Pertama di NTB, RSUD Sumbawa Operasi Caesar Gunakan Metode ERACS

ProSumbawa Hitungan Jam Pasca Operasi, Pasien Bisa Duduk dan Beraktivitas SUMBAWA BESAR, samawarea.com (6 Agustus 2021) RSUD Sumbawa kembali mencatat sejarah atas inovasi pelayanannya. Kali ini, RSUD Sumbawa menjadi satu-satunya rumah sakit yang menggunakan metode ERACS (Enhanced Recovery After Cesarean Surgery) di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan menjadi salah satu dari beberapa rumah sakit di Indonesia. Metode ERACS ini merupakan teknik pelayanan pasien persalinan melalui operasi caesar. Jika sebelumnya pasien pasca operasi caesar harus mendapatkan perawatan yang cukup lama dan merasakan sakit yang luar biasa. Namun dengan teknik ERACS, hal itu tidak lagi dirasakan. Persalinannya nyaman, lama perawatan singkat, dan biayanya ekonomis. “2 jam selesai operasi pasien sudah bisa duduk, infus dan kateter langsung dilepas. Artinya hari pertama setelah operasi, pasien sudah bisa pulang ke rumah,” ungkap Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri mengemukakan keunggulan teknik tersebut dalam menangani pasien operasi cesar, Jumat (6/8) malam. Ia mengakui operasi Caesar teknik ERACS ini baru pertamakali dipraktekkan di NTB hanya di RSUD Sumbawa. Dan sudah ada pasien yang berhasil menjalaninya. “Jadi tidak salah kami mendatangkan Dokter Spesialis Kandungan yang inovatif, yang dalam pelayananannya mampu menyelamatkan ibu dan bayi dalam proses persalinan melalui operasi caesar. Alhamdulillah, ini semua untuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan prima yang mudah, cepat dan ekonomis,” ujarnya. Baca Juga  Bangun Kolaborasi, UTS Sambangi Berbagai Instansi Pemerintah Teknik ERACS ini dinilai dr. Dede, sangat cocok dengan situasi pandemic covid saat ini. Karena dengan teknik ini, pasien operasi caesar tidak perlu dirawat berlama-lama di rumah sakit, guna menghindari terpaparnya ibu dan bayi dari virus corona. Ia berharap dengan semakin inovatifnya pelayanan, RSUD Sumbawa menjadi rumah sakit pilihan pertama dalam rujukan pasien oleh masyarakat dari kabupaten/kota di Pulau Sumbawa bahkan di NTB. Dikonfirmasi terpisah, Dokter Spesialis Kandungan RSUD Sumbawa, dr. Inne Mamesah, Sp.OG, mengatakan, ERACS) adalah metode operasi Caesar dengan memberikan obat-obatan pereda nyeri yang baik sehingga pasien bisa segera melakukan mobilisasi pasca operasi dengan cepat. Pihaknya mengaku sudah melayani persalinan dengan metode ERACS, dan berhasil. Dengan metode ini proses pemulihan pasien pasca operasi berlangsung cepat, rasa nyeri, dan imobilisasi pun bisa diminimalkan. “Kalau operasi yang konvensional biasanya memerlukan waktu 2—3 hari untuk pemulihan. Kalau menggunakan metode ERACS hanya 2 jam pasca operasi, infus dan kateter sudah bisa dilepas, dan keesokan harinya sudah bisa jalan dan beraktivitas seperti biasa,” jelasnya. Dari sisi pasien, sambung Dokter Ine—akrab ia disapa, Operasi Caesar metode ERACS ini sangat menguntungkan. Karena tidak ada lagi sakit yang berkepanjangan di tempat tidur, tidak lagi susah bangun, dan ibu sudah bisa langsung menyusui bayinya. “Ini memberikan efek yang sangat signifikan di masa pandemic ini, sebab mengurangi hari rawat di rumah sakit,” imbuhnya. Baca Juga  DPR Diminta Bantu Pemprov NTB Tuntaskan Rehabrekon Operasi Caesar menggunakan metode ERACS ini lanjut Dokter Ine, bisa terlaksana dengan kerjasama Dokter Kandungan, Anastesi dan Spesialis Anak. “Memang ERACS ini harus ditangani dokter dari multi disiplin, karena ada sedikit modifikasi di teknik operasi dibandingkan operasi Caesar biasa. Dan ini ditangani tidak oleh saya sendiri tapi kerjasama dengan Dokter Spesialis Anastesi dr. Devitra, Sp.An dan Dokter Spesialis Anak, dr. Koeswardono, Sp.A,” bebernya. Bagaimana dengan komplikasinya ? menurut dr. Ine, sama seperti operasi caesar biasa. Komplikasinya seperti pendarahan, pusing, dan muntah. Namun beberapa pasien dengan metode ERACS justru merasa nyaman karena bisa pulih lebih cepat. Dengan pulih lebih cepat ini dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Meski demikian tidak semua pasien yang ingin operasi Caesar bisa terlayani dengan metode ini. Sebab harus memenuhi syarat. Di antaranya, tidak memiliki penyakit komplikasi, posisi bayi sungsang, letak melintang, pecah ketuban dini, air ketuban kering, bayi mahal (6—7 tahun menikah belum punya anak), dan pasien panggul sempit. “Kami baru mempraktekkan metode ERACS ini. Sejak Juli 2021 kemarin, baru satu pasien yang kami tangani dengan metode ini, karena saat itu dan sampai sekarang gelombang covid cukup tinggi, dan rata-rata pasien yang masuk positif covid,” pungkasnya. (SR) Adblock test (Why?)

Komentar