ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (1 November 2023) – Kepedulian para pemuda Dusun Kapas Sari Desa Moyo, Kecamatan Moyo Hilir untuk pengembangan diri dan lingkungannya, patut diacungi jempol.
Selain ingin merubah imej dari sebutan ‘Kampung Banjir’ yang warganya sebagian besar merupakan korban banjir hasil relokasi dan identik dengan masyarakat berekonomi lemah, para pemuda setempat juga ingin mendorong masyarakatnya lebih maju dan sejajar dengan masyarakat di perkotaan. Salah satunya dengan mendirikan Bale Belajar.
Irwansyah—salah satu inisiator Bale Belajar di Dusun Kapas Sari yang ditemui Selasa (31/10) kemarin mengatakan, pendirian Bale Belajar ini diawali pada Tahun 2022 lalu. Ia menamakan lembaga itu Bale Belajar Mahmud Abdullah—yang merupakan nama orang tuanya.
Pendirian Bale Belajar tersebut ungkap Irwan—sapaan pemuda low profil ini, sebagai bentuk keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak dan pemuda di lingkungannya. Sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai buruh pabrik dan petani. Dan sangat jarang anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi, bahkan ada di antaranya yang putus sekolah. Itu semua berangkat dari kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan.
Baca Juga Bantuan untuk UNSA Tahun 2022, Sumbawa 1,14 Milyar dan KSB 500 Juta
Untuk keluar dari permasalahan ini, ungkap Irwan, salah satunya melalui peningkatan sumber daya manusia, agar ke depan nasib anak-anak mereka lebih baik dari orang tuanya saat ini. Selain itu bisa bersaing dan sejajar dengan anak-anak lainnya. Saat ini diakui Irwan, kegiatan di Bale Belajar kian bergeliat.
Inisiator Pendirian Bale Belajar Mahmud Abdullah (Irwansyah, Tessa Romansyah dan Agusman) usai berkonsultasi dengan Sekdis Dikbud Sumbawa, Sudarli, S.Pt., M.Si
Bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Kapas Sari (PPKS) dan BPD Desa Moyo, Bale Belajar sudah menggelar Kursus Bahasa Inggris yang tenaga pengajarnya dari Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Tercatat 50-an anak ikut dalam kursus tersebut. Mereka terlihat sangat antusias.
“Pesertanya anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Mereka kursus pada sore hari, Jumat dan Minggu, disesuaikan dengan waktu luang pengajar,” kata Irwan yang didampingi Ketua PPKS, Tessa Romansyah, dan Anggota BPD Desa Moyo, Agusman Ahmad.
Baca Juga Wapres Bahas Penangkalan Radikalisme, Gubernur Paparkan Beasiswa
Tak hanya Kursus Bahasa Inggris, di Bale Belajar ini anak-anak juga diajarkan seni bela diri, seni tari, dan olahraga sesuai bakatnya. Kegiatan lain, secara rutin menggelar gotong royong membersihkan lingkungan, serta mengundang ustadz setiap minggu untuk pembinaan akhlak melalui siraman rohani.
Semua operasional kegiatan tersebut, termasuk membayar insentif pengajar, menggunakan dana pribadi atau swadaya. Ia berharap keberadaan lembaganya bisa berkembang. Karena saat ini pihaknya berencana untuk mendirikan PKBM.
“Inilah ikhtiar kita, meski tidak bisa memberikan banyak perubahan, minimal kami sudah memulainya, karena kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi,” pungkasnya. (SR)
Post Views: 213
Adblock test (Why?)
Selain ingin merubah imej dari sebutan ‘Kampung Banjir’ yang warganya sebagian besar merupakan korban banjir hasil relokasi dan identik dengan masyarakat berekonomi lemah, para pemuda setempat juga ingin mendorong masyarakatnya lebih maju dan sejajar dengan masyarakat di perkotaan. Salah satunya dengan mendirikan Bale Belajar.
Irwansyah—salah satu inisiator Bale Belajar di Dusun Kapas Sari yang ditemui Selasa (31/10) kemarin mengatakan, pendirian Bale Belajar ini diawali pada Tahun 2022 lalu. Ia menamakan lembaga itu Bale Belajar Mahmud Abdullah—yang merupakan nama orang tuanya.
Pendirian Bale Belajar tersebut ungkap Irwan—sapaan pemuda low profil ini, sebagai bentuk keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak dan pemuda di lingkungannya. Sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai buruh pabrik dan petani. Dan sangat jarang anak-anak mereka bisa mengenyam pendidikan tinggi, bahkan ada di antaranya yang putus sekolah. Itu semua berangkat dari kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan.
Baca Juga Bantuan untuk UNSA Tahun 2022, Sumbawa 1,14 Milyar dan KSB 500 Juta
Untuk keluar dari permasalahan ini, ungkap Irwan, salah satunya melalui peningkatan sumber daya manusia, agar ke depan nasib anak-anak mereka lebih baik dari orang tuanya saat ini. Selain itu bisa bersaing dan sejajar dengan anak-anak lainnya. Saat ini diakui Irwan, kegiatan di Bale Belajar kian bergeliat.
Inisiator Pendirian Bale Belajar Mahmud Abdullah (Irwansyah, Tessa Romansyah dan Agusman) usai berkonsultasi dengan Sekdis Dikbud Sumbawa, Sudarli, S.Pt., M.Si
Bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Kapas Sari (PPKS) dan BPD Desa Moyo, Bale Belajar sudah menggelar Kursus Bahasa Inggris yang tenaga pengajarnya dari Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Tercatat 50-an anak ikut dalam kursus tersebut. Mereka terlihat sangat antusias.
“Pesertanya anak-anak dari kelas 1 sampai kelas 6 SD. Mereka kursus pada sore hari, Jumat dan Minggu, disesuaikan dengan waktu luang pengajar,” kata Irwan yang didampingi Ketua PPKS, Tessa Romansyah, dan Anggota BPD Desa Moyo, Agusman Ahmad.
Baca Juga Wapres Bahas Penangkalan Radikalisme, Gubernur Paparkan Beasiswa
Tak hanya Kursus Bahasa Inggris, di Bale Belajar ini anak-anak juga diajarkan seni bela diri, seni tari, dan olahraga sesuai bakatnya. Kegiatan lain, secara rutin menggelar gotong royong membersihkan lingkungan, serta mengundang ustadz setiap minggu untuk pembinaan akhlak melalui siraman rohani.
Semua operasional kegiatan tersebut, termasuk membayar insentif pengajar, menggunakan dana pribadi atau swadaya. Ia berharap keberadaan lembaganya bisa berkembang. Karena saat ini pihaknya berencana untuk mendirikan PKBM.
“Inilah ikhtiar kita, meski tidak bisa memberikan banyak perubahan, minimal kami sudah memulainya, karena kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi,” pungkasnya. (SR)
Post Views: 213
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar