ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (9 Agustus 2023) – Kondisi SDN Jerongko, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, memprihatinkan. Selain infrastruktur mengalami kerusakan, anak didik belajar dalam kondisi tidak nyaman. Mereka harus berdesak-desakan lantaran dalam satu kelas terisi dua rombongan belajar. Ini terpaksa dilakukan karena keterbatasan ruang kelas.
Menurut Kepala Sekolah setempat, Darmiati, S.Pd.SD saat mengadukan persoalan itu kepada Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa yang belum lama ini melakukan monitoring ke sejumlah sekolah wilayah Kecamatan Utan, sekolahnya berdiri pada Tahun 1985. Dia baru menjabat sebagai kepala sekolah Januari 2022 lalu.
Saat pertamakali masuk di sekolah tersebut, kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Meski demikian, setiap penerimaan murid baru, pasti jumlahnya membludak. Sebab sekolahnya satu-satunya di Jerongko. Bahkan ada beberapa murid dari dusun dan desa lainnya juga ikut mendaftar. Karena jaraknya cukup dekat.
Pada tahun 2023 ini, tercatat 262 murid SDN Jerongko yang terbagi dalam 11 rombongan belajar (rombel). Sementara ruang kelas yang tersedia hanya 6, termasuk 1 ruang yang kondisinya darurat. Sebab ketika hujan tiba, kelas basah dan banjir karena atap ruang kelas bocor. Belum lagi setiap harinya, guru dan siswa was-was karena khawatir kelas akan roboh.
“Kami sangat perihatin dengan kondisi kekurangan 6 ruang belajar dari 11 rombel. Kurangnya ruang belajar merupakan masalah utama bagi kami dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif. Apalagi di kelas darurat berukuran 2,5 x 4 meter diisi oleh 22 orang siswa kelas 3B. Kalau hujan datang, meja dan kursi basah,” ungkap Darmiati.
Baca Juga Honorer K2 Kemenag Was-was
Meski demikian proses belajar mengajar harus berlangsung. Untuk menyiasatinya, dalam satu kelas diisi dua rombel sekaligus. Satu kelas rata-rata berjumlah 50 orang. Bisa dibayangkan bagaimana sumpeknya, karena murid harus duduk berdesak-desakan. “Ketika pelajaran dimulai, dua guru masuk ke kelas. Satunya menerangkan di depan kelas, satu guru lainnya melakukan bimbingan. Inilah setiap hari yang kami lakoni,” imbuhnya.
Kondisi ini kata Darmiati, sangat jauh dibandingkan dengan sekolah lain khususnya di Kecamatan Utan. Tetapi kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat para guru dalam mendedikasikan hidupnya untuk memajukan pendidikan terutama di SDN Jerongko. Begitu juga dengan anak-anak yang tetap semangat datang ke sekolah untuk belajar.
Darmiati mengakui bahwa kondisi sekolahnya sudah diketahui oleh pengawas, Korwil Pendidikan Kecamatan Utan. Bahkan pihaknya pernah dijanjikan akan diberikan 2 Ruang Kelas Baru (RKB). Kadis Dikbud Kabupaten Sumbawa dan jajarannya juga pernah datang untuk melihat langsung kondisi sekolahnya, meski saat itu anak-anak sudah pulang sekolah.
“Kurangnya ruang belajar juga sudah kami usulkan lewat Dapodik, bahkan anggota DPRD Kabupaten Sumbawa pun juga pernah datang ke sekolah kami untuk melihat sendiri kondisinya. Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda permasalahan yang kami alami bisa teratasi,” ujarnya.
Baca Juga Jelang Musim Hujan, Gubernur Desak Huntara Segera Difinalisasi
Ia bersama para guru sempat berpikir, bahwa sekolahnya wajar tidak mendapat perhatian dan dianaktirikan karena letaknya di pesisir dan berada di daerah pinggiran. Sebab bukan hanya kekurangan ruang kelas melainkan juga kondisi fisik sekolah yang harus mendapat perhatian.
Seperti tembok pekarangan sekolah yang roboh dan rata akibat gempa Tahun 2019 lalu hingga kini belum ada perbaikan. Agar tidak masuk hewan dan lainnya, pihak sekolah terpaksa memagarinya dengan seng bekas.
“Harapan kami tidak muluk-muluk. Kami hanya ingin melihat anak didik kami belajar dalam ruangan yang tidak desak-desakan, nyaman, dan tidak basah ketika hujan. Melalui Dewan Pendidkan, kami hanya ingin mengetuk hati para pemangku kepentingan agar kebijakan untuk pendidikan bisa berpihak ke sekolah kami,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa, Dr Suharli mengaku prihatin dengan kondisi SDN Jerongko dan mendesak dinas terkait untuk dijadikan skala prioritas. Sebab kondisi yang dialami sekolah itu sudah cukup lama. “Kami akan komunikasikan lagi dengan dinas terkait. Semoga bisa diakomodir untuk direalisasikan pada tahun anggaran 2024 mendatang,” pungkasnya. (SR)
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar