ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (2 Desember 2023) – Rumah Sakit Terapung Satria Airlangga menemukan sejumlah warga di Pulau Moyo dan Pulau Medang mengidap penyakit jantung bawaan (PJB). Dari sejumlah pengidap ini, 2 orang dirujuk ke Surabaya untuk menjalani tindakan operasi.
Perwakilan Departemen Bedah Universitas Airlangga, dr. Sisca Dwi Agustina yang dikonfirmasi media ini, Jumat (1/12) malam, mengakui hal itu. Untuk pengidap penyakit jantung bawaan yang akan dirujuk berjumlah 7 orang, dua di antaranya dari Sumbawa sebagai hasil pelayanan kesehatan di Pulau Moyo dan Pulau Medang. Selebihnya dari Lombok Timur dan KSB—sebagai lokasi sasaran kegiatan Bhakti Nusantara Rumah Sakit Terapung Satria Airlangga. Para penderita ini berusia dari 1 tahun hingga 23 tahun.
“Untuk PJB, penanganannya itu 25 persen membutuhkan tindakan operasi karena kelainan jantung bawaan yang perlu dilakukan koreksi oleh dokter bedah jantung di Surabaya. Kami akan lakukan kerjasama dengan pemerintah untuk pembiayaan melalui asuransi kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah,” kata dr. Sisca.
Baca Juga RSUD Bantah Penanganan Musdalifah Terlambat
Tidak hanya PJB, lanjut dr. Sisca, tim juga mengidentifikasi penderita maupun warga yang berisiko stunting. Untuk penanganannya, tim melakukan penyuluhan kepada pasien, kader selaku tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat agar lebih selaras lagi pemahamannya.
Untuk diketahui lanjut dr. Sisca, Rumah Sakit Terapung Satria Airlangga sudah melaksanakan kegiatan ini sejak Tahun 2017 dengan pelayanan ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Tahun ini melaksanakan kegiatan tersebut di NTB khususnya Lotim, Sumbawa Barat, dan Sumbawa.
“Kami melakukan pelayanan spesialistik yang biasanya sulit dijangkau oleh masyarakat kepulauan baik karena pembiayaan, jarak maupun cuaca sehingga kesulitan keluar dari pulau untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit kota. Sehingga program hasil kerjasama dengan PT Amman Mineral ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan. Seperti pelayanan bedah, kardiologi, pediatric, kandungan, dan penyakit dalam,” pungkasnya. (SR)
Post Views: 186
Adblock test (Why?)
Perwakilan Departemen Bedah Universitas Airlangga, dr. Sisca Dwi Agustina yang dikonfirmasi media ini, Jumat (1/12) malam, mengakui hal itu. Untuk pengidap penyakit jantung bawaan yang akan dirujuk berjumlah 7 orang, dua di antaranya dari Sumbawa sebagai hasil pelayanan kesehatan di Pulau Moyo dan Pulau Medang. Selebihnya dari Lombok Timur dan KSB—sebagai lokasi sasaran kegiatan Bhakti Nusantara Rumah Sakit Terapung Satria Airlangga. Para penderita ini berusia dari 1 tahun hingga 23 tahun.
“Untuk PJB, penanganannya itu 25 persen membutuhkan tindakan operasi karena kelainan jantung bawaan yang perlu dilakukan koreksi oleh dokter bedah jantung di Surabaya. Kami akan lakukan kerjasama dengan pemerintah untuk pembiayaan melalui asuransi kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah,” kata dr. Sisca.
Baca Juga RSUD Bantah Penanganan Musdalifah Terlambat
Tidak hanya PJB, lanjut dr. Sisca, tim juga mengidentifikasi penderita maupun warga yang berisiko stunting. Untuk penanganannya, tim melakukan penyuluhan kepada pasien, kader selaku tenaga kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat agar lebih selaras lagi pemahamannya.
Untuk diketahui lanjut dr. Sisca, Rumah Sakit Terapung Satria Airlangga sudah melaksanakan kegiatan ini sejak Tahun 2017 dengan pelayanan ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Tahun ini melaksanakan kegiatan tersebut di NTB khususnya Lotim, Sumbawa Barat, dan Sumbawa.
“Kami melakukan pelayanan spesialistik yang biasanya sulit dijangkau oleh masyarakat kepulauan baik karena pembiayaan, jarak maupun cuaca sehingga kesulitan keluar dari pulau untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit kota. Sehingga program hasil kerjasama dengan PT Amman Mineral ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan. Seperti pelayanan bedah, kardiologi, pediatric, kandungan, dan penyakit dalam,” pungkasnya. (SR)
Post Views: 186
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar