FISIP Universitas Brawijaya Malang Gelar Forum Pendidikan Demokrasi di Sumbawa

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (28 Juli 2024) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Brawijaya, Malang, menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) melalui sebuah Forum Pendidikan Demokrasi.


Dengan mengusung tema “Penguatan Wawasan Kebangsaan Generasi Muda Sumbawa melalui Pendidikan Demokrasi”, kegiatan dilaksanakan di Aula SMP Negeri 1 Lopok, Desa Lopok, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa, Sabtu (27/7/2024) ini dalam rangka memperkuat wawasan kebangsaan generasi muda di Sumbawa


Puluhan peserta dari generasi muda mengikuti Forum Pendidikan Demokrasi yang digelar FISIP UB bekerja sama dengan Karang Taruna “Permata” Desa Lopok. Kegiatan Pengmas tersebut diketuai Johan Wahyudi S. IP., M.A, beranggotakan Dr. Abdul Aziz SR., M.Si dan Wawan Sobari, S.IP., M.A., Ph.D.


Selain itu, kegiatan Pengmas kali ini juga melibatkan Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang turut memperkuat kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan generasi muda Sumbawa khususnya di Desa Lopok.


“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memperkuat wawasan kebangsaan generasi muda Kabupaten Sumbawa agar tidak lelah mencintai Indonesia. Bukan tanpa alasan, sebab beberapa tahun belakangan generasi muda dan perempuan telah mulai direkrut dalam jaringan terorisme,” beber Johan.


Disamping itu, Johan juga menyampaikan bahwa generasi muda saat ini terutama dari kalangan pelajar hingga mahasiswa sudah mulai terpapar paham radikal dan mulai bersikap intoleran terhadap mereka yang berbeda.
Baca Juga  Peringati Bulan K3 Nasional, AMMAN Terus Dorong Adaptasi Teknologi Digital untuk Keselamatan Pertambangan

Mengawali Forum Pendidikan Demokrasi, Tim Pengabdian FISIP UB, Johan Wahyudi, menyajikan beberapa data dari Antara dan Kompas. Data dari Antara, misalnya, menyebutkan bahwa generasi muda dan perempuan telah mulai terlibat dalam gerakan teror sejak hadirnya kelompok radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).


Generasi muda relatif mudah terpapar sebab adanya akses teknologi internet. Dengan adanya konten-konten radikal di internet tanpa filter akan menyebabkan generasi muda yang galau bisa termakan bujuk rayu ISIS.


Sementara Kompas dengan mengutip data dari Badan Pusat Statistik 2020 menyajikan potret terkait proporsi generasi Z (lahir 1997-2012) sebanyak 27,94 persen dan generasi milenial (lahir 1981-1996) sebesar 25,87 persen dari sekitar 270 juta warga Indonesia. Artinya, generasi muda menjadi penduduk mayoritas di Indonesia.


“Namun demikian, problem yang ditemukan saat ini adalah pudarnya wawasan kebangsaan mereka. Misal, masih banyak yang intoleran dengan tidak mau menerima adanya perbedaan. Akibatnya, intoleransi akan mengancam ruang publik kita,” imbuhnya.


Meskipun dalam konteks Sumbawa masih relatif kondusif dari sisi keamanan dan kehidupan bermasyarakat, lanjutnya, namun demikian, upaya-upaya pencegahan perlu dilakukan. Tim pengabdian masyarakat FISIP UB meyakini bahwa mengambil inisiatif untuk mendorong pendidikan demokrasi bagi generasi muda Sumbawa dalam rangka memperkuat wawasan kebangsaan merupakan salah satu upaya nyata berkontribusi menjaga dan membangun negeri.
Baca Juga  Sembunyi Shabu di Dalam BH, Pasangan Suami Istri Dibekuk

Bermitra dengan organisasi kepemudaan yakni Karang Taruna Desa Lopok, Kecamatan Lopok, Sumbawa, diharapkan dapat memperkuat wawasan kebangsaan generasi muda di pedesaan. Potensi besar generasi muda yang terhimpun dalam wadah organisasi kepemudaan akan sangat berbahaya apabila tidak dibekali dengan wawasan kebangsaan yang menghargai perbedaan. Usai penyampaian materi, kegiatan selanjutnya adalah dialog dan diskusi interaktif.


Antusiasme peserta dengan mengajukan pertanyaan terkait upaya-upaya sederhana yang dapat dilakukan dalam rangka memantapkan wawasan kebangsaan, menunjukkan tingginya semangat cinta tanah air generasi muda Sumbawa. Terorisme akan menghancurkan bangunan kebangsaan, radikalisme merusak tatanan kehidupan bermasyarakat yang majemuk, dan intoleransi merusak kehidupan harmoni antar warga negara.


“Oleh karena itu, penguatan wawasan kebangsaan yang komprehensif melalui forum pendidikan demokrasi bisa menjadi salah satu langkah kecil untuk memantapkan pemahaman kebangsaan generasi muda,” tandas Johan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Departemen Politik, Pemerintahan, dan Hubungan Internasional (PPHI), FISIP, Universitas Brawijaya, Malang. (SR)

Post Views: 199


Adblock test (Why?)

Komentar