PT ISM Pastikan 8 Tahun Beroperasi, Pabrik Oksigen Jadi Aset Daerah

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (27 September 2021) Direktur PT. Indonusa Sahabat Mandiri (PT. ISM), Nixon Purba memastikan setelah 8 tahun, pabrik oksigen yang baru beroperasi perdana, Senin (27/9) hari ini, akan menjadi asset daerah sepenuhnya. Hal ini berdasarkan kerjasama yang tertuang di dalam perjanjian kontrak. Karena itu dari sekarang, pihaknya akan menyiapkan teknisi dari putra lokal untuk mengoperasikan semua peralatan pabrik. “Sekarang ada dua teknisi yang kami bawa untuk mengoperasikan pabrik ini. Kami juga merekrut 6 tenaga kerja lokal, yang nantinya akan disiapkan untuk menjadi teknisi, setelah pabrik ini menjadi asset daerah nantinya,” jelas Nixon didampingi Kasi Pelayanan RSUD Sumbawa, Hardiansyah A.Md.,Kep. Diakui Nixon, pabrik oksigen yang dimiliki RSUD Sumbawa baru pertama di NTB. Diharapkan produk dari pabrik ini mampu melayani rumah sakit di berbagai kota atau kabupaten se-Pulau Sumbawa. “Sebelum ke Sumbawa kami sudah meresmikan alat ini di Sanglah Bali. Nanti setelah dari Sumbawa, kami terbang ke Jayapura untuk peresmian alat pabrik oksigen seperti ini,” katanya. Nixon juga mengakui, bahwa per harinya, pabrik ini menghasilkan 120 tabung oksigen. Dan sementara ini 88 tabung per hari, dan jumlah ini sudah lebih dari cukup. Mengenai produknya, sangat baik karena menghasilkan oksigen murni mencapai 99,5%. Dan tidak ada perusahaan atau peralatan lain yang bisa melebihi kemurnian oksigen yang dihasilkan peralatan yang dimiliki PT ISM. Baca Juga  Festival Rantok 1001 Deneng Dihadiri Budayawan Nasional dan Aktor Film Terkait dengan limbah gas yang dihasilkan, Nixon menyatakan sangat aman dan sama sekali tidak mencemari lingkungan. Karena sebenarnya tidak ada limbah yang terbuang. “Udara bebas yang dihirup generator ini diolah lalu diambil oksigen yang sudah dimurnikan. Sisa selain oksigen seperti karbondioksida, karbon air dan lain-lain yang hanya sekitar 1% hilang ditelan udara bebas dalam hitungan sepersekian detik. Jadi sebenarnya tidak ada limbah, karena jatuh lagi ke udara bebas dan tidak membahayakan. Justru lebih bahaya kentut daripada sisa pemurnian oksigen ini, karena kentut menimbulkan bau, sementara ini tidak ada,” ujarnya memberikan contoh. Untuk diketahui, pabrik ini akan bekerja selama 24 jam. Rencananya kebutuhan oksigen akan semakin bertambah menyusul rencana kerjasama RSUD dengan Dikes Sumbawa untuk memenuhi kebutuhan oksigen di seluruh puskesmas wilayah Sumbawa. Dengan meningkatnya kebutuhan, maka secara otomatis tenaga kerja akan bertambah. Pastinya pihaknya akan mengutamakan tenaga kerja lokal. (SR) Adblock test (Why?)

Komentar