ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (27 Agustus 2023) – Keberadaan sampah di Desa Gapit Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa masih menjadi persoalan. Sampah masih terlihat menumpuk di tempat yang tidak semestinya karena dibuang sembarangan. Kondisi ini tak bisa diatasi karena di wilayah setempat tidak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA).
Biasanya untuk memusnahkan sampah, warga setempat melakukan pembakaran, menanam, bahkan ada yang membuangnya ke sungai. Tentu saja kebiasaan ini merusak lingkungan.
Melihat kenyataan ini mahasiswa KKL Universitas Samawa (UNSA) tergugah untuk turut mengatasinya. Mereka ingin menggunakan cara lain memusnahkan sampah. Yaitu merubah sampah menjadi berkah. Atau menjadikan sampah bernilai ekonomi.
Warga memanfaatkan dan mengelola sampah untuk mendapatkan uang dalam menopang kebutuhan hidupnya sehari-hari. Karena itu mahasiswa KKL UNSA menggelar sosialisasi bank sampah dengan mengangkat tema “Optimalisasi Program Zero Waste Melalui Bank Sampah Berbasis Digital”.
Baca Juga Dinas Arpusda KSB Gagas Aksi "Gotong Royong Literasi"
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan ini bertujuan agar ibu-ibu rumahtangga berdaya, dalam rangka memperkuat ketahanan dan ekonomi keluarga melalui pemanfaatan sampah dan bank sampah sehingga memberikan kontribusi ekonomi yang optimal bagi masyarakat Desa Gapit. Kegiatan ini dihadiri Kepala Desa dan perangkatnya serta mahasiswa KKL UNSA.
Kades Gapit, Aman Muslimin menyambut positif kegiatan tersebut. Dengan adanya nilai ekonomi dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah, Ia berharap kesadaran masyarakat akan lingkungan semakin meningkat.
Sementara Yerri Kuswandi S.Pd selaku narasumber menyebutkan isu sampah plastik menjadi masalah cukup serius yang bukan hanya dirasakan oleh manusia namun organisme laut seperti ikan. Yerry pun menawarkan sebuah alat inovasi yang bernama Drob Box ATM.
Baca Juga IISBUD SAREA Siapkan Beasiswa "Pedi Samawa" Tingkatkan Mutu Anak Disabilitas
Alat ini akan menampung sampah kertas, besi, plastik, dan aluminium. Keunggulan dari alat tersebut adalah sampah plastik menghasilkan uang melalui beberapa tahapan dari pengumpulan sampah ini.
Untuk diketahui, sosialisasi ini berlangsung dinamis. Warga antusias mengikutinya karena mereka tertarik dengan keberadaan alat tersebut. Namun warga meminta agar pengadaan alat itu tidak terlalu mahal. Warga menginginkan adanya potongan harga. (*)
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar