ProSumbawa Oleh: Nisa Nursahida (Teknik Lingkungan UTS)
Permasalahan sampah plastik merupakan permasalahan yang terjadi hampir di seluruh negara di belahan dunia. Isu terkait sampah plastik menjadi perbincangan hangat baik itu di kanca nasional maupun internasional. Bagaimana tidak, jumlah sampah plastik setiap harinya terus bertambah. Sedangkan hingga saat ini belum di temukannya teknologi tepat guna ataupun solusi yang tepat untuk mengurangi keberadaan sampah plastik.
Berdasarkan laporan dari World Population Review tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-5 sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. Catatan World Population Review juga menyebutkan bahwa sekitar 56 ribu ton sampah plastik Indonesia di buang ke laut. Sedangkan pada tahun 2022 menurut Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan, Novrizal Tahar menyebutkan bahwa jumlah sampah di Indonesia terus meningkat. Dimana pada tahun 2022 dihasilkan sekitar 69 juta ton sampah, sekitar 18,2% di antaranya merupakan sampah plastik. Atau dapat diperkirakan sebanyak 12,5 juta ton sampah plastik.
Peningkatan jumlah sampah plastik ini tentunya akan memberikan dampak negative bagi lingkungan. Timbunan sampah plastik yang dibiarkan begitu saja dapat mengganggu estetika lingkungan. Selain itu Sampah plastik yang terus menerus dibiarkan tanpa adanya pengelolaan yang tepat dapat menimbulkan pencemaran serta masalah kesehatan bagi masyarakat.
Sampah plastik yang dibiarkan begitu saja di tanah ataupun di air, selama proses dekomposisi nya akan menghasilkan materi materi yang berbahaya dan dapat menyebabkan pencemaran. Seperti sampah plastik yang dibuang ke perairan misalnya. Plastik yang dibuang ke perairan dalam jangka waktu yang lama jika terus terkena sinar matahari dan sinar ultraviolet dapat mengdegradasi partikel Polistirean yang akhirnya menghasilkan nanoplastik dan mikroplastik. Kedua materi ini jika terserap oleh ikan baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada beberapa organ pada ikan.
Baca Juga Ketua DPD RI Usul Pengangkatan Guru Hononer Jadi ASN
Selain itu, sampah plastik juga tidak boleh dibakar. Hal tersebut dikarenakan ketika sampah plastik dibakar, selama prosesnya sampah plastik akan melepaskan senyawa dioksin yang cukup berbahaya. Salah satunya dapat menyebabkan kanker. Selain itu, pembakaran sampah plastik ini juga dapat menyebabkan terjadinya pemanasab global. Hal ini disebabkan karena pembakaran yang dilakukan secara terbuka dapat melepaskan partikel berbahaya.
Lebih dari itu, kehadiran sampah plastik juga menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim di dunia. Penambahan jumlah sampah plastik setiap tahunnya dapat menyebabkan terjadinya polusi plastik. Dimana polusia plastik dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Hal itu diisebabkan karena plastik mengandung bahan berupa etilena dan propilena. Kedua bahan tersebut berasal dari hasil pembakaran fosil. Apabila kedua bahan tersebut terpapar sinar matahari secara terus menerus dan mengalami pemanasan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah produksi karbon dioksida di atmosfer.
Terjadinya peningkatan jumlah sampah plastik di Indonesia tentunya tidak terjadi begitu saja. Selain karena alasan kurangnya perlakuan terhadap sampah yang dihasilkan, ada juga beberapa penyebab sampah plastik terus meningkat setiap tahun, yaitu:
Tingginya Penggunaan Plastik
Tingginya tingkat penggunaan terhadap plastik serta ketergantungan terhadap plastik dapat disebabkan oleh pola hidup atau gaya hidup masyarakat. Dimana setiap kali berbelanja masyarakat umumnya lebih sering menggunakan plastik sekali pakai dibandingkan dengan tas belanja yang dapat digunakan berulang kali. Minimnya Pengelolaan sampah plastik pada beberapa daerah di Indonesia, sampah plastik yang dihasilkan terkadang hanya dikelola secara sederhana. Seperti dibakar. Atau bahkan dibiarkan menimbun begitu saja. Tak jarang di beberapa desa di Indonesia sampah-sampah plastik yang dihasilkan dibuang atau dikumpulkan dibantaran sungai. Kemudian sampah tersebut dibakar, padahal dapat diketahui bersama bahwa pembakaran sampah dapat mencemari udara di sekitar.
Kurangnya Upaya Daur Ulang
Selain kurangnya upaya dalam pengelolaan, upaya untuk mendaur ulang sampah juga masih minim dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Padahal plastik adalah material yang cukup sulit untuk diurai oleh tanah. Untuk itu, apabila didaur ulang sebagai barang yang dapat digunakan tentunya akan memberikan ketahanan dalam penggunaan produk. Atau dapat dikatakan bahwa produk yang dihasilkan umumnya dapat lebih tahan lama.
Baca Juga UTS, Pemprov dan Kemenkeu RI Jalin Kerjasama
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang ada di Indonesia tentunya dapat dilakukan dengan mengurangi penyebab atau akar permasalahan mengapa plastik itu masih terus ada atau bahkan meningkat. Seperti mengubah gaya hidup masyarakat. Dari menggunakan plastik sekali pakai seperti plastik kresek untuk belanja, dapat disarankan untuk menggunakan tas belanja yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah plastik juga harus lebih kreatif dan inovatif. Kurangnya pengelolaan atau pengelolaan yang sederahana dapat diatasi dengan menggunakan metode berupa daur ulang sampah plastik yang ada. Sampah plastik yang hanya timbunan tidak berguna itu sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang sangat bernilai apabila dikelola dengan cara yang kreatif.
Salah satunya mengubah sampah plastik menjadi sebuah gitar akustik.
Ya, tentu. Melihat selera music masyarakat Indonesia yang sama tingginya dengan jumlah timbunan sampah plastik yang ada, maka ide untuk mengubah sampah plastik menjadi salah satu alat music adalah hal yang cukup tepat.
Gitar akustik sendiri merupakan alat music yang suaranya dihasilkan dari petikan atau getaran langsung dari senarnya sendiri melalui saddle gitar. Merubah sampah plastik menjadi sebuah gitar dapat dilakukan dengan cukup mudah. Bahan utama yang diperlukan adalah resin dan tentunya sampah plastik. Sampah plastik itu kemudian akan dicacah hingga menjadi sangat halus, kemudian hasil cacahan tersebut dikeraskan menggunakan resin. Setelahnya, dapat dibentuk mengikuti body gitar pada umumnya. Dan dilanjutkan dengan pemasangan komponen pelengkap lainnya layaknya sebuah gitar. (*)
Post Views: 308
Adblock test (Why?)
Permasalahan sampah plastik merupakan permasalahan yang terjadi hampir di seluruh negara di belahan dunia. Isu terkait sampah plastik menjadi perbincangan hangat baik itu di kanca nasional maupun internasional. Bagaimana tidak, jumlah sampah plastik setiap harinya terus bertambah. Sedangkan hingga saat ini belum di temukannya teknologi tepat guna ataupun solusi yang tepat untuk mengurangi keberadaan sampah plastik.
Berdasarkan laporan dari World Population Review tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-5 sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. Catatan World Population Review juga menyebutkan bahwa sekitar 56 ribu ton sampah plastik Indonesia di buang ke laut. Sedangkan pada tahun 2022 menurut Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan, Novrizal Tahar menyebutkan bahwa jumlah sampah di Indonesia terus meningkat. Dimana pada tahun 2022 dihasilkan sekitar 69 juta ton sampah, sekitar 18,2% di antaranya merupakan sampah plastik. Atau dapat diperkirakan sebanyak 12,5 juta ton sampah plastik.
Peningkatan jumlah sampah plastik ini tentunya akan memberikan dampak negative bagi lingkungan. Timbunan sampah plastik yang dibiarkan begitu saja dapat mengganggu estetika lingkungan. Selain itu Sampah plastik yang terus menerus dibiarkan tanpa adanya pengelolaan yang tepat dapat menimbulkan pencemaran serta masalah kesehatan bagi masyarakat.
Sampah plastik yang dibiarkan begitu saja di tanah ataupun di air, selama proses dekomposisi nya akan menghasilkan materi materi yang berbahaya dan dapat menyebabkan pencemaran. Seperti sampah plastik yang dibuang ke perairan misalnya. Plastik yang dibuang ke perairan dalam jangka waktu yang lama jika terus terkena sinar matahari dan sinar ultraviolet dapat mengdegradasi partikel Polistirean yang akhirnya menghasilkan nanoplastik dan mikroplastik. Kedua materi ini jika terserap oleh ikan baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada beberapa organ pada ikan.
Baca Juga Ketua DPD RI Usul Pengangkatan Guru Hononer Jadi ASN
Selain itu, sampah plastik juga tidak boleh dibakar. Hal tersebut dikarenakan ketika sampah plastik dibakar, selama prosesnya sampah plastik akan melepaskan senyawa dioksin yang cukup berbahaya. Salah satunya dapat menyebabkan kanker. Selain itu, pembakaran sampah plastik ini juga dapat menyebabkan terjadinya pemanasab global. Hal ini disebabkan karena pembakaran yang dilakukan secara terbuka dapat melepaskan partikel berbahaya.
Lebih dari itu, kehadiran sampah plastik juga menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim di dunia. Penambahan jumlah sampah plastik setiap tahunnya dapat menyebabkan terjadinya polusi plastik. Dimana polusia plastik dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Hal itu diisebabkan karena plastik mengandung bahan berupa etilena dan propilena. Kedua bahan tersebut berasal dari hasil pembakaran fosil. Apabila kedua bahan tersebut terpapar sinar matahari secara terus menerus dan mengalami pemanasan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah produksi karbon dioksida di atmosfer.
Terjadinya peningkatan jumlah sampah plastik di Indonesia tentunya tidak terjadi begitu saja. Selain karena alasan kurangnya perlakuan terhadap sampah yang dihasilkan, ada juga beberapa penyebab sampah plastik terus meningkat setiap tahun, yaitu:
Tingginya Penggunaan Plastik
Tingginya tingkat penggunaan terhadap plastik serta ketergantungan terhadap plastik dapat disebabkan oleh pola hidup atau gaya hidup masyarakat. Dimana setiap kali berbelanja masyarakat umumnya lebih sering menggunakan plastik sekali pakai dibandingkan dengan tas belanja yang dapat digunakan berulang kali. Minimnya Pengelolaan sampah plastik pada beberapa daerah di Indonesia, sampah plastik yang dihasilkan terkadang hanya dikelola secara sederhana. Seperti dibakar. Atau bahkan dibiarkan menimbun begitu saja. Tak jarang di beberapa desa di Indonesia sampah-sampah plastik yang dihasilkan dibuang atau dikumpulkan dibantaran sungai. Kemudian sampah tersebut dibakar, padahal dapat diketahui bersama bahwa pembakaran sampah dapat mencemari udara di sekitar.
Kurangnya Upaya Daur Ulang
Selain kurangnya upaya dalam pengelolaan, upaya untuk mendaur ulang sampah juga masih minim dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Padahal plastik adalah material yang cukup sulit untuk diurai oleh tanah. Untuk itu, apabila didaur ulang sebagai barang yang dapat digunakan tentunya akan memberikan ketahanan dalam penggunaan produk. Atau dapat dikatakan bahwa produk yang dihasilkan umumnya dapat lebih tahan lama.
Baca Juga UTS, Pemprov dan Kemenkeu RI Jalin Kerjasama
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang ada di Indonesia tentunya dapat dilakukan dengan mengurangi penyebab atau akar permasalahan mengapa plastik itu masih terus ada atau bahkan meningkat. Seperti mengubah gaya hidup masyarakat. Dari menggunakan plastik sekali pakai seperti plastik kresek untuk belanja, dapat disarankan untuk menggunakan tas belanja yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu upaya pemerintah dalam pengelolaan sampah plastik juga harus lebih kreatif dan inovatif. Kurangnya pengelolaan atau pengelolaan yang sederahana dapat diatasi dengan menggunakan metode berupa daur ulang sampah plastik yang ada. Sampah plastik yang hanya timbunan tidak berguna itu sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang sangat bernilai apabila dikelola dengan cara yang kreatif.
Salah satunya mengubah sampah plastik menjadi sebuah gitar akustik.
Ya, tentu. Melihat selera music masyarakat Indonesia yang sama tingginya dengan jumlah timbunan sampah plastik yang ada, maka ide untuk mengubah sampah plastik menjadi salah satu alat music adalah hal yang cukup tepat.
Gitar akustik sendiri merupakan alat music yang suaranya dihasilkan dari petikan atau getaran langsung dari senarnya sendiri melalui saddle gitar. Merubah sampah plastik menjadi sebuah gitar dapat dilakukan dengan cukup mudah. Bahan utama yang diperlukan adalah resin dan tentunya sampah plastik. Sampah plastik itu kemudian akan dicacah hingga menjadi sangat halus, kemudian hasil cacahan tersebut dikeraskan menggunakan resin. Setelahnya, dapat dibentuk mengikuti body gitar pada umumnya. Dan dilanjutkan dengan pemasangan komponen pelengkap lainnya layaknya sebuah gitar. (*)
Post Views: 308
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar