Panen Pertama, Harga Gabah di KSB Masih Stabil

ProSumbawa SUMBAWA BARAT—Kabupaten Sumbawa Barat memasuki musim panen pertama. Namun demikian harga gabah masih terbilang stabil. Kestabilan harga ini dilihat dari kualitas padi, dan standar harga (HPP) yaitu Rp 4.200 per kilogram yang ditetapkan pemerintah. Ditemui samawarea.com di lapangan, Kamis (3/3), Kepala Dinas Pertanian Sumbawa Barat mengatakan di awal panen padi musim ini, harga gabah di Sumbawa Barat masih normal. Hasil pengecekan sampel di beberapa wilayah, ditemukan fakta masih ada masyarakat yang panen padi sebelum waktunya. Karenanya kadar air padi di atas 25% yang membuat harganya disesuaikan dengan kadar air padi tersebut. Harga beli petani saat ini sebutnya, berkisar 37–38 karena kadar airnya rata-rata di atas 25% bahkan ada yang lebih dari 30%. “Harga ini masih katakan normal, yang dikatakan anjlok apabila gabah petani sudah di panen sesuai waktu, kadar airnya di bawah 25%. kadar hampanya maksimal 10% dan dibeli di bawah HPP. Ini baru bisa kita katakan anjlok,” jelasnya. Kadar air yang bisa dibayar sesuai HPP Rp 4.200 per kilogram, maksimal kadar airnya 25%, kadar hampanya maksimal 10% dan umur padi yang ideal agar bisa dipanen sesuai kualitas antara 135 sampai 145 hari. Untuk itu dia meminta petani untuk bersabar agar tidak panen padi sebelum waktunya, sebab akan mempengaruhi harga beli ke petani. Baca Juga  Penyaluran Bantuan di Sumbawa Belum Klir, Mensos Naik Motor Jemput Langsung Penerima Guna mengantisipasi harga gabah anjlok, lanjut Kadis, pihaknya meminta Bulog menyerap gabah sesuai HPP pemerintah. Saat ini telah menyiapkan anggaran untuk pengamanan harga gabah. Untuk tahap awal pemerintah menyiapkan Rp 2 milyar, namun anggaran tersebut bisa digunakan jika harga gabah anjlok minimal 5% dari HPP. Di tempat yang sama Pimpinan Cabang (Pinca) Perum Bulog Sumbawa, Kurnia Rahmawati S.TP, mengatakan saat ini Bulog sedang melakukan penyerapan gabah petani melalui mitranya dengan harga sesuai HPP yaitu Rp 4.200 per kilogram. Namun yang sesuai dengan kualitas yang sudah ditentukan. Diakuinya, Bulog belum bisa menyerap padi secara langsung karena masih diperintahkan untuk menyerap beras. “Tapi melalui mitra, kami membeli gabah sesuai amanat Permendag terus digiling dan berasnya kami serap. Memang proses serapan gabah masyarakat lama, tapi untuk saat ini karena masih panen awal, bisa kita atasi,” ujarnya. Ia berharap ke depan Bulog dapat menyerap gabah secara langsung, bukan hanya beras. Pihaknya juga bisa bermitra dengan pengusaha yang non penggilingan sehingga sangat memungkinkan dengan pengusaha di Sumbawa Barat agar serapan gabah masyarakat bisa maksimal. (HEN/SR) Adblock test (Why?)

Komentar