ProSumbawa SUMBAWA BARAT, samawarea.com (5 November 2021)
Tambang emas ilegal di Jorok Liang, Desa Seloto, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat sampai sekarang masih belum ditutup. Padahal Dinas Lingkungan Hidup, Dinas ESDM dan Inspektur Tambang telah menegaskan bahwa aktivitas tersebut harus ditutup karena tidak memiliki izin. Melihat masih adanya pembiaran, membuat warga Seloto dan Gerakan Muda (Geram) Sumbawa Barat yang dikomando Kepala Desa Seloto menutup paksa tempat tersebut.
Ditemui Samawarea.com, Kamis (4/11), Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Sumbawa Barat, Zainudin mengatakan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi sudah mengeluarkan surat agar menutup aktivitas tambang di Jorok Liang. Saat ini, tambang ilegal tersebut belum memiliki Izin.
“Kenapa sampai saat ini aktivitasnya belum ditutup itu bukan ranah kami, karena ranah kami sifatnya administratif, yang memiliki kewenangan untuk menutup adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi,” tegasnya.
Sementara itu Kapolres Sumbawa Barat AKBP Heru Muslimin SIK, M.Ip, mengatakan, Polres sudah menghimbau agar pengelolaan perendaman emas untuk ditutup.
Secara terpisah, mantan Kades Seloto, Lukman mengatakan aktivitas tambang tersebut harus ditutup karena tidak memiliki izin membuat masyarakat resah. Pasalnya, bahan yang digunakan dalam pemurnian emas diduga menggunakan bahan kimia keras yang merusak lingkungan.
“Tidaklah salah masyarakat menduga kuat akibat matinya hewan ternak di Desa Seloto diakibatkan oleh adanya aktivitas tambang tersebut,” tandasnya, seraya menyebutkan ada 11 ekor sapi dan kerbau milik warga Seloto mati mendadak. Baca Juga Camat Lunyuk Bantah Terbitkan Rekom Pembelian BBM Bersubsidi
Sebelum ada tambang diakui Lukman, tidak ada kejadian ternak mati seperti ini. Apalagi ternak yang mati tidak jauh dari lokasi tempat jalur irigasi tambang tersebut yang mengalir langsung ke Danau Lebo Taliwang.
Belum lagi alirannya juga bersentuhan langsung dengan lahan pertanian masyarakat. Pastinya, masyarakat luas akan berhati-hati mengonsumsi hasil pertanian di wilayah itu termasuk ikan di Lebo. Sementara kehidupan masyarakat Seloto dan desa sekitarnya banyak bersandar dari hasil nelayan dari Lebo.
“Sehingga alasan-alasan ini yang membuat kita harus menutup tambang tersebut,” imbuhnya.
Kepala Desa Seloto, Jalaluddin Patawari menyampaikan dukungan kepada masyarakat yang siap menyegel tempat tambang liar tersebut.
“Kritik dan saran merupakan nilai terbaik bagi pemerintah untuk memberikan pelayan terbaik untuk masyarakat. Alhamdulillah saya sebagai kepala desa, Linmas, Babinsa, dan Babinkantibmas, siap memberikan dukungan terhadap masyarakat semua untuk bagaimana baiknya untuk desa. Karena itu mari kita berangkat bersama,” tukasnya.
Pantauan media ini di lokasi tambang, kades dibantu warga berdialog dengan pihak tambang, sekaligus menyampaikan orasi. Sesaat kemudian menyegel tempat tersebut. Yang diperbolehkan masuk lokasi tambang hanya penjaga aset. Di luar massa berteriak memberikan dukungan kepada kades yang melakukan penyegelan.
Terlihat di lokasi tambang, ada jalan sampai ke puncak gunung, dengan lebar yang sangat luas. Tumpukan material, serta dua kolam besar, dan ada juga kolam kecil, di lokasi. Selain itu terdapat bangunan yang diduga serupa mess tempat tinggal karyawan. Tak jauh terdapat lahan yang luas dan bersih seperti habis pengerukan. Baca Juga Dua Hari Menghilang, Ditemukan Membusuk
Media ini kesulitan mendapatkan konfirmasi secara detail terkait aktivitas tambang karena tak satupun pihak manajemen ada di lokasi. (HEN/SR)
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar