaikan permohonan maaf dan berharap Rektor selanjutnya dapat menjadikan UTS lebih baik dari saat ini.
Baca Juga Ical, Kepsek Berprestasi Tingkat Nasional
Disinggung kesannya selama berada di Sumbawa, Chairul menyatakan bahwa Tana Intan Bulaeng sudah menjadi rumah baginya. Masyarakat Sumbawa juga telah dianggap sebagai keluarga besarnya. Orang Sumbawa sangat memuliakan tamu, sehingga dia bersama keluarga merasa nyaman.
“Saya sering kemana-mana dan pernah tinggal di Jerman, Korea Selatan dan beberapa negara lainnya, terakhir di Amerika. Tapi Sumbawa ini memberikan kesan yang sangat mendalam, karena masyarakatnya respek dan selalu memuliakan tamu sehingga saya dan keluarga merasa nyaman tinggal di sini. Banyak mahasiswa saya dari beberapa negara merasakan hal demikian, apalagi saya sebagai orang Indonesia yang tahu persis bagaimana budaya Sumbawa. Mana tau barang kayu lamin to sanyaman ate banansi sanak parana (siapapun dia dan darimana dia berasal, ketika bisa menyenangkan hati, dia adalah saudara). Ini bukan hanya slogan Tau Samawa, tetapi benar-benar saya merasakan itu semua,” ungkap Chairul. (SR)
Post Views: 89
Adblock test (Why?)
Pasca empat tahun memimpin kampus yang berlokasi di kaki Bukit Olat Maras, Batu Alang, Kabupaten Sumbawa, pria dengan sebutan “Rektor 2M” (Membumi dan Mendunia) ini akan kembali bertugas sebagai dosen di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI).
Ditemui media ini usai Acara Wisuda di Ruang Publik Kreatif (RPK) UTS, Bang Chairul—akrab Ia disapa, mengakui akhir masa tugasnya sebagai Rektor UTS. Sebagai penggantinya, UTS memberikan amanah kepada Ny. Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah SE., M.Sc., yang akan dilantik menjadi Rektor UTS pada 15 Februari mendatang.
Chairul mengenang, bahwa dia dilantik menjadi Rektor UTS, Februari 2020. Sebelum menjadi Rektor UTS, Chairul adalah Dosen di Fakultas Teknik Elektro dan menyandang beberapa jabatan lainnya yakni sebagai Kepala Program Studi Teknik Sistem Energi, Manager Hibah dari Smart City UI, dan Kepala Laboratorium Konvensi Energi Listrik di Departement Elektro UI. Pasca jabatan Rektor di UTS, Chairul akan kembali ke UI sebagai dosen.
Baca Juga TGB: Wisata Halal Bukan Bertujuan Mematikan Wisata Konvensional
Chairul mengakui bahwa pendiri UTS, Dr Zulkieflimansyah sudah memintanya berkali-kali untuk tetap menjadi Rektor UTS. Namun dia adalah prajuritnya Universitas Indonesia yang harus patuh terhadap pimpinannya. Selain itu Ia akan focus mengejar mimpi-mimpinya yang belum sempat terlaksana, salah satunya mendapatkan predikat profesor sebagai gelar jabatan fungsional akademik.
Tak dipungkiri, kepemimpinan Chairul Hudaya sebagai Rektor UTS, membuat kampus yang telah banyak mencetak Elang Muda, sejajar dengan kampus ternama lainnya di Indonesia, bahkan dunia. Karena berbagai prestasi gemilang yang diraih oleh mahasiswa, dosen dan kampus, baik di level nasional maupun internasional. Tapi dia tidak menampik masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki ke depan. Karenanya Ia menyampaikan permohonan maaf dan berharap Rektor selanjutnya dapat menjadikan UTS lebih baik dari saat ini.
Baca Juga Ical, Kepsek Berprestasi Tingkat Nasional
Disinggung kesannya selama berada di Sumbawa, Chairul menyatakan bahwa Tana Intan Bulaeng sudah menjadi rumah baginya. Masyarakat Sumbawa juga telah dianggap sebagai keluarga besarnya. Orang Sumbawa sangat memuliakan tamu, sehingga dia bersama keluarga merasa nyaman.
“Saya sering kemana-mana dan pernah tinggal di Jerman, Korea Selatan dan beberapa negara lainnya, terakhir di Amerika. Tapi Sumbawa ini memberikan kesan yang sangat mendalam, karena masyarakatnya respek dan selalu memuliakan tamu sehingga saya dan keluarga merasa nyaman tinggal di sini. Banyak mahasiswa saya dari beberapa negara merasakan hal demikian, apalagi saya sebagai orang Indonesia yang tahu persis bagaimana budaya Sumbawa. Mana tau barang kayu lamin to sanyaman ate banansi sanak parana (siapapun dia dan darimana dia berasal, ketika bisa menyenangkan hati, dia adalah saudara). Ini bukan hanya slogan Tau Samawa, tetapi benar-benar saya merasakan itu semua,” ungkap Chairul. (SR)
Post Views: 89
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar