ProSumbawa Oleh: Shafwan Amrullah, S.T., M.Eng.
(Dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa)
Pada dasarnya, pohon kemiri sendiri adalah pohon dengan berbagai macam manfaat. Saat ini kemiri sebagaian besar digunakan sebagai rempah-rempah dan juga penghasil minyak atsiri dan lain sebagainya. Kemiri sendiri merupakan pohon yang mudah untuk ditanam. Selain itu pohon kemiri sangat mudah untuk tumbuh dan tidak memerlukan persayaratan yang banyak. Kemiri sendiri dikelompokkan dalam minyak lemak yang cukup baik.
Namun demikian, dengan begitu banyaknya manfaat yang dapat diambil dari kemiri, buah tersebut menghasilkan limbah yang cukup berlimpah, yaitu seperti cangkang kemiri. Cangkang tersebut bisa menumpuk dalam jumlah besar jika dalam musim panen. Padahal, cangkang kemiri tersebut memiliki kadar karbon yang sangat besar, dan sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai adsorben atau pembautan arang bakar. Salah satu daerah pengahasil limbah kemiri terbanyak yaitu Desa Batu Dulang yang berada di Kabupeten Sumbawa. Sehingga dengan adanya inovasi seperti ini, pemanfaatan limbah cangkang kemiri ini dapat digunakan sebagai produk untuk mengatasi masalah yang lain.
Arang dari tempurung kemiri pada dasarnya memiliki kadar karbon yang sangat besar, bahkan melebihi dari arang yang terbuat dari tempurung kelapa, dimana kadar yang diketahui melebihi 85%-95% kadar karbon total. Sedangkan untuk mendapatkan kadar karbon murni ini dapat dilakukan dengan pengarangan, dimana pengarangan merupakan proses pirolisis yang dilakukan dengan bantuan pembakaran dengan menggunakan karbon yang terbatas, sehingga kadar karbon yang ada di arang masih bisa didapatkan.
Hasil dari proses pengarangan ini pada akhirnya tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar saja, namun digunakan juga sebagai material penting dalam teknologi penyerapan, terutama penyerapan gas yang tidak diinginkan seperti etilen. Material seperti ini diketahui sebagai material adsorber (penyerap) yang notabene sebelumnya adalah material yang dapat memisahakan gas, menyerap kontaminan yang ada di air, recovery solvent, katalis dan juga sebagai penyangga katalis. Namun dengan adanya sentuhan riset dari Para Dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa, adsorber yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai perlambatan pematangan buah.
Selanjutnya berdasarkan paparan di atas, dalam proses perlambatan pematangan buah melalui proses penyerap gas etilen, produk ini sangat baik untuk dimanfaatkan bagi palaku ekspor buah terutaman di Pulau Sumbawa, karena keberlimpahan bahan baku yang tersedia, yaitu adanya limpahan cangakang kemiri di Desa Batu Alang Kabupaten Sumbawa tersebut. Baca Juga 1.150 Guru Terancam Tidak Menerima Tunjangan Profesi
Secara teknis, proses penghambatan pematangan buah dapat dilakukan dengan melakukan penyerapan gas etilen dengan bantuan zat tertentu yang dapat memberikan efek kerusakan yang cepat terhadap buah. Sehingga dengan menggunakan cangkang kemiri yang dibantu dengan senyawa KMnO4 ini dapat dilakukan perlambatan yang diinginkan tersebut, sehingga buah yang akan diekspor baik untuk tujuan lokal maupun internasional oleh pengusaha buah di Sumbawa dpat dimanfaatkan dengan baik.
Dengan adanya inovasi tersebut, kegiatan ini dimulai oleh Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa bersama dengan mahasiswa di bawah bimbingan Nurkholis, S.T., M.Eng., dan Shafwan Amrullah, S.T., M.Eng. selaku staff dosen melakukan penelitian untuk menghasilkan produk adsorber ini. Bahan baku yang digunakan berupa cangkang kemiri yang langsung diambil dari daerah Batu Dulang Sumbawa Besar. Dengan keahlian Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa mengolah limbah hasil pertanian, penelitian tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu pengaplikasiannya secara optimal sebagai material penyerap gas etilen pada buah dapat tercapai. Alhasil gas etilen dapat diserap dan dapat menghambat proses pematangan terhadap buah yang disimpan.
Secara detail hasil penelitian yang didapatkan adalah bahwa proses penambahan berbagai variasi KMnO4 pada beads composite arang tempurung kemiri dan KMnO4 tidak terlalu memperlihatkan efek pada kadar air bahan. Kadar air beads composite kemungkinan dipengaruhi oleh perlakuan sampel sebelum diuji antara lain adalah proses pendinginan, proses penggilingan dan juga pengayakan. Penambahan KMnO4 berpengaruh terhadap nilai kadar abu dari beads composite arang tempurung kemiri dan KMnO4. Baca Juga Gelar Dialog Interaktif, Pemda KSB Bahas Isu Ketenagakerjaan
Secara umum, Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kadar air dan abu yang terbaik didapatkan pada jumlah penambahan senyawa KMnO4 pada 15 gram yaiut 7,33% dan 7% berturut-turut. Hasil ini memperlihatkan bahwa produk beads composite sudah memenuhui standar SNI 06–3730-1995.
Untuk efektivitas serapan terhadap senyawa etilen, beads composite yang dihasilkan ini membutuhkan 15 gram KMnO4 untuk penyerapan terabaik etilen sebesar 6,1%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di atas, tentu dapat disimpulkan bahwa limbah kemiri yang dihasilkan oleh Desa Batu Dulang Kabupaten Sumbawa tidak akan lagi hanya dipandang sebagai sampah yang membahayakan, akan tetapi merupakan pundi-pundi ekonomi yang sangat bermanfaat.
Manfaat terutama langsung didapatkan dari produk adsorber ini adalah selain manfaat pengolahan limbah yang baik, juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, terutama dari proses produk adsorber hingga peningkatan kapasitas ekspor buah Sumbawa secara luas.
Selanjutnya perlu adanya pengembangan produk inovasi adsorber sebagai produk industri akan memberikan efek lebih besar terhadap masyarakat. Sehingga Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa terus melakukan inovasi dan pengembangan produk adsorber dari cangkang buah kemiri lokal Sumbawa ini hingga perancangan sekala besar seperti Perseroan Terbatas yang lebih besar. (*)
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar