Apa Legacy Mo-Novi ? Rafiq: UHC, Yamin Abe: MXGP  

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (8 April 2023)–Ketua DPRD Sumbawa, Abdul Rafiq mengatakan bahwa kepemimpinan dengan legacy monumental sangat dibutuhkan daerah. Pemimpin dengan legacy adalah pemimpin yang hidup dengan nilai, untuk kemudian mentransformasikannya dalam kebaikan dan kemaslahatan bagi banyak orang yang dipimpinnya. Baginya legacy bukan hanya pencapaian tapi juga sebuah panggilan, dan warisan karya. “Pemimpin daerah sekarang telah mampu bersikap sebagai manager of hope yakni membangun sekaligus mewujudkan harapan dengan aksi dan kerja nyata,” ucap Rafiq saat menjadi pembicara pada Focus Group Discussion (FGD) bertema tema “Mewujudkan Legacy Monumental Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Tahun 2024” yang digelar Universitas Samawa (UNSA), Sabtu (8/4) sore. Di hadapan Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah, dan Rektor UNSA, Prof Dr. Syaifuddin Iskandar M.Pd, Rafiq menilai bahwa legacy yang sangat luar biasa dari kepemimpinan Mo—Novi adalah menjadikan Kabupaten Sumbawa sukses mencapai cakupan semesta jaminan kesehatan atau Universal Health Coverage (UHC). Sebanyak 506.104 ribu jiwa penduduk Kabupaten Sumbawa telah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari total jumlah penduduk 519.564 ribu jiwa atau sebesar 97,41%. Artinya, hampir seluruh warga masyarakat di Kabupaten Sumbawa telah memiliki payung perlindungan untuk mengakses layanan di fasilitas kesehatan. “Menurut saya ini sangat monumental. Sebab tidak semua daerah bisa sukses meraih UHC. Ini berkaitan dengan anggaran yang memberikan jaminan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Tinggal sosialisasinya dimasifkan,” ujarnya. Di bagian lain, Rafiq menyampaikan bahwa APBD Sumbawa dalam kondisi waspada, mengingat tekanan geopolitik adanya peperangan Rusia—Ukraina, maupun Israel dengan negara-negara Arab. Ketika ini berlanjut, sudah pasti berdampak pada kondisi moneter dalam negeri. Baca Juga  Diusung PPP--Demokrat, Nur Salam Siap Lanjutkan Kepemimpinan Husni-Mo Untuk DPRD kabupaten Sumbawa sangat mendukung apa yang menjadi rencana-rencana besar pemerintah daerah dalam melaksanakan visi dan misinya. DPRD juga mendorong Pemda untuk berani mencari sumber-sumber fiskal yang lebih besar ke pemerintah pusat. “Kami tetap menjaga sinergisitas dua lembaga dengan baik. Ketika pemerintahan ini menghasilkan karya atau legacy yang monumental, kita di DPRD juga demikian, sebaliknya ketika eksekutif meninggalkan warisan yang buruk, DPRD pun juga demikian, karena eksekutif dan legislative berada dalam satu kesatuan pemerintahan daerah,” imbuhnya. Dengan PAD Rp 200 Milyar lebih dan APBD Sumbawa Tahun 2023 Rp 1,9 Trilyun, lanjut Rafiq, Bappeda sebagai leading sektor perencanaan harus mampu merencanakan program-program monumental yang akan mampu meninggalkan legacy bagi pemimpin Sumbawa. Tentunya dengan melibatkan semua steakholder seperti kalangan kampus atau akademisi, praktisi dan masyarakat. Sehingga apa yang menjadi isu-isu besar daerah akan mampu terselesaikan. “Mari kita bekerja dengan ikhlas, tunjukkan bahwa kita pemimpinan yang punya hati. Sehingga ketika tidak lagi menjabat, masyarakat akan mengingat karya yang kita hasilkan,” tandasnya. Di tempat yang sama, Anggota DPRD Sumbawa, Muhammad Yamin SE., M.Si melihat karya besar Mo—Novi adalah MXGP Samota. Keberadaan event ini mampu mengangkat nama daerah di mata dunia. Bahkan Sumbawa dengan Samotanya menjadi pembicaraan di luar negeri. “Saya melihat MXGP itu legacy. Seandainya dikalkulasi dalam bentuk uang untuk promosi daerah, tidak akan cukup dengan uang APBD,” ujar politisi yang juga Ketua DPC Partai Hanura Sumbawa. Baca Juga  BNN Sumbawa Sasar Generasi Muda di Tiga Kecamatan Anggota DPRD Sumbawa lainnya, Achmad Fachry SH mendorong pemerintah daerah melalui OPD-nya untuk melakukan terobosan dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah. Dengan pendapatan atau penerimaan yang besar, maka belanja maupun pembiayaan yang menjadi beban daerah dapat teratasi. Namun demikian menurut Ketua DPC PAN Sumbawa, ini bukan kerja eksekutif semata, semua pihak harus berperan termasuk DPRD. Karenanya diperlukan gerakan bersama untuk meningkatkan PAD sehingga pembangunan di semua sektor bisa bergerak dalam rangka memajukan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara Dr. Syafruddin MM dari kalangan akademisi meminta Pemda mencari cara untuk bagaimana mengoptimalkan penerimaan, dan mengefektifkan pengeluaran. Dalam melaksanakan program, Pemda harus mampu memilih apakah fokus pada kegiatan non fisik atau fisik. “Pemda harus punya locus dan focus program. Misalnya ketika ingin membangun rumah sakit, harus focus, agar bisa tuntas di masa pemerintahannya,” saran Doktor Syaf. Menurutnya, pemimpin yang akan diingat dan dicatat sejarah adalah yang terbaik. Jika tidak yang terbaik maka harus bisa menjadi orang pertama. Jika tidak bisa menjadi yang terbaik dan orang pertama, harus menjadi yang paling berbeda. “Pemerintahan sekarang ingin memilih yang mana, apakah yang terbaik, pertama atau berbeda. Ketika satu di antaranya bisa dilakukan, maka sejarah akan mencatat dan masyarakat akan mengenangnya,” pungkas Doktor Syaf yang juga Wakil Rektor UNSA ini. (SR) Adblock test (Why?)

Komentar