Menghindari Self Diagnosis pada Kesehatan Mental

ProSumbawa PUTRI INTAN PERMATASARI


(Mahasiswa Magister Manajemen Inovasi Sekolah Pascasarjana Universitas Teknologi Sumbawa)


Self-diagnosis adalah mendiagnosis atau mengklaim diri sendiri sebagai orang yang mengidap sebuah penyakit berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapatkan secara mandiri tanpa dibantu dengan orang yang profesional.
Manusia diuji dengan berbagai penyakit, diantaranya penyakit mental. Penyakit mental itu nyata dan butuh penanganan oleh ahli yang berkecimpung di dunia kesehatan mental. Dengan banyaknya informasi di internet tentang penyakit mental, membuat banyak orang mendiagnosa dirinya sendiri berdasarkan data atau informasi yang mereka peroleh dari sosial media.
Penyakit mental sejatinya perlu dibuktikan dan diperiksa langsung oleh tenaga ahli kedokteran spesialis kesehatan jiwa untuk mendiagnosa penyakit mental seseorang, bukan hanya bermodalkan mencocokkan keluhan mental kita dengan beberapa informasi dari internet.


Pengalaman penulis beberapa tahun lalu, ketika merasa ada yang salah dengan kesehatan mental sendiri, pertama saya menemui psikolog, lalu disarankan berobat langsung psikiater atau dokter spesialis kedokteran jiwa. Dan disana dokter mengdiagnosis saya dengan bipolar disorder.


Perlu diketahui bahwa penyakit bipolar adalah kondisi seumur hidup. Artinya, masalah kesehatan mental ini tidak bisa sembuh seutuhnya. Meski begitu, terapi dan pengobatan bisa membantu mengelola gejala yang terjadi. Gangguan bipolar adalah kelainan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, dan kemampuan berfungsi seseorang. Orang dengan gangguan bipolar mengalami keadaan emosi yang intens yang biasanya terjadi selama periode hari hingga minggu tertentu, yang disebut episode suasana hati. Episode suasana hati ini dikategorikan sebagai manik/hipomanik (suasana hati yang sangat gembira atau mudah tersinggung) atau depresi (suasana hati sedih). Orang dengan gangguan bipolar umumnya juga memiliki periode suasana hati yang netral. Jika diobati, penderita gangguan bipolar dapat menjalani kehidupan yang utuh dan produktif.


Orang tanpa gangguan bipolar juga mengalami fluktuasi suasana hati. Namun, perubahan suasana hati ini biasanya berlangsung berjam-jam, bukan berhari-hari. Selain itu, perubahan ini biasanya tidak disertai dengan perubahan perilaku yang ekstrem atau kesulitan dalam rutinitas sehari-hari dan interaksi sosial yang ditunjukkan oleh penderita gangguan bipolar selama episode suasana hati. Gangguan bipolar dapat mengganggu hubungan seseorang dengan orang yang dicintai dan menyebabkan kesulitan dalam bekerja atau bersekolah. Jangan takut untuk minta pertolongan psikolog atau psikiater jika kamu mengalami tanda-tanda penyakit mental. Walaupun dikalangan masyarakat masih minim pengetahuan tentang kesehatan mental, kadang dianggap sebagai gangguan jin atau kurang nya iman dan perlu untuk diruqyah karena dilihat gangguan mental ini sangat mempengaruhi cara berpikir atau berperilaku seseorang. Tidak ada penyakit yang diturunkan Allah kecuali ia juga menurunkan obatnya.
Baca Juga  Bang Zul: RPK Bisa Jadi Destinasi Wisata Baru di Olat Maras

Cara Menghindari Self Diagnosis
Jika dilihat dari sisi lain, self diagnosis bisa berupa bentuk kepedulian terhadap diri sendiri dan sikap cermat akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri. Akan tetapi, bentuk kepedulian ini akan sia-sia jika pada akhirnya malah membahayakan diri sendiri. Ada beberapa cara yang bisa kamu biasakan mulai sekarang untuk menghindari self diagnosis agar tidak berujung bahaya menurut artikel yang ditayangkan IDNTimes.


1. Hindari mencari tahu hanya bermodalkan internet
Hanya dengan buka handphone, lalu scroll media sosial, kamu bisa mendapatkan berbagai jenis informasi dan konten bermanfaat, namun sayangnya tidak satupun yang bisa menjamin keakuratan informasi tersebut. Nah, sebagai pengguna, kamu perlu memilah informasi yang dikonsumsi. Nah, dalam case ini, ada baiknya kamu memilih konten kesehatan mental yang memang dibuat oleh ahlinya, seperti psikolog, psikiater, atau lembaga resmi yang menangani kondisi kejiwaan atau kesehatan mental seseorang.


2. Jangan jadikan selebritas/tokoh fiktif penderita gangguan mental tertentu sebagai rujukan. 


Terkadang ketika melihat pengalaman orang lain di media sosial, kita dapat menemukan adanya kesamaan gejala atau kondisi yang dirasakan. Kesamaan ini mungkin dapat mendorong kita untuk mengambil kesimpulan bahwa kita mengalami kondisi kejiwaan yang sama pula. Meskipun terdapat kemiripan, penting untuk diingat bahwa kondisi mental setiap orang tentunya kompleks dan tidak dapat disamakan.
Baca Juga  SMAN 1 Plampang Terancam Gagal Gelar UNBK

3. Lebih baik untuk tidak mengikuti tes-tes online terkait kesehatan mental


Sekadar ingin tahu untuk mengikuti tes-tes daring, boleh saja. Akan tetapi, jika hasil tes yang belum tentu kredibel tersebut dijadikan dasar diagnosis atas kesehatan mental, itu yang tidak boleh. Selain kerap tidak jelas asal-usulnya, hasil dari tes-tes online seperti itu tentu saja hanya berdasarkan gejala umum, bukan gejala yang lebih spesifik.


4. Jangan anggap serius perkataan teman atau orang lain yang mengatakan bahwa kamu mengidap gangguan mental tertentu


Berdasarkan sikap atau perilaku kamu yang dianggap aneh atau tidak biasa, apalagi jika dilakukan berulang kali, tak jarang teman atau orang-orang di sekitar kamu menduga atau mengaitkan perilaku kamu itu dengan gangguan mental tertentu yang mereka anggap serupa. Padahal, belum tentu apa yang mereka tahu itu betul-betul akurat.


5. Apabila merasa punya gangguan mental tertentu, segera periksakan diri


Satu langkah tepat apabila kamu merasakan adanya gejala yang berdampak pada kesehatan mentalmu adalah dengan mencari pertolongan dari pakar atau ahli, seperti dokter, psikolog, dan psikiater. Jangan takut dianggap gila, karena kesehatanmu jauh lebih penting dari segala macam omongan-omongan orang lain. Kamu tetap bisa mencari informasi mengenai keluhanmu atau solusi apa yang terbaik untukmu. Namun, jadikan ini sebagai bekal untuk berdiskusi dengan dokter, bukan self diagnosis, supaya kamu benar-benar mengerti apa yang terjadi pada dirimu dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Ingat ya, kesehatan mental adalah kunci untuk bisa produktif dalam beraktivitas. (*)

Post Views: 280


Adblock test (Why?)

Komentar