Data Terbaru LANSKAP: Elektabilitas Empat Bakal Calon Bupati Sumbawa Sangat Tipis

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (26 Juli 2024) – Dosen Ilmu Politik Universitas Samawa (UNSA) Dr. Ardiyansyah, M.Si, mengungkapkan bahwa dinamika jelang Pilkada Sumbawa makin menarik. Peta elektabilitas dari masing-masing bakal calon yakni Haji Mahmud Abdullah, Hajjah Dewi Noviany, Haji Sahril, dan Haji Jarot, minimal dari data terbaru, jaraknya sangat tipis.


Pada survei terakhir LANSKAP, terungkap belum ada calon yang memiliki elektabilitas di atas 40 persen sebagai titik aman. Sehingga dalam kompetisi yang sangat kompetitif, ketat dan bersaing, maka faktor figur, logistik mumpuni, soliditas tim pemenangan serta mesin partai sebagai instrumen utama dan terdepan syarat penting calon dalam pemenangan Pilkada.


“Ini menjadi tantangan besar partai, terutama kemampuan kerja pemenangan agar pemilih partai/caleg saat pileg 2024 yang lalu, bisa dikonsonsolidasikan kembali untuk memilih calon yang diusung partai pada Pilkada 2024 ini, serta jejaring simpul-simpul pemenangan yang kuat menjadi faktor penting lainnya dalam pemenangan Pilkada Sumbawa,” kata Doktor Ar—sapaan akrabnya, kepada media ini, Jumat (26/7).


Menurut Ardiyansyah, dari nama-nama yang beredar per hari ini, kemungkinan besar bisa saja terbentuk empat poros pasangan bakal calon Bupati/Wakil Bupati Sumbawa. Yaitu Mahmud Abdullah–Burhanuddin Jafar Salam (Mo-BJS), Dewi Noviany—Talifudin (Novi—Talif), Sahril—Sudirman, dan Syarafuddin Jarot–Mohammad Ansori (Jarot—Ansori).
Baca Juga  Pencuri HP Kaget Saat Dibangunkan Polisi

Walaupun nama-nama ini masih berproses dan belum final, bisa juga muncul nama lain yang berpotensi maju seperti Agus Salim, Nurmawati atau Lalu Budi Suryata.


“Tidak menutup kemungkinan sejumlah nama yang telah muncul dapat berubah selama belum ada pengumuman resmi, dan politik selalu ada plot twist, kita harus sabar menunggu sampai akhir bulan Agustus karena apapun bisa terjadi, bisa empat poros ataupun bisa tiga poros, masih fleksibel. Penentuan siapa yang akan maju Pilkada Sumbawa masih menunggu kesepakatan elit partai dalam penentuan pasangan calon,” ungkap Doktor Ar.


Saat ini partai dan bakal calon, sedang membangun nilai tawar, baik kepada partai maupun kepada kandidat bakal pasangannya. Tapi lagi-lagi dalam survei terakhir yang dilakukan oleh beberapa lembaga seperti LSI, Pujastra Fisip Universitas Samawa, PRC dan LANSKAP, ditemukan bahwa pertumbuhan elektabilitas pasangan calon masih sangat fluktuatif, dinamis dan terus bergerak.


Temuan dari hasil survei tersebut sambung Doktor Ar, menunjukkan bahwa yang paling penting atau yang paling mungkin mengangkat elektabilitas pasangan Bacabup/Bacawabup adalah calon bupati itu sendiri atau center of candidate. Figur dan ketokohan bakal calon bupati memiliki posisi tawar yang lebih untuk meraup suara publik. Sehingga elektabilitas bakal calon bupati menjadi salah faktor penting meraih kemenangan dalam Pilkada 2024.
Baca Juga  Dijamin Bupati KSB, Penahanan Kepala Kesbangpoldagri Ditangguhkan

Selain faktor tersebut, salah satu faktor lain yang harus menjadi atensi dari semua bakal calon bupati/bacawabup Sumbawa adalah faktor kerentanan. Misalnya, bacabup/cawabup memiliki kerentanan, seperti kasus hukum, asusila dan isu-isu lain yang berpotensi menjadi faktor penggerus elektabilitas dan berdampak pada pasangannya, maka faktor kerentanan harus dihitung betul secara genuine.


Faktor kerentanan terhadap figur calon, akan terus mengemuka di masyarakat, sehingga kian mendekati Pilkada semakin disuarakan oleh masyarakat dan beberapa tim sukses. Tentu dengan motif dan berbagai kepentingan politik lainnya.


“Saya yakin elit partai dan bakal calon tidak polos-polos amat menghadapi Pilkada 2024 ini. Mereka pasti memperhatikan dinamika dan konfigurasi politik.Kemudian peta elektabilitas dan variabel kemenanganlah yang harus menjadi faktor penting bagi bacabup/bacawabup dan koalisi partai,” imbuhnya.


Saat ini, agenda paling krusial bagi calon adalah mengumpulkan syarat minimal 9 kursi keterwakilan di DPRD agar bisa mendaftar di akhir Bulan Agustus. “Menjadi percuma memiliki elektabilitas tinggi, tapi tidak bisa ikut pilkada karena tidak memenuhi syarat atau tidak miliki baording pass bertarung pada Pilkada Sumbawa tahun 2024,” pungkasnya. (SR)


Post Views: 608


Adblock test (Why?)

Komentar