Neobank: Selamat Datang Bank tanpa Kantor Fisik

ProSumbawa Tranformasi digital
Kemajuan teknologi telah menciptakan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi juga semakin memudahkan pemenuhan kebutuhan manusia. Sebagai makhluk berfikir, kemampuan manusia berinovasi terus meningkat. Perusahaan sebagai entitas bisnis dan inang kapitalisme selalu leading meraup laba, memimpin perubahan, menciptakan budaya baru namun struktur sosial tetap saja bertahan, kelas pemilik modal sang penindas dan kelas buruh sang tertindas.


Demikianlah konstata Karl Marx murid Hegel merumuskan dalil Sosialisme.
Dekade ini, kemajuan teknologi paling spektakuler adalah teknologi informatika dan digitalisasi. Melalui
kemajuan teknologi satelit, jaringan internet semakin cepat dan lengkap membantu konektivitas kegiatan
manusia dan organisasi. Organisasi bisnis yang kini dalam dinamika tranformasi digital adalah perusahaan
perbankan. Bank, sebagaimana kita kenal selama 2 abad terakhir telah berubah dengan hadirnya Neobank.


Bank tanpa kantor fisik, tanpa kantor cabang dengan furniture yang mewah. Neobank hadir membantu pemenuhan kebutuhan manusia dalam transaksi keuangan, seluruhnya berbasis elektronik. Produk dan jasa yang ditawarkan sama persis seperti produk Bank konvensional. Produk transfer online, menabung online, pembiayaan online hingga jenis investasi online lainnya sebagaimana kita kenal selama
ini.


Pemain utama bukanlah Bank, melainkan perusahaan teknologi dan financial technology yang beroperasi layaknya perusahaan umumnya. Perkembangan berikutnya beberapa Bank konvensional juga membuka layanan online, jadi bermain dua kaki diantaranya seperti Bank Central Asia (BCA).


Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna media social kelima terbesar (183 juta orang/akun) didunia.
Namun, 70% pengguna media social belum digunakan untuk hal-hal positif dan produktif. Inilah tantangan kita bersama.


Akuisisi oleh Neobank Financial technology pada dasarnya bermain dalam pembiyaan online dan investasi online serta pembayaran online. Perusahaan fintech menyiasati regulasi yang ada dan beroperasi seperti Bank. Agar fintech tumbuh dengan baik maka regulasi harus tersedia, sumberdaya manusia professional dan penguasaan teknologi dari masyarakat dan pengguna. Menyediakan modal pembiayaan bagi perusahaan lainnya dan usaha bisnis, dan ada pula fintech yang beroperasi dalam investasi. Secara umum prinsip kehati-hatian (prudentiality) harus dijaga agar pembiayaan online khususnya oleh Neobank agar mampu mencegah tindak pidana pencucian uang dan pidana lainnya. Neobank berwajah ganda, satu rupa perusahaan technology yang beroperasi seperti Bank meski tanpa kantor fisik.online. Wajah kedua adalah Bank konvensional yang membuka layanan online secara terbatas. Uniknya beberapa fintech besar ekspansi dan akuisisi Bank kecil konvensional.
Baca Juga  Salut, Penyandang Tuna Netra Dirikan Klinik Pijat Himatras

Covid-19 akselerasi bisnis online


Jauh sebelum pandemic Covid-19 melanda dunia perkembangan teknologi digital telah dicanangkan oleh sejumlah korporasi dengan dukungan ahli Manajement Informaton System, Computer Programming, dan spesifikasi keahlian digital system berbasis web dan android. Persaingan bisnis korporasi mempercepat inovasi dan kemajuan teknik. Fenomena ini juga terjadi dalam dunia perbankan dan layanan jasa keuangan, investasi dan pembiayaan. Digitalisasi perbankan terkini dikenal dengan kemunculan neobank yakni transformasi bank konvensional menjadi bank tanpa fisik. Neobank secara global telah meraup laba ratusan trilyun rupiah dengan mengembangkan layanan jasa keuangan dan investasi tanpa secara fisik kehadiran kantor cabang, operasional dan karyawan. Neobank dikendalikan oleh sebuah system teknologi dan intelijen bisnis yang menggabungkan antara kecerdasan manusia (IQ) dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam suatu sistem teknologi informasi dan manajemen yang canggih dan komprehensif serta jaringan internet. Customer yang membutuhkan layanan cukup membuka aplikasi layanan digital banking dari bank mitra dan/atau lembaga keuangan mitra. Menu layanan juga sangat beragam dan lengkap mulai dari jasa transfer, saving, hingga monitoring posisi ATM. Lebih jauh jasa
layanan digital tanpa kantor dan tanpa bertemu juga merambah rencana bisnis, merger, akuisisi hingga likuidasi. Fenomena ini telah berkembang pesat dan mengubah posisi skala laba, dan rating perusahaan saat ini dan dimasa depan. Beberapa Bank besar yang lambat dan ketinggalan beradaptasi akan semakin tertinggal. Sebaliknya beberapa bank kecil dan bank papan tengah bagaikan ikan piranha melejit dengan lincah dan cepat mencetak laba dan unggul setelah membuka layanan online.
Baca Juga  Perumda KSB Berlakukan Tarif Baru dan Berikan Subsidi untuk 10.000 Pelanggan

Endgame industry dunia perbankan bagaimana? Karakter bisnis yang kanibal dan kompetisi ketat, disrupsi, mereka yang tak kuat akan ketinggalan. Dengan cepat masuk pemain baru, kecil dan lincah. Lahirnya Financial Technology (FinTech) mengubah segalanya, market, efisiensi, harga, kecepatan, kepuasan nasabah hingga layanan pembayaran online. Fintech pembayaran ( dibawah pengawasan Bank Indonesia), Fintech pembiayaan dibawah pengawasan Ototritas Jasa Keuangan (OJK). Layanan mobile
banking tumbuh pesat. Secara global raksasa teknologi layanan online kartu kredit, Amazone, Google pay, Facebook. The Bank strike bike, revolusi perbankan secara nasional ada inovasi Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN), aplikasi jenius dengan handphone, layaknya bank digital. Bukopin menyusul, UOB dan lainnya tak mau ketinggalan mengembangkan bank digital. Neobank sebuah jenis bank tanpa kantor cabang fisik, 100% digital bank, sejatinya perusahaan teknologi yang berlaku seperti bank. Contoh Bank Jago sangat customer sentrik, fitur canggih, inovatif sangat personal, meski jenis layanan terbatas. Harga sahamnya tumbuh 300% sejak berdiri mengalahkan bank besar konvensional. Kini group toko online Shoppee juga mengakuisisi bank kecil. Fenomena bisnis online
yang tumbuh pesat telah mengubah struktur ekonomi, pemain bisnis. Namun watak dasarnya tidak berubah yakni watak kapitalistik, pertentangan antara kelas pemilik modal dan kelas pekerja. Lebih tepatnya kapitalis digital atau kapitalis pengetahuan yang semakin kokoh dan menguasai struktur ekonomi. Inilah tantangan peradaban digital, idealnya inilah momentum penciptaan kemakmuran dan keadilan ekonomi. (*) 


Post Views: 64


Adblock test (Why?)

Komentar