ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (17 Agustus 2023) – Kabupaten Sumbawa sangat gencar melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka stunting. Upaya ini dilakukan harus melalui langkah kolektif dengan dukungan dan komitmen semua pihak. Menyadari hal itu, mahasiswa Universitas Samawa (UNSA) yang menggelar kegiatan KKL di Desa Gapit Kecamatan Empang, ikut ambil bagian.
Salah satunya dengan menfasilitasi digelarnya pelatihan mengenai pengolahan makanan bergizi, Selasa (15/8). Kegiatan yang dilaksanakan di SDN 2 Gapit yang diikuti sebagian besar kader posyandu tersebut, mengangkat tema “Pengelolaan Makanan Tambahan Menggunakan Bahan Lokal”.
Hadir di antaranya Kepala Desa Gapit, Kepala Puskesmas Empang, Petugas Gizi Kecamatan Empang, Kader Posyandu dari Dusun Abadi, Dusun Gapit, Dusun Gapit Timur dan Dusun Nyarinying. Selain itu ibu bayi dan balita.
Ketua Kelompok KKL Desa Gapit, Hadi Septin didampingi Wakil Ketua, Ristu Imanah Hermawan mengakui bahwa sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Yakni, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari orangtuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Baca Juga Rombongan Besar Menko Kemaritiman Kunjungi UTS
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting sebut Hadi, adalah pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.
Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.
“Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita. Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memberikan hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Hadi, mahasiswa KKL Universitas Samawa telah mengadakan pelatihan kepada masyarakat mengenai pengolahan makanan bergizi dengan mengangkat tema pengelolaan makanan tambahan menggunakan bahan lokal.
Ditambahkan Ristu—sapaan Wakil Ketua KKL Desa Gapit, pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Gapit. Pelatihan Pengolahan Makanan Bergizi ini menggunakan bahan-bahan lokal dari hasil pertanian Desa Gapit yang mudah didapatkan dan dimanfaatkan dengan baik. Bahan lokal yang digunakan adalah singkong (ketabang kela) yang diolah menjadi kulit lumpia. Inovasi ini disambut positif oleh masyarakat.
Baca Juga DPRD KSB Minta Bulog dan Pemerintah Antisipasi Anjloknya Harga Gabah
Sementara Kades Gapit, Aman mengapresiasi digelarnya kegiatan ini. Ia menghimbau masyarakatnya agar bisa memanfaatkan kekayaan alam sehingga dapat mendukung ketahanan pangan dan lebih jauh lagi dapat menurunkan angka stunting.
Di tempat yang sama Ketua Panitia Kegiatan menyebutkan, pengolahan makanan tambahan dari bahan lokal bertujuan agar para orangtua khususnya ibu-ibu yang memiliki balita dapat memberikan asupan yang cukup serta disukai si kecil untuk dikonsumsi dengan memanfaatkan hasil pertanian yang mudah didapatkan di Desa Gapit. Pelatihan yang sukses dilaksanakan ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi mahasiswa KKL dan Ahli Gizi Puskesmas Empang.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan jarang-jarang dilakukan terlebih oleh mahasiswa KKL. Dengan adanya media dari mereka, para kader serta ibu bayi balita mampu memberikan makanan tambahan dari bahan lokal yang bisa menambah tumbuh-kembang anak terlepas dari makanan pokok,” ujar Kepala Puskesmas Empang, Eka Kartika, SKM. (SR)
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar