ProSumbawa TUGAS KELOMPOK 1
MAHASISWA PASCA SARJANA UTS
NAMA : HASLANSYAH, MASTUR AZIZ, RIZKA IRJIBA dan ADE PUTRI ALLYAH
MATA KULIAH : MANAJEMEN KURIKULUM
JURNAL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Abstrak
Tujuan dari Penelitian ini untuk mendalami pengembangan kurikulum dan implementasi di SD Islam Terpadu Imam bukhori. Pengembangan kurikulum sangat penting untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Dalam Kajian ini akan fokus membahas dua aspek mendasar dari pengembangan kurikulum; dasar dan tujuan kurikulum. literatur yang dibahas mengungkapkan bahwa kurikulum yang dipakai oleh sekolah tidak hanya terbatas pada satuan mata pelajaran dan proses belajar mengajar ( PBM ) tetapi juga pada semua proses yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter peserta didik sebagaimana yang disyaratkan oleh tujuan pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum bertujuan untuk mengadaptasi antara pendidikan dan perubahan sosial serta mengeksplorasi pengetahuan yang belum tersentuh. Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam bukhori mengembangkan kurikulum yang telah diberikan pemerintah menjadi Twin Program yaitu penggabungan 2 kurikulum sekaligus antar kurikulum Kemendikbud ( Pusat ) dan Kurikulum Kemenag ( kementrian Agama ). Kurikulum yang diterapkan oleh SD Islam Terpadu Imam bukhori lebih berfokus terhadap pembinaan sikapkarakter, baik sikap sosial maupun sikap spiritual.
Kata Kunci : Kurikulum, Pengembangan, Implementasi
THE DEVELOPMENT OF THE IMPLEMENTATION OF THE LEARNING CURRICULUM IN SD ISLAM TERPADU IMAM BUKHORI
Abstract
The aim of this research is to explore curriculum development and implementation at Imam Bukhori Integrated Islamic Elementary School. Curriculum development is very important to study from various points of view. This study will focus on discussing two fundamental aspects of curriculum development; basics and objectives of the curriculum. The literature discussed reveals that the curriculum used by schools is not only limited to subject units and teaching and learning processes (PBM) but also to all processes that influence the development and character formation of students as required by national education goals. Curriculum development aims to adapt education and social change and explore untapped knowledge. Imam Bukhori Integrated Islamic Elementary School developed the curriculum that had been provided by the government into a Twin Program, namely combining 2 curricula at once between the Ministry of Education and Culture (Central) curriculum and the Ministry of Religion (Ministry of Religion) curriculum. The curriculum implemented by Imam Bukhori Integrated Islamic Elementary School focuses more on developing character attitudes, both social attitudes and spiritual attitudes.
Keywords: Curriculum, Development, Implementation
Pendahuluan
Dunia Pendidikan adalah merupakan faktor yang paling penting dalam membangun bangsa, pendidikan berperan untuk mengembangkan pola fikir manusia serta meningkatkan mutu kehidupan dan harkat martabat manusia. Pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan pesat dalam segala bidang termasuk pada bidang kurikulum. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, kurikulum sangat dibutuhkan menjadi pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar ( PBM ). Pendidikan tidak lepas dari kuriukulum, karena kurikulum merupakan suatu program yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan. Kurikulum pada awalnya hanya dipandang sebagai kumpulan dari beberapa mata pelajaran kemudian berubah makna menjadi kumpulan semua kegiatan atau semua pengalaman proses belajar mengajar yang diberikan kepada seluruh siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan (Hermawan, Juliani, dan Widodo 2020, 38). Hal ini bahwa kurikulum sudah mengalami perkembangan sesuai zaman.
Pada hakikatnya pengembangan suatu kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana gagasan dan aturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan untuk dapat mencapai tujuan tertentu dalam sebuah lembaga. Pengembangan suatu kurikulum diarahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan suatu kurikulum
Mengingat ssangat pentingnya peran kurikulum dalam Lembaga pendidikan, maka dalam penyusunannya harus mengacu pada landasan yang kuat dan kokoh. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi juga harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu pengawas pendidikan atau coordinator wilayah dan para bapak ibu guru serta pihak-pihak lainnya yang terkait dengan tugas- tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Metode Penelitian
dalam penelitian ini yang digunakan Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif. Denzin dan Lincoln (Hardiansyah, 2012) mengatakan penelitian kualitatif lebih ditunjukan mencapai suatu pemahaman yang mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus dari pada mendeskripsikan bagian pemuka dari sampel besar dari sebuah populasi. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian ilmiah yang lebih untuk dimaksud serta memahami problem manusia dalam kehidupan bersosial.
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan atau mendeskriptifkan secara terperinci bagaimana fenomena sosial tertentuh. Metode studi kasus kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi Pengembangan dan Implementasi Kurikulum oleh SD Islam Terpadu Imam bukhori terhadap kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dasar. Metode pengumpulan data primer dengan cara wawancara semi-terstruktur sedangkan data sekunder dikumpulkan dari data yang dipublikasikan seperti artikel jurnal-jurnal dan buku.
Penelitian ini terbatas pada ukuran sampel 2 narasumber yaitu Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SD Islam Terpadu Imam bukhori Taliwang. Penelitian yang kami lakukan adalah studi kasus eksplorasi dan sampel kami pilih menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian kualitatif, teknik purposive sampling adalah metode yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian tertentu. Tidak ditentukan jumlah batasan responden untuk membuat sampel purposive, asalkan informasi yang diharapkan dapat diperoleh dan dihasilkan (Bernard, 2002).
Untuk melakukan penelitian studi kasus, Creswell (2013) memberikan pengamatan dan beberapa rekomendasi ukuran sampel, yang berkisar tidak lebih dari empat hingga lima kasus. Dalam studi kasus para responden diwawancarai hingga saturasi data tercapai dan tidak ada lagi informasi baru dapat diperoleh (Guest et al., 2006; Krysik dan Finn, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner terbuka, yang terdiri dari dua macam yaitu kuesioner para guru dan kuesioner peserta didik. Semua wawancara, serta izin dan persetujuan, direkam secara audio dan ditranskripkan secara verbal.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengertian Kurikulum
Arti kurikulum Secara etimologis yang berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti pelari dan curir yang berarti tempat berlari. Jadi istilah kurikulum yang berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno, yang berarti tempat yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish. Dapat dipahami jarak ditempuh di sini bermakna kurikulum dengan muatan isi dan materi mata pelajaran yang dijadikan jangka/jarak waktu yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk memperoleh sebuah ijazah. bahasa Arab, kata kurikulum yang biasa digunakan adalah manhaj, yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai tingkatan kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirāsah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media pembelajaran yang dijadikan acuan oleh lembaga dunia pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Sudut Pandang lain dari kurikulum menurut al- Shaybani yang dikutip oleh Hasan Langgulung mengatakan bahwa kurikulum merupakan kumpulan pengalaman pendidikan,sosial, kebudayaan, olahraga, serta ilmu bidang kesenian yang disediakan oleh lembaga pendidikan untuk siswa baik di dalam ataupun diluar lembaga pendidikan dengan tujuan mengembangkan secara menyeluruh dalam seluruh aspek dan mengubah tingkah laku sesuai tujuan dari Pendidikan. Bagian ini juga menyajikan hasil sebuah penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan sebuah tabel, gambar, grafik dan bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil dari pengolahan data , menginterpretasikan penemuan secara masuk akal, mengaitkan dari sumber rujukan yang sangat relevan.
menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana aturan mengenai tujuan pendidikan, isi dan bahan mata pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan sebuah kurikulum tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) dan silabus pada satuan pendidikan.
Kurikulum adalah sebuah rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman kerja yang disediakan untuk siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi nilai filsafat, nilai-nilai, ilmu pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli kurikulum, ahli dibidang ilmu, pendidik atau guru, pejabat pendidikan ( Dinas Pendidikan ), pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
Dari definisi tersebut dapat kita menarik kesimpulan bahwa pengertian kurikulum tidak hanya sebatas di bidang studi yang termuat didalamnya maupun kegiatan proses belajarnya saja, tetapi mencakup segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter pribadi peserta didik atau siswa yang sesuai dengan tujuan dari Pendidikan yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dimasa yang akan datang.
2. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan suatu kurikulum mempertimbangan landasan filosofis, teoritis, sosiologis, psiko- pedagogis, dan landasan yuridis (Djuandi, 2013), kurikulum juga mengacu pada pertimbangan yang bertalian dengan prinsip pengembangan suatu kurikulum digunakan sebagai kaidah yang harus dilaksanakan dan menjiwai suatu kurikulum yang akan dibuat atau dikembangkan. Prinsip-prinsip pengembangan suatu kurikulum dapat dikembangkan secara mandiri, atau menggunakan prinsip yang sudah ada, serta berkembang dalam kehidupan. Oleh karenanya, akan mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda antara satu lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya (Djuandi, 2013; Hanif, 2014; dan Suarga, 2017).
Menurut Robert M. Diamond (1989), dan sarjana lainnya, pengembangan program dalam konteks pengembangan kurikulum akan berkenaan pada dua hal, yaitu: pengembangan suatu bidang studi/ mata kuliah/mata pelajaran (course); dan pengembangan kurikulum pendidikan secara menyeluruh (curriculum). Keduanya (course dan curriculum) memiliki peran untuk saling berhubungan, saling bergantungan dan saling mempengaruhi (Diamond, 1989:41; Hamalik, 2007;dan Suwadi, 2016).
Ada berbagai landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan social budaya, filosofis, psikologis, serta perkembangan ilmu dan teknologi (Sukmadinata, 1988:42). Landasan tersebut dihasilkan melalui pikiran dan sebuah penelitian yang bersifat mendalam dan komprehensif, yang pada hakikatnya berupa bahan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh para pengembang suatu kurikulum dalam mengembangkan kurikulum pada lembaga pendidikan, baik secara makro maupun mikro (Sukmadinata, 1988; Hamalik, 2007; dan Arifin, 2013).
Sesuai dengan hasil penelitian, yaitu Pengembangan Kurikulum SD Islam Terpadu Imam bukhori, mereka memakai penggabungan 2 kurikulum yang mereka sebut twin program. Penggabungan kurikulum Pendidikan Nasional (Kemendikbud) dan kurikulum Kementerian Agama(Kemenag). Dalam melaksanakan pengembangan suatu kurikulum para pengembang kurikulum itu sendiri haruslah sesuai dengan konsep sebuah kurikulum itu sendiri.
Baca Juga Buddha Tidur yang Mendatangkan Duit
3. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan adalah suatu ide atau gagasan dan kepercayaan yang akan menjadi sandaran, suatu prinsip yang mendasari. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum adalah suatu ide atau gagasan, asumsi dan prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan suatu kurikulum agar dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pendidikan, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dituangkan dalam UU No 20 tahun 2003. Secara umum dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam system pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, psikologis, dan sosial- budaya.
Landasan falsafah
filsafat membahas semua masalah yang dihadapi oleh manusia termasuk dalam dunia pendidikan. Walaupun dilihat secara sepintas, filsafat pendidikan ini hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan problem Pendidikan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat (Sukmadinata, 2006). Dalam perkembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan memberikan warna tersendiri terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang akan dikembangkan.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran dari filsafat yang menjadi dasar terhadap pengembangan Model suatu Kurikulum Subjek-Akademis karena aliran ini menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan daripada warisan budaya dan dampak sosial tertentu agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Ketiga aliran ini juga menekankan individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
Filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model suatu Kurikulum Pendidikani karena aliran ini menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar mengajar dan proses belajar mengajar.
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar siswa yang aktif.
Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional. Aliran rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia yang akan dihadapi masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan solusi dari masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
Landasan Psikologis
Siswa adalah individu yang sedang menuju dalam proses perkembangan fisik maupun mental. Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami peserta didik sebagian besar terjadi karena kegiatan belajar mengajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari perkembangan suatu kurikulum yaitu psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar mengajar terhadap peserta didik. Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode pembalajaran serta teknik-teknik penilaian. Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa. Sedangkan psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar
Landasan Sosial dan Budaya
Siswa berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan formal maupun informal. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik, sumber daya, suku dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi dunia pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul generasi yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti, memahami dan mampu membangun kehidupan dalam lingkungan masyakat. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Contoh nyata saat ini kurikulum muatan lokal yang sudah dilaksanakan disebagian besar sekolah adalah mata pelajaran Keterampilan, Kesenian, masakan dan Bahasa Daerah
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kemajuan zamanyang ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi produk-produk yang dihasilkannya. Hampir semua segi kehidupan dewasa ini tidak terlepas dari keterlibatan IPTEK mulai dari kehidupan yang paling sederhana sampai kehidupan yang komplek dan beradaban yang paling tinggi.
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah secara signifikan tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum Pendidikan disekolah selayaknya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi percepatan perkembangan zaman dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia.
Dari empat dasar yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa faktor penting yang merupakan dasar pengembangan sebuah kurikulum yang perlu diperhatikan di mana pengembangan kurikulum sejatinya dilaksanakan secara terus menerus dan dinamis. Pengembangan kurikulum bukanlah hal yang malah merumitkan sistem Pendidikan dan pembelajaran, melainkan sebuah langkah antisifatif dalam merespon perubahan zaman dan perkembangan yang pesat seperti perubahan sosial yang terus melaju tanpa henti.
4. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. supaya kurikulum yang sedang dipakai benar-benar sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum pendidikan. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan peserta didik secara maksimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat. Dalam prinsip pengembangan kurikulum pendidikan dibagi kedalam dua prinsip yaitu prinsip pengembangan umum dan prinsip pengembangan khusus.
Prinsip-prinsip umum dalam pengembangan kurikulum pendidikan, yaitu: prinsip kontinuitas, relevansi, fleksibilitas, praktis/ efisiensi, dan efektivitas. Prinsip relevansi, mencakup relevansi secara internal dan eksternal. Secara internal, menyangkut relevansi yang terjadi di antara komponen kurikulum pendidikan (tujuan, isi/bahan, strategi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal, menyangkut relevansi antara komponen kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat (Nasution, 1991; Amri, 2013; dan Mulyasa, 2013).
Prinsip fleksibilitas, menyangkut suatu pertimbangan dalam sifat kurikulum yang akan dikembangkan, yaitu luwes, lentur, atau fleksibel, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan keadaan, tempat, waktu, kondisi yang dihadapi, dan selalu berkembang; dalam kaitan ini, menyangkut pula pertimbangan terhadap keberadaan peserta didik dalam hal kemampuan dan latar belakang kehidupannya (Hamalik, 2007; Arifin, 2013; dan Anwar, 2014).
Prinsip kontinuitas adalah kesinambungan dalam kurikulum pendidikan, baik secara vertikal, yakni secaraberjenjang atau bertahap dan secara horizontal, baik dalam tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, dan antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan (Hamalik, 2007; Rulia, 2017; dan Suarga, 2017). Prinsip praktis/efisiensi adalah mengusahakan agar kegiatan dan kemampuan tidak mubazir dalam segala hal, seperti: waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain, yang harus dilakukan secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai (Hamalik, 2007; Muktiana, 2015; dan Rulia, 2017).
Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum pendidikan mencapai tujuan dengan secara tepat, baik secara kualitas maupun kuantitas (Hamalik, 2007; Kamal, 2014; dan Muktiana, 2015). Para ahli kurikulum memandang bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu siklus dari adanya keterjalinan hubungan antara komponen kurikulum, yaitu antara komponen, tujuan, kegiatan, dan evaluasi. Keempat komponen yang merupakan suatu siklus tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi satu sama lain (Sukmadinata, 1988; Hamalik, 2007; dan Arifin, 2013).
Sedangkan prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum, prinsip – prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
Pertama, prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan yaitu menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan arah semua program kegiatan pendidikan. Perumusan komponen- komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan mencangkup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, menengah, dan pendek (tujuan khusus). Kedua, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu penjabaran tujuan dari pendidikan, isi bahan pelajaran, dan Unit-unit kurikulum pendidikan yang tersusun secara sistematis dan logis.
Ketiga, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan metode dan tekhnik mengajar dan pencapaian hasil pembelajaran. Keempat, prinsip berkenaan dengan pemilihan media pembelajarab dan alat pengajaran. Dan yang kelima, prinsip berkenaan dengan proses penilaian penilaian.
Baca Juga Ponpes Dea Malela Sabet Juara Umum Marching Band Adhyaksa Cup 2018
5. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Tujuan pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik. Perumusan tujuan belajar diperlukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan feed back dengan lingkungan sosial,Masyarakat, budaya dan alam sekitarnya (Hamalik (2007: 177). Tujuan kurikulum merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan, karena dari tujuan inilah kurikulum yang sudah disusun oleh lembaga dan dapat dicapai sebagaimana yang diinginkan oleh suatu lembaga pendidikan dalam mencetak lulusan sekolahnya.
Untuk itu, pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia herus sejalan dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 (UU Sisdiknas) pasal (3), yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik atau siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab. Tujuan pengembangan kurikulum pendidkan juga harus memperhatikan tujuan institusional (tujuan lembaga/satuan pendidikan), tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), dan tujuan instruksional (tujuan pembelajaran). Semuanya perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum. Di sisi lain dapat ditegaskan bahwa tujuan pengembangan kurikulum tidak bisa lepas dari tujuan pendidikan itu sendiri, sebab kurikulum merupakan ujung tombak ideal dari visi, misi dan tujuan pendidikan suatu negara.
6. Implementasi Kurikulum Serta Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum
Menurut Hamalik (2016:238) Implementasi kurikulum adalah pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan pada tahap sebelumnya, kemudian di uji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan emosional, intelektual, serta fisiknya. Implementasi ini juga sekaligus merupakan penelitian lapangan untuk keperluan validasi sistem kurikulum itu sendiri. Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. Pengembangan program mancakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu juga ada program pembimbingan peserta didik dan konseling atau program remedial.
Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik tersebut. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum Pendidikan persemester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan avaluasi dan pelaksanaan kurikulum.
Salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengordinasikan, menggerakan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penetu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu dalam menyukseskan implementasi kurikulum diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan, dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. agar kurikulum yang dijalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan
Pengembangan kurikulum merupakan inti dalam penyelenggaraan pendidikan. Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu landasan filosofis, psikologis, sosial-budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi. Landasan tersebut dihasilkan melalui pemikiran dan penelitian yang bersifat mendalam dan komprehensif, yang pada hakikatnya berupa bahan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh para pengembang kurikulum dalam mengembangkan kurikulum pada lembaga pendidikan, baik secara makro maupun mikro.
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada prinsip pengembangan kurikulum yang harus diperhatikan yang dibagi kedalam dua prinsip. Kedua prinsip pengembangan kurikulum tersebut yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Sedangkan Tujuan pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 (UU Sisdiknas) pasal (3).
Pengembangan kurikulum dapat tergolong sukses jika Implementasi kurikulum di sekolah berjalan baik dan salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengordinasikan, menggerakan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penetu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Daftar pustaka
[1] Alhaddad, M. R. (2018, Juni ). Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam. Jurnal Tarbiyah Islamiah : Raudhah Vol.3 No.1.
[2] Amiruddin , & Syafaruddin. (2017). Manajemen Kurikulum. Medan: Perdana Mulya Sarana.
[3] Atwi, S. (2001). Mengajar di Perguruan Tinggi (Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum. Departemen pendidikan Nasional.
[4] Bahri, S. (2011, Agustus ). Pengembangan Kurikulum “Dasar dan Tujuannya”. Jurnal Ilmiah : Islam Futura, Volume XI, No.1, 16-34.
[5] Lazwardi, D. (2017, Juni). Manajemen Kurikulum Sebagai Pengembangan Tujuan Pendidikan. Jurnal Kependidikan Islam : Al-Idarah, Volume 7, No. 1, 99-112.
[6] Purwadhi. (2019, September ). Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI. Mimbar Pendidikan : Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4, No.2 , 103-113.
[7] Wahyudin. (2018, November). Optimasi Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal kependidikan, Volume 6, No.2, 249- 265.
[8] Winarso, W. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon: CV.Confident.
Post Views: 21
Adblock test (Why?)
MAHASISWA PASCA SARJANA UTS
NAMA : HASLANSYAH, MASTUR AZIZ, RIZKA IRJIBA dan ADE PUTRI ALLYAH
MATA KULIAH : MANAJEMEN KURIKULUM
JURNAL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Abstrak
Tujuan dari Penelitian ini untuk mendalami pengembangan kurikulum dan implementasi di SD Islam Terpadu Imam bukhori. Pengembangan kurikulum sangat penting untuk dikaji dari berbagai sudut pandang. Dalam Kajian ini akan fokus membahas dua aspek mendasar dari pengembangan kurikulum; dasar dan tujuan kurikulum. literatur yang dibahas mengungkapkan bahwa kurikulum yang dipakai oleh sekolah tidak hanya terbatas pada satuan mata pelajaran dan proses belajar mengajar ( PBM ) tetapi juga pada semua proses yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter peserta didik sebagaimana yang disyaratkan oleh tujuan pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum bertujuan untuk mengadaptasi antara pendidikan dan perubahan sosial serta mengeksplorasi pengetahuan yang belum tersentuh. Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam bukhori mengembangkan kurikulum yang telah diberikan pemerintah menjadi Twin Program yaitu penggabungan 2 kurikulum sekaligus antar kurikulum Kemendikbud ( Pusat ) dan Kurikulum Kemenag ( kementrian Agama ). Kurikulum yang diterapkan oleh SD Islam Terpadu Imam bukhori lebih berfokus terhadap pembinaan sikapkarakter, baik sikap sosial maupun sikap spiritual.
Kata Kunci : Kurikulum, Pengembangan, Implementasi
THE DEVELOPMENT OF THE IMPLEMENTATION OF THE LEARNING CURRICULUM IN SD ISLAM TERPADU IMAM BUKHORI
Abstract
The aim of this research is to explore curriculum development and implementation at Imam Bukhori Integrated Islamic Elementary School. Curriculum development is very important to study from various points of view. This study will focus on discussing two fundamental aspects of curriculum development; basics and objectives of the curriculum. The literature discussed reveals that the curriculum used by schools is not only limited to subject units and teaching and learning processes (PBM) but also to all processes that influence the development and character formation of students as required by national education goals. Curriculum development aims to adapt education and social change and explore untapped knowledge. Imam Bukhori Integrated Islamic Elementary School developed the curriculum that had been provided by the government into a Twin Program, namely combining 2 curricula at once between the Ministry of Education and Culture (Central) curriculum and the Ministry of Religion (Ministry of Religion) curriculum. The curriculum implemented by Imam Bukhori Integrated Islamic Elementary School focuses more on developing character attitudes, both social attitudes and spiritual attitudes.
Keywords: Curriculum, Development, Implementation
Pendahuluan
Dunia Pendidikan adalah merupakan faktor yang paling penting dalam membangun bangsa, pendidikan berperan untuk mengembangkan pola fikir manusia serta meningkatkan mutu kehidupan dan harkat martabat manusia. Pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan pesat dalam segala bidang termasuk pada bidang kurikulum. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, kurikulum sangat dibutuhkan menjadi pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar ( PBM ). Pendidikan tidak lepas dari kuriukulum, karena kurikulum merupakan suatu program yang telah direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan. Kurikulum pada awalnya hanya dipandang sebagai kumpulan dari beberapa mata pelajaran kemudian berubah makna menjadi kumpulan semua kegiatan atau semua pengalaman proses belajar mengajar yang diberikan kepada seluruh siswa dalam rangka mencapai suatu tujuan pendidikan (Hermawan, Juliani, dan Widodo 2020, 38). Hal ini bahwa kurikulum sudah mengalami perkembangan sesuai zaman.
Pada hakikatnya pengembangan suatu kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari bagaimana gagasan dan aturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan untuk dapat mencapai tujuan tertentu dalam sebuah lembaga. Pengembangan suatu kurikulum diarahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan suatu kurikulum
Mengingat ssangat pentingnya peran kurikulum dalam Lembaga pendidikan, maka dalam penyusunannya harus mengacu pada landasan yang kuat dan kokoh. Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi juga harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu pengawas pendidikan atau coordinator wilayah dan para bapak ibu guru serta pihak-pihak lainnya yang terkait dengan tugas- tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Metode Penelitian
dalam penelitian ini yang digunakan Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif. Denzin dan Lincoln (Hardiansyah, 2012) mengatakan penelitian kualitatif lebih ditunjukan mencapai suatu pemahaman yang mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus dari pada mendeskripsikan bagian pemuka dari sampel besar dari sebuah populasi. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian ilmiah yang lebih untuk dimaksud serta memahami problem manusia dalam kehidupan bersosial.
Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan atau mendeskriptifkan secara terperinci bagaimana fenomena sosial tertentuh. Metode studi kasus kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi Pengembangan dan Implementasi Kurikulum oleh SD Islam Terpadu Imam bukhori terhadap kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dasar. Metode pengumpulan data primer dengan cara wawancara semi-terstruktur sedangkan data sekunder dikumpulkan dari data yang dipublikasikan seperti artikel jurnal-jurnal dan buku.
Penelitian ini terbatas pada ukuran sampel 2 narasumber yaitu Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SD Islam Terpadu Imam bukhori Taliwang. Penelitian yang kami lakukan adalah studi kasus eksplorasi dan sampel kami pilih menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian kualitatif, teknik purposive sampling adalah metode yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian tertentu. Tidak ditentukan jumlah batasan responden untuk membuat sampel purposive, asalkan informasi yang diharapkan dapat diperoleh dan dihasilkan (Bernard, 2002).
Untuk melakukan penelitian studi kasus, Creswell (2013) memberikan pengamatan dan beberapa rekomendasi ukuran sampel, yang berkisar tidak lebih dari empat hingga lima kasus. Dalam studi kasus para responden diwawancarai hingga saturasi data tercapai dan tidak ada lagi informasi baru dapat diperoleh (Guest et al., 2006; Krysik dan Finn, 2010). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner terbuka, yang terdiri dari dua macam yaitu kuesioner para guru dan kuesioner peserta didik. Semua wawancara, serta izin dan persetujuan, direkam secara audio dan ditranskripkan secara verbal.
Hasil dan Pembahasan
1. Pengertian Kurikulum
Arti kurikulum Secara etimologis yang berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang berarti pelari dan curir yang berarti tempat berlari. Jadi istilah kurikulum yang berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno, yang berarti tempat yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai garis finish. Dapat dipahami jarak ditempuh di sini bermakna kurikulum dengan muatan isi dan materi mata pelajaran yang dijadikan jangka/jarak waktu yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk memperoleh sebuah ijazah. bahasa Arab, kata kurikulum yang biasa digunakan adalah manhaj, yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai tingkatan kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirāsah) dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media pembelajaran yang dijadikan acuan oleh lembaga dunia pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan.
Sudut Pandang lain dari kurikulum menurut al- Shaybani yang dikutip oleh Hasan Langgulung mengatakan bahwa kurikulum merupakan kumpulan pengalaman pendidikan,sosial, kebudayaan, olahraga, serta ilmu bidang kesenian yang disediakan oleh lembaga pendidikan untuk siswa baik di dalam ataupun diluar lembaga pendidikan dengan tujuan mengembangkan secara menyeluruh dalam seluruh aspek dan mengubah tingkah laku sesuai tujuan dari Pendidikan. Bagian ini juga menyajikan hasil sebuah penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan sebuah tabel, gambar, grafik dan bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil dari pengolahan data , menginterpretasikan penemuan secara masuk akal, mengaitkan dari sumber rujukan yang sangat relevan.
menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 kurikulum adalah seperangkat rencana aturan mengenai tujuan pendidikan, isi dan bahan mata pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan sebuah kurikulum tingkat satuan Pendidikan ( KTSP ) dan silabus pada satuan pendidikan.
Kurikulum adalah sebuah rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman kerja yang disediakan untuk siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi nilai filsafat, nilai-nilai, ilmu pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli kurikulum, ahli dibidang ilmu, pendidik atau guru, pejabat pendidikan ( Dinas Pendidikan ), pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
Dari definisi tersebut dapat kita menarik kesimpulan bahwa pengertian kurikulum tidak hanya sebatas di bidang studi yang termuat didalamnya maupun kegiatan proses belajarnya saja, tetapi mencakup segala sesuatu yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter pribadi peserta didik atau siswa yang sesuai dengan tujuan dari Pendidikan yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dimasa yang akan datang.
2. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan suatu kurikulum mempertimbangan landasan filosofis, teoritis, sosiologis, psiko- pedagogis, dan landasan yuridis (Djuandi, 2013), kurikulum juga mengacu pada pertimbangan yang bertalian dengan prinsip pengembangan suatu kurikulum digunakan sebagai kaidah yang harus dilaksanakan dan menjiwai suatu kurikulum yang akan dibuat atau dikembangkan. Prinsip-prinsip pengembangan suatu kurikulum dapat dikembangkan secara mandiri, atau menggunakan prinsip yang sudah ada, serta berkembang dalam kehidupan. Oleh karenanya, akan mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda antara satu lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya (Djuandi, 2013; Hanif, 2014; dan Suarga, 2017).
Menurut Robert M. Diamond (1989), dan sarjana lainnya, pengembangan program dalam konteks pengembangan kurikulum akan berkenaan pada dua hal, yaitu: pengembangan suatu bidang studi/ mata kuliah/mata pelajaran (course); dan pengembangan kurikulum pendidikan secara menyeluruh (curriculum). Keduanya (course dan curriculum) memiliki peran untuk saling berhubungan, saling bergantungan dan saling mempengaruhi (Diamond, 1989:41; Hamalik, 2007;dan Suwadi, 2016).
Ada berbagai landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu landasan social budaya, filosofis, psikologis, serta perkembangan ilmu dan teknologi (Sukmadinata, 1988:42). Landasan tersebut dihasilkan melalui pikiran dan sebuah penelitian yang bersifat mendalam dan komprehensif, yang pada hakikatnya berupa bahan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh para pengembang suatu kurikulum dalam mengembangkan kurikulum pada lembaga pendidikan, baik secara makro maupun mikro (Sukmadinata, 1988; Hamalik, 2007; dan Arifin, 2013).
Sesuai dengan hasil penelitian, yaitu Pengembangan Kurikulum SD Islam Terpadu Imam bukhori, mereka memakai penggabungan 2 kurikulum yang mereka sebut twin program. Penggabungan kurikulum Pendidikan Nasional (Kemendikbud) dan kurikulum Kementerian Agama(Kemenag). Dalam melaksanakan pengembangan suatu kurikulum para pengembang kurikulum itu sendiri haruslah sesuai dengan konsep sebuah kurikulum itu sendiri.
Baca Juga Buddha Tidur yang Mendatangkan Duit
3. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan adalah suatu ide atau gagasan dan kepercayaan yang akan menjadi sandaran, suatu prinsip yang mendasari. Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum adalah suatu ide atau gagasan, asumsi dan prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan suatu kurikulum agar dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan pendidikan, Tentang Sistem Pendidikan Nasional dituangkan dalam UU No 20 tahun 2003. Secara umum dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam system pengembangan kurikulum adalah landasan filosofis, psikologis, dan sosial- budaya.
Landasan falsafah
filsafat membahas semua masalah yang dihadapi oleh manusia termasuk dalam dunia pendidikan. Walaupun dilihat secara sepintas, filsafat pendidikan ini hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan problem Pendidikan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat (Sukmadinata, 2006). Dalam perkembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan memberikan warna tersendiri terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang akan dikembangkan.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran dari filsafat yang menjadi dasar terhadap pengembangan Model suatu Kurikulum Subjek-Akademis karena aliran ini menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan daripada warisan budaya dan dampak sosial tertentu agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Ketiga aliran ini juga menekankan individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna.
Filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model suatu Kurikulum Pendidikani karena aliran ini menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar mengajar dan proses belajar mengajar.
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar siswa yang aktif.
Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional. Aliran rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia yang akan dihadapi masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan solusi dari masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
Landasan Psikologis
Siswa adalah individu yang sedang menuju dalam proses perkembangan fisik maupun mental. Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami peserta didik sebagian besar terjadi karena kegiatan belajar mengajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari perkembangan suatu kurikulum yaitu psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar mengajar terhadap peserta didik. Keduanya sangat diperlukan, baik di dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan menerapkan metode pembalajaran serta teknik-teknik penilaian. Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa. Sedangkan psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar
Landasan Sosial dan Budaya
Siswa berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan formal maupun informal. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik, sumber daya, suku dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi dunia pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul generasi yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti, memahami dan mampu membangun kehidupan dalam lingkungan masyakat. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Contoh nyata saat ini kurikulum muatan lokal yang sudah dilaksanakan disebagian besar sekolah adalah mata pelajaran Keterampilan, Kesenian, masakan dan Bahasa Daerah
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kemajuan zamanyang ditandai oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi produk-produk yang dihasilkannya. Hampir semua segi kehidupan dewasa ini tidak terlepas dari keterlibatan IPTEK mulai dari kehidupan yang paling sederhana sampai kehidupan yang komplek dan beradaban yang paling tinggi.
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah secara signifikan tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum Pendidikan disekolah selayaknya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi percepatan perkembangan zaman dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan keberlangsungan hidup manusia.
Dari empat dasar yang telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa faktor penting yang merupakan dasar pengembangan sebuah kurikulum yang perlu diperhatikan di mana pengembangan kurikulum sejatinya dilaksanakan secara terus menerus dan dinamis. Pengembangan kurikulum bukanlah hal yang malah merumitkan sistem Pendidikan dan pembelajaran, melainkan sebuah langkah antisifatif dalam merespon perubahan zaman dan perkembangan yang pesat seperti perubahan sosial yang terus melaju tanpa henti.
4. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. supaya kurikulum yang sedang dipakai benar-benar sesuai dengan yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum pendidikan. Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan peserta didik secara maksimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat. Dalam prinsip pengembangan kurikulum pendidikan dibagi kedalam dua prinsip yaitu prinsip pengembangan umum dan prinsip pengembangan khusus.
Prinsip-prinsip umum dalam pengembangan kurikulum pendidikan, yaitu: prinsip kontinuitas, relevansi, fleksibilitas, praktis/ efisiensi, dan efektivitas. Prinsip relevansi, mencakup relevansi secara internal dan eksternal. Secara internal, menyangkut relevansi yang terjadi di antara komponen kurikulum pendidikan (tujuan, isi/bahan, strategi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal, menyangkut relevansi antara komponen kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat (Nasution, 1991; Amri, 2013; dan Mulyasa, 2013).
Prinsip fleksibilitas, menyangkut suatu pertimbangan dalam sifat kurikulum yang akan dikembangkan, yaitu luwes, lentur, atau fleksibel, yang memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan keadaan, tempat, waktu, kondisi yang dihadapi, dan selalu berkembang; dalam kaitan ini, menyangkut pula pertimbangan terhadap keberadaan peserta didik dalam hal kemampuan dan latar belakang kehidupannya (Hamalik, 2007; Arifin, 2013; dan Anwar, 2014).
Prinsip kontinuitas adalah kesinambungan dalam kurikulum pendidikan, baik secara vertikal, yakni secaraberjenjang atau bertahap dan secara horizontal, baik dalam tingkat kelas, antara jenjang pendidikan, dan antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan (Hamalik, 2007; Rulia, 2017; dan Suarga, 2017). Prinsip praktis/efisiensi adalah mengusahakan agar kegiatan dan kemampuan tidak mubazir dalam segala hal, seperti: waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain, yang harus dilakukan secara optimal, cermat, dan tepat, sehingga hasilnya memadai (Hamalik, 2007; Muktiana, 2015; dan Rulia, 2017).
Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum pendidikan mencapai tujuan dengan secara tepat, baik secara kualitas maupun kuantitas (Hamalik, 2007; Kamal, 2014; dan Muktiana, 2015). Para ahli kurikulum memandang bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu siklus dari adanya keterjalinan hubungan antara komponen kurikulum, yaitu antara komponen, tujuan, kegiatan, dan evaluasi. Keempat komponen yang merupakan suatu siklus tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi satu sama lain (Sukmadinata, 1988; Hamalik, 2007; dan Arifin, 2013).
Sedangkan prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum, prinsip – prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
Pertama, prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan yaitu menjadi pusat kegiatan belajar mengajar dan arah semua program kegiatan pendidikan. Perumusan komponen- komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan dari pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan mencangkup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, menengah, dan pendek (tujuan khusus). Kedua, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu penjabaran tujuan dari pendidikan, isi bahan pelajaran, dan Unit-unit kurikulum pendidikan yang tersusun secara sistematis dan logis.
Ketiga, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan metode dan tekhnik mengajar dan pencapaian hasil pembelajaran. Keempat, prinsip berkenaan dengan pemilihan media pembelajarab dan alat pengajaran. Dan yang kelima, prinsip berkenaan dengan proses penilaian penilaian.
Baca Juga Ponpes Dea Malela Sabet Juara Umum Marching Band Adhyaksa Cup 2018
5. Tujuan Pengembangan Kurikulum
Tujuan pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik. Perumusan tujuan belajar diperlukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan feed back dengan lingkungan sosial,Masyarakat, budaya dan alam sekitarnya (Hamalik (2007: 177). Tujuan kurikulum merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan, karena dari tujuan inilah kurikulum yang sudah disusun oleh lembaga dan dapat dicapai sebagaimana yang diinginkan oleh suatu lembaga pendidikan dalam mencetak lulusan sekolahnya.
Untuk itu, pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia herus sejalan dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 (UU Sisdiknas) pasal (3), yang menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik atau siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab. Tujuan pengembangan kurikulum pendidkan juga harus memperhatikan tujuan institusional (tujuan lembaga/satuan pendidikan), tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), dan tujuan instruksional (tujuan pembelajaran). Semuanya perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan kurikulum. Di sisi lain dapat ditegaskan bahwa tujuan pengembangan kurikulum tidak bisa lepas dari tujuan pendidikan itu sendiri, sebab kurikulum merupakan ujung tombak ideal dari visi, misi dan tujuan pendidikan suatu negara.
6. Implementasi Kurikulum Serta Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum
Menurut Hamalik (2016:238) Implementasi kurikulum adalah pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan pada tahap sebelumnya, kemudian di uji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan emosional, intelektual, serta fisiknya. Implementasi ini juga sekaligus merupakan penelitian lapangan untuk keperluan validasi sistem kurikulum itu sendiri. Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. Pengembangan program mancakup program tahunan, semester, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu juga ada program pembimbingan peserta didik dan konseling atau program remedial.
Pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik tersebut. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum Pendidikan persemester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan avaluasi dan pelaksanaan kurikulum.
Salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengordinasikan, menggerakan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penetu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu dalam menyukseskan implementasi kurikulum diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan perencanaan, dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. agar kurikulum yang dijalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan
Pengembangan kurikulum merupakan inti dalam penyelenggaraan pendidikan. Ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu landasan filosofis, psikologis, sosial-budaya, serta perkembangan ilmu dan teknologi. Landasan tersebut dihasilkan melalui pemikiran dan penelitian yang bersifat mendalam dan komprehensif, yang pada hakikatnya berupa bahan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh para pengembang kurikulum dalam mengembangkan kurikulum pada lembaga pendidikan, baik secara makro maupun mikro.
Dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada prinsip pengembangan kurikulum yang harus diperhatikan yang dibagi kedalam dua prinsip. Kedua prinsip pengembangan kurikulum tersebut yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Sedangkan Tujuan pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 (UU Sisdiknas) pasal (3).
Pengembangan kurikulum dapat tergolong sukses jika Implementasi kurikulum di sekolah berjalan baik dan salah satu kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum adalah kepemimpinan kepala sekolah, terutama dalam mengordinasikan, menggerakan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penetu yang dapat menggerakan semua sumber daya sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.
Daftar pustaka
[1] Alhaddad, M. R. (2018, Juni ). Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam. Jurnal Tarbiyah Islamiah : Raudhah Vol.3 No.1.
[2] Amiruddin , & Syafaruddin. (2017). Manajemen Kurikulum. Medan: Perdana Mulya Sarana.
[3] Atwi, S. (2001). Mengajar di Perguruan Tinggi (Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum. Departemen pendidikan Nasional.
[4] Bahri, S. (2011, Agustus ). Pengembangan Kurikulum “Dasar dan Tujuannya”. Jurnal Ilmiah : Islam Futura, Volume XI, No.1, 16-34.
[5] Lazwardi, D. (2017, Juni). Manajemen Kurikulum Sebagai Pengembangan Tujuan Pendidikan. Jurnal Kependidikan Islam : Al-Idarah, Volume 7, No. 1, 99-112.
[6] Purwadhi. (2019, September ). Pengembangan Kurikulum dalam Pembelajaran Abad XXI. Mimbar Pendidikan : Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 4, No.2 , 103-113.
[7] Wahyudin. (2018, November). Optimasi Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal kependidikan, Volume 6, No.2, 249- 265.
[8] Winarso, W. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon: CV.Confident.
Post Views: 21
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar