ProSumbawa Tarsisius Jemat *)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak awal dilantiknya Menteri Nadiem Anwar Makarim terus melakukan transformasi pendidikan dan pemajuan kebudayaan melalui Program Merdeka Belajar di sepanjang tahun 2020 hingga 2023. Sampai dengan detik ini Merdeka Belajar telah mengeluarkan 26 Episode.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2020 Kemendikbud telah menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga episode keenam. Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), mengganti Ujian Nasional (UN), penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Selanjutnya, melansir berbagai media nasional, pada Merdeka Belajar Episode Kedua yaitu Kampus Merdeka. Kemendikbud melakukan penyesuaian di lingkup pendidikan tinggi, di antaranya pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Sementara itu, pada Merdeka Belajar Episode Ketiga, Kemendikbud mengubah mekanisme dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk tahun anggaran 2020. Pada Merdeka Belajar Episode Keempat yaitu Program Organisasi Penggerak (POP). Paket kebijakan ini bertujuan untuk semakin memberdayakan organisasi masyarakat dalam membangun Sekolah Penggerak. Pada 3 Juli 2020, Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima: Guru Penggerak. Arah program Guru Penggerak berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik, pelatihan yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on-the-job coaching.
Kemudian pada 3 November 2020, Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar Episode Keenam: Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi yang diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka mendukung visi Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, salah satunya melalui transformasi pendidikan tinggi agar mampu mencetak lebih banyak lagi talenta-talenta yang mampu bersaing di tingkat dunia.
Delapan prioritas Merdeka Belajar 2021 Mendikbudristek Nadiem Makarim di berbagai kesempatan mengatakan, prioritas Merdeka Belajar 2021 telah berfokus pada delapan prioritas; KIP Kuliah dan KIP Sekolah, Digitalisasi Sekolah, Prestasi dan penguatan karakter, Guru Penggerak, Kurikulum Baru, Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Kampus Merdeka Prioritas dan Pemajuan Kebudayaan dan Bahasa.
Baca Juga Koleksi 9 Medali, SMANDA Juara Umum Karate Liga Pelajar
Khusus pada program kedelapan ini Kemendikbud akan memberikan apresiasi dan peningkatan SDM kepada 5.225 orang di 994 satuan pendidikan,mengadakan kegiatan dan program publik dengan sasaran 619.515 orang, 450 layanan, 352 kegiatan dan satu platform holistik, pengelolaan cagar budaya dan warisan budaya tak benda pada 72.305 unit, penguatan desa dan fasilitas bidang kebudayaan kepada 359 desa dan 260 kelompok masyarakat, serta layanan kepercayaan dan masyarakat adat kepada 1.031 orang di 25 wilayah adat.
Selain itu, Kemendikbud menyasar pembinaan bahasa dan sastra bagi 4.117 penutur bahasa, pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra bagi 200 lembaga, dan pelaksanaan tugas teknis pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra di daerah bagi 21.132 penutur bahasa.
Dari berbagai program Merdeka Belajar yang telah penulis uraikan di atas, berikut kita akan melihat tingkat kepuasan publik masyarakat terhadap kinerja Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam 3 tahun terakhir ini. Berikut ini penulis uraikan hasil yang digagas oleh Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) yang penulis lansir dari Beritasatu.com pada bulan lalu.
Dalam survei yang digagas Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI), total skor untuk program Merdeka Belajar Kampus Merdeka tersebut mencapai 91,3 persen atau masuk pada kategori skala paling tinggi. Nilai paling tinggi ada pada aspek manfaat dan kelanjutan program.
Sementara itu, Direktur Lembaga ASI, Ali Rifan, ada enam poin dalam mengukur kebijakan tersebut, yakni pertukaran mahasiswa, magang, membangun desa (KKN tematik), asistensi mengajar di sekolah, studi/proyek independen, dan proyek kemanusiaan relawan covid/vaksin
“Para penerima program merasa mendapatkan manfaat dari program ini dan berharap program dapat dilanjutkan di tahun depan. Dari aspek nilai akumulatif, semua bagian yang diukur itu mendapatkan tune positif dari penerima manfaat program,” ujar Ali Rifan dalam kesempatan tersebut.
Responden survei pun terdiri dari pimpinan perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Survei dilakukan untuk mengetahui bagaimana aspirasi dan persepsi masyarakat kampus terhadap Program Kampus Merdeka. Di samping itu, hasil survei ini dapat menjadi bahan evaluasi atas Program Kampus Merdeka untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas Program Kampus Merdeka. Survei ini juga dapat dijadikan bahan konfirmasi apakah program Program Kampus Merdeka (Merdeka Belajar Episode ke-2) sudah tepat atau belum sebagai upaya perbaikan di tahun depan.
Baca Juga 64,8% Masyarakat Sumbawa Optimis Covid-19 Berakhir April 2020
Kemudian merilis hasil survei yang pernah dipublikasikan oleh Indikator pada tahun 2022 lalu, bila dilihat kinerja Mendikbudristek, mayoritas merasa cukup puas/sangat puas dengan kinerja Nadiem Makarim. Ada sebanyak 63,6% masyarakat menyatakan cukup puas dan 5,8% masyarakat menyatakan sangat puas. Hanya ada 23,5% masyarakat yang menyatakan kurang puas dan 2,1% menyatakan tidak puas sama seklai.
Dari hasil survei mencatat ada sebanyak 3,4% masyarakat merasa sangat puas dan 64,4% merasa cukup puas. Kemudian ada sebanyak 23,2% merasa kurang puas dan 2,7% tidak puas sama sekali. Selanjutnya, mayoritas masyarakat merasa cukup percaya/sangat percaya Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek. Survei mencatat ada 6,7% masyarakat sangat percaya dan 59,2% cukup percaya kepada Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek.
Hanya 19% masyarakat antara percaya dan tidak percaya, serta 8,3% yang tidak percaya dan 1,5% menyatakan sangat tidak percaya. Dengan program-program Kemendikbudristek tersebut, saat ini Mendikbudristek Nadiem Makarim mulai dikenal oleh makin banyak warga. Dan di antara yang tahu Nadiem Makarim, cukup banyak yang suka padanya. Warga juga menilai positif kinerja Nadiem Makarim, program-program yang dicanangkannya, serta percaya bahwa ia bisa membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih, berumur 17 tahun atau sudah menikah. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random dengan jumlah sampel sebanyak 1.520 orang dan margin error sekitar 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara profesional dan diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara selama tanggal 7-12 April 2022.
*) Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
Post Views: 75
Adblock test (Why?)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak awal dilantiknya Menteri Nadiem Anwar Makarim terus melakukan transformasi pendidikan dan pemajuan kebudayaan melalui Program Merdeka Belajar di sepanjang tahun 2020 hingga 2023. Sampai dengan detik ini Merdeka Belajar telah mengeluarkan 26 Episode.
Sebelumnya, sepanjang tahun 2020 Kemendikbud telah menghadirkan terobosan Merdeka Belajar episode pertama hingga episode keenam. Pada Merdeka Belajar episode pertama, Kemendikbud menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan di antaranya menghapus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), mengganti Ujian Nasional (UN), penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan mengatur kembali Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Selanjutnya, melansir berbagai media nasional, pada Merdeka Belajar Episode Kedua yaitu Kampus Merdeka. Kemendikbud melakukan penyesuaian di lingkup pendidikan tinggi, di antaranya pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Sementara itu, pada Merdeka Belajar Episode Ketiga, Kemendikbud mengubah mekanisme dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk tahun anggaran 2020. Pada Merdeka Belajar Episode Keempat yaitu Program Organisasi Penggerak (POP). Paket kebijakan ini bertujuan untuk semakin memberdayakan organisasi masyarakat dalam membangun Sekolah Penggerak. Pada 3 Juli 2020, Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar Episode Kelima: Guru Penggerak. Arah program Guru Penggerak berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik, pelatihan yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on-the-job coaching.
Kemudian pada 3 November 2020, Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar Episode Keenam: Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi yang diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka mendukung visi Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, salah satunya melalui transformasi pendidikan tinggi agar mampu mencetak lebih banyak lagi talenta-talenta yang mampu bersaing di tingkat dunia.
Delapan prioritas Merdeka Belajar 2021 Mendikbudristek Nadiem Makarim di berbagai kesempatan mengatakan, prioritas Merdeka Belajar 2021 telah berfokus pada delapan prioritas; KIP Kuliah dan KIP Sekolah, Digitalisasi Sekolah, Prestasi dan penguatan karakter, Guru Penggerak, Kurikulum Baru, Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Kampus Merdeka Prioritas dan Pemajuan Kebudayaan dan Bahasa.
Baca Juga Koleksi 9 Medali, SMANDA Juara Umum Karate Liga Pelajar
Khusus pada program kedelapan ini Kemendikbud akan memberikan apresiasi dan peningkatan SDM kepada 5.225 orang di 994 satuan pendidikan,mengadakan kegiatan dan program publik dengan sasaran 619.515 orang, 450 layanan, 352 kegiatan dan satu platform holistik, pengelolaan cagar budaya dan warisan budaya tak benda pada 72.305 unit, penguatan desa dan fasilitas bidang kebudayaan kepada 359 desa dan 260 kelompok masyarakat, serta layanan kepercayaan dan masyarakat adat kepada 1.031 orang di 25 wilayah adat.
Selain itu, Kemendikbud menyasar pembinaan bahasa dan sastra bagi 4.117 penutur bahasa, pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra bagi 200 lembaga, dan pelaksanaan tugas teknis pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra di daerah bagi 21.132 penutur bahasa.
Dari berbagai program Merdeka Belajar yang telah penulis uraikan di atas, berikut kita akan melihat tingkat kepuasan publik masyarakat terhadap kinerja Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam 3 tahun terakhir ini. Berikut ini penulis uraikan hasil yang digagas oleh Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) yang penulis lansir dari Beritasatu.com pada bulan lalu.
Dalam survei yang digagas Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI), total skor untuk program Merdeka Belajar Kampus Merdeka tersebut mencapai 91,3 persen atau masuk pada kategori skala paling tinggi. Nilai paling tinggi ada pada aspek manfaat dan kelanjutan program.
Sementara itu, Direktur Lembaga ASI, Ali Rifan, ada enam poin dalam mengukur kebijakan tersebut, yakni pertukaran mahasiswa, magang, membangun desa (KKN tematik), asistensi mengajar di sekolah, studi/proyek independen, dan proyek kemanusiaan relawan covid/vaksin
“Para penerima program merasa mendapatkan manfaat dari program ini dan berharap program dapat dilanjutkan di tahun depan. Dari aspek nilai akumulatif, semua bagian yang diukur itu mendapatkan tune positif dari penerima manfaat program,” ujar Ali Rifan dalam kesempatan tersebut.
Responden survei pun terdiri dari pimpinan perguruan tinggi, dosen, dan mahasiswa di seluruh Indonesia. Survei dilakukan untuk mengetahui bagaimana aspirasi dan persepsi masyarakat kampus terhadap Program Kampus Merdeka. Di samping itu, hasil survei ini dapat menjadi bahan evaluasi atas Program Kampus Merdeka untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas Program Kampus Merdeka. Survei ini juga dapat dijadikan bahan konfirmasi apakah program Program Kampus Merdeka (Merdeka Belajar Episode ke-2) sudah tepat atau belum sebagai upaya perbaikan di tahun depan.
Baca Juga 64,8% Masyarakat Sumbawa Optimis Covid-19 Berakhir April 2020
Kemudian merilis hasil survei yang pernah dipublikasikan oleh Indikator pada tahun 2022 lalu, bila dilihat kinerja Mendikbudristek, mayoritas merasa cukup puas/sangat puas dengan kinerja Nadiem Makarim. Ada sebanyak 63,6% masyarakat menyatakan cukup puas dan 5,8% masyarakat menyatakan sangat puas. Hanya ada 23,5% masyarakat yang menyatakan kurang puas dan 2,1% menyatakan tidak puas sama seklai.
Dari hasil survei mencatat ada sebanyak 3,4% masyarakat merasa sangat puas dan 64,4% merasa cukup puas. Kemudian ada sebanyak 23,2% merasa kurang puas dan 2,7% tidak puas sama sekali. Selanjutnya, mayoritas masyarakat merasa cukup percaya/sangat percaya Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek. Survei mencatat ada 6,7% masyarakat sangat percaya dan 59,2% cukup percaya kepada Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek.
Hanya 19% masyarakat antara percaya dan tidak percaya, serta 8,3% yang tidak percaya dan 1,5% menyatakan sangat tidak percaya. Dengan program-program Kemendikbudristek tersebut, saat ini Mendikbudristek Nadiem Makarim mulai dikenal oleh makin banyak warga. Dan di antara yang tahu Nadiem Makarim, cukup banyak yang suka padanya. Warga juga menilai positif kinerja Nadiem Makarim, program-program yang dicanangkannya, serta percaya bahwa ia bisa membawa pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih, berumur 17 tahun atau sudah menikah. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random dengan jumlah sampel sebanyak 1.520 orang dan margin error sekitar 2,6% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara profesional dan diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara selama tanggal 7-12 April 2022.
*) Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
Post Views: 75
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar