‘Berburu’ Air Bersih di Tanjung Bila, Warga Rela Jalan Kaki Sejauh 1 Kilometer

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (1 Agustus 2024) – Setiap hari masyarakat Dusun Tanjung Bila, Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa berbondong-bondong mendatangi mata air yang berjarak sekitar 1 kilometer dari pemukiman penduduk.


Mereka terlihat membawa ember, jirigen dan wadah lainnya untuk mengambil air guna memenuhi kebutuhan air bersih. Aktivitas ini sudah berlangsung selama puluhan tahun, mengingat air yang ada di sekitar mereka rasanya asin. Sebab Tanjung Bila merupakan daerah pesisir.


Kepala Dusun Tanjung Bila, Syamsuddin yang ditemui, Selasa (30/7) kemarin, mengakui kondisi warganya. Untuk mencapai mata air ini, bisa menggunakan sepeda motor. Tapi sebagian besar berjalan kaki sejauh 1 kilometer untuk mencapai lokasi. Saat di lokasi, warga juga harus antri menunggu giliran, mengingat area mata air yang ada tidak terlalu besar.


Sebenarnya, banyak potensi mata air di sekitar mata air yang ada sekarang. Untuk menggalinya warga dan pemerintah desa tidak memiliki kemampuan secara finansial, apalagi dilakukan secara manual. Berbagai upaya sudah dilakukan warga untuk mendekatkan air bersih ke pemukiman, dengan cara mengusulkan adanya sumur bor, atau proyek air bersih. Namun beberapa kali usulan belum juga direalisasikan pemerintah. “Jadi seperti inilah nasib kami sampai sekarang. Setiap hari jalan kaki untuk mendapatkan air bersih,” ujarnya.
Baca Juga  Gubernur Jadi Khatib dan Imam Shalat Jumat Pertama Jelang New Normal

Selain mengambil air di mata air, sambung Syamsuddin, warga juga membeli air dari penjual yang datang ke Tanjung Bila 2 kali seminggu. “Harga isi ulang per gallon 10 ribu rupiah. Setiap warga yang membeli air, bisa mengeluarkan uang 50 ribu sampai 100 ribu sekali membeli,” ungkapnya.


Karenanya Syamsuddin berharap pemerintah daerah melalui leading sektor terkait dapat memberikan perhatiannya dengan merealisasikan pengadaan sumur atau proyek air bersih. Sehingga kesulitan warga untuk mendapatkan air selama ini, bisa teratasi.


“Air bersih ini adalah kebutuhan dasar. Bagaimana kami mau sejahtera jika kebutuhan dasar saja tidak terpenuhi,” pungkasnya.


Untuk diketahui, Tanjung Bila didiami 200-an jiwa dari 56 Kepala Keluarga (KK), dengan wajib pilih 170-an orang. Selain air bersih, warga mengalami kesulitan akses transportasi. Sebab pemerintah daerah hanya membangun jalan hotmix dari cabang Labuhan Kuris sampai lokasi tambak. Sedangkan dari lokasi tambak ke Dusun Tanjung Bila sejauh 2 kilometer, jalannya masih tanah, rusak dan berlubang.
Baca Juga  Ini Alasan Bupati KSB Ijinkan Sholat Berjamaah di Masjid

Tak hanya itu, Tanjung Bila termasuk daerah blank spot. Tak ada internet. Untuk berkomunikasi warga harus membeli voucher. (SR)

Post Views: 234


Adblock test (Why?)

Komentar