Selisih 2.818 Suara, Johan Rosihan Geser HMS

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (25 Februari 2024) – Kursi terakhir untuk DPR RI Dapil NTB 1, mulai terjawab. Pasca Pemilihan Suara Ulang (PSU) di beberapa kecamatan wilayah Bima, Kota Bima, Dompu dan Sumbawa, Sabtu (24/2) kemarin, memastikan siapa Caleg DPR RI Dapil NTB 1 yang meraih kursi.


Berdasarkan hasil Tabulasi Suara yang dikelola oleh Nasional Data Command Center (NDCC) Partai Keadilan Sejahtera, mengungkap tiga besar partai peraih suara terbanyak. Yaitu PKB dengan Caleg Magdalena, Nasdem untuk Mori Hanafi dan PKS untuk Johan Rosihan. Hasil tabulasi suara ini sekaligus mengakhiri perebutan kursi antara PKS dan PAN.


Amrullah selaku Ketua Tim Pemenangan Johan Rosihan dalam jumpa pers yang dihadiri Caleg DPR RI H. Johan Rosihan ST, Minggu (25/2) memastikan hal itu. Berdasarkan 100 persen hasil C1 yang dikelola NDCC PKS, menyebutkan perolehan suara empat partai politik. Posisi pertama diraih PKB dengan 189.734 suara, posisi kedua Nasdem 97.039 suara, ketiga PKS 96.127 suara dan keempat PAN 93.309 suara. Dari hasil ini terdapat selisih 2.818 suara antara PKS dan PAN.
Baca Juga  Haul KH Wahid Hasyim ke-69, Puan: Ulama Pemikir-Pejuang Sahabat Bung Karno

Perolehan suara ini ungkap Amrullah, Johan Rosihan satu-satunya petahana yang berhasil mempertahankan kedudukan sebagai anggota DPR RI. Sedangkan koleganya, Dr. H. Muhammad Syafruddin (HMS) harus tergeser. Dalam tabulasi ini juga mengungkap bahwa PKB berhasil menang di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Sedangkan PKS di dua kabupaten yakni Sumbawa dan Sumbawa Barat. Sementara Nasdem runner up di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu. Kemudian PAN runner-up di Sumbawa dan Sumbawa Barat. “Hanya KPU yang bisa membantah hasil ini,” pungkasnya.


Johan Rosihan didampingi Ketua DPD PKS Sumbawa, Muhammad Takdir SE M. M.Inov, dan Pengurus PKS, Adizul Sahabuddin SP., MM, menyatakan rasa syukur atas perolehan tersebut. Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim dan masyarakat Pulau Sumbawa yang telah menjadi bagian dari perjuangan untuk kemenangan ini.


Kemenangan tersebut menurutnya, merupakan hasil kerja panjang dan melelahkan dalam rangka menjaga harkat dan demokrasi. Ia mengakui suasana kompetisi ini sangat dinamis. Ada suasana yang benar benar alami dan ada yang diciptakan. Mulai dari munculnya Magdalena yang cukup fenomenal, hingga terjadi saling klaim kemenangan. Kondisi ini memberikan pelajaran agar tidak berputus asa sampai titik akhir.
Baca Juga  Koalisi PDIP-Demokrat, Singkirkan Golkar dan PAN

“Pengumuman ini bukan klaim kemenangan tapi sebagai pertanggungjawaban kami kepada publik bahwa inilah hasil kerja saksi saksi kami di lapangan,” ujar Johan.


Johan mengakui banyak pelajaran yang dipetik dalam pesta demokrasi ini. Ternyata menjadi petahana tidak menjamin bisa bertahan. Sebab kinerja politisi itu dinilai saat pemilu. Ketika kinerjanya bagus, maka berpeluang untuk kembali terpilih.


Namun dia tidak menampik, tidak terpilih juga karena factor money politik. Itu merupakan dinamika demokrasi karena semua orang memiliki cara tersendiri untuk menang. Johan menilai raihan 96 ribu suara adalah pencapaian yang luar biasa di tengah goncangan yang maha dahsyat. “Hasil ini menjadi bukti bahwa pemilih kita loyal dan masih menggunakan hati nurani,” kata Johan.


Menariknya lagi, lanjut Johan, Pemilu 2019 lalu, partai pemenang DPR RI di Pulau Sumbawa adalah pendukung Prabowo. Namun pada pemilu 2024 ini partai pemenang adalah pendukung AMIN (PKB, Nasdem dan PKS). (SR)

Post Views: 489


Adblock test (Why?)

Komentar