Proses Audit Sempat Kisruh!, Mantan Isteri dan Ahli Waris Toe Bersitegang

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (14 Juli 2021) Upaya Sansan untuk mendapatkan harta dari mantan suaminya, Slamet Riady Kuantanaya alias Toe, semakin kencang. Jika, Selasa (13/7) kemarin mengutus Tim Auditor yang datang bersama Tim Penyidik Polda NTB, Rabu (14/7) hari ini, Sansan didampingi kakaknya, turun langsung ke lokasi yang diklaim sebagai miliknya. Yakni, Toko Sumber Elektronik, Jalan Hasanuddin Sumbawa Besar. Bahkan Sansan terlihat didampingi sejumlah pria tegap dan berotot, yang kata warga setempat adalah bodyguard-nya, sengaja didatangkan dari Kota Mataram. Sansan juga didampingi tim penasehat hukumnya. Ketegangan sempat terjadi di toko tersebut, di sela-sela tim auditor sedang bekerja. Sebab pihak Sansan hendak mengambil sejumlah kendaraan terdiri dari roda empat dan roda dua yang terparkir di teras toko. Namun dihalangi sejumlah ahli waris Almarhum Toe bersama tim kuasa hukumnya. Untuk meredam situasi yang semakin panas, disepakati untuk tidak membawa kendaraan itu. Pemandangan tersebut menjadi perhatian warga dan pengguna jalan. Agar tidak memancing kerumunan di tengah pandemic covid, warga diminta untuk membubarkan diri. Juru Bicara Keluarga Almarhum Toe, Ny. Lusi didampingi putrinya, Ita Yuliana, mengatakan, secara mekanisme hukum sebenarnya audit asset toko ini tidak bisa diaudit. Sebab untuk melakukan semua itu harus ada izin pengadilan melalui gugatan perdata. Demikian dengan alasan bahwa audit itu berdasarkan laporan polisi terkait dugaan penggelapan. Harusnya, pihak kepolisian memiliki data dari pelapor apa saja asset yang diduga digelapkan. Baca Juga  Tinjau Progress RTG, Danrem 162/WB Beri Bingkisan Anak Yatim Piatu “Bukan asal-asal lapor penggelapan, tapi data yang digelapkan tidak disebutkan. Dan sayangnya, polisi menerima laporannya tanpa ada data pendukung,” sesalnya. Namun demi kelancaran tugas kepolisian dan persoalan menjadi terang benderang, ungkap Ny. Lusi, pihaknya mempersilahkan untuk diaudit. Terkait dengan mobil dan sepeda motor yang hendak dibawa oleh Sansan hingga sempat bersitegang, diakui Nyonya Lusi. Menurut Sansan bahwa sejumlah kendaraan itu hanya dipinjamkan oleh kakaknya untuk mendukung kegiatan usaha saat almarhum masih hidup dan menjadi suami dari Sansan. Tentu saja pengakuan itu dibantah keras oleh Nyonya Lusi. Kendaraan itu sudah dibeli oleh almarhum dan ada bukti transfer uang serta catatan untuk pembayaran pembelian mobil. Terlebih lagi, pihak almarhum mengantongi BPKB mobil tersebut. “Mungkin mereka mengira kami tidak punya bukti, sepeninggal almarhum. Itu keliru besar,” tukas Boss Harapan Baru ini,. Ditambahkan Kuasa Hukum Keluarga Almarhum, Muhammad Yudi SH, bahwa agenda hari ini adalah audit. Jika pihak Sansan hendak mengambil kendaraan, itu keliru besar karena bukan bagian dari agenda. Masalah kendaraan tersebut merupakan agenda lain. Ketika ingin mendapatkan sejumlah kendaraan ini, tentunya melalui gugatan perdata. “Tidak bisa lah ambil kendaraan itu karena di luar agenda. Kalau mau silakan ajukan gugatan ke pengadilan, karena kedua belah pihak sama-sama mengklaim,” saran Yudi–akrab pengacara muda ini. Baca Juga  Setelah Kurir, Giliran Pengedar Diciduk Polisi Secara terpisah, Saleh SH selaku Kuasa Hukum Sansan, mengatakan, turunnya tim audit adalah hasil kesepakatan kedua belah pihak. Hasil audit ini nantinya menjadi bahan untuk menentukan apakah laporan dugaan penggelapan memenuhi unsur atau tidak. “Karena ada laporan dugaan tindak pidana penggelapan, makanya dilakukan audit. Jika ada bukti yang mengarah, bisa saja disarankan untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Sebaliknya jika tidak ada bukti, maka penyelidikannya dihentikan,” ujar Saleh. Ditanya soal data-data dugaan penggelapan yang dikantongi Sansan selaku pelapor, Saleh mengaku ada sebagian, dan masih ada yang belum tercatat. Karena itu untuk memastikannya, polisi menurunkan tim audit. Kemudian mengenai kendaraan yang hendak diambil kliennya, Saleh mengaku dihalangi oleh ahli waris almarhum. “Daripada ribut, kami urung untuk mengambil mobil itu. Kenapa diambil karena menurut klien kami, mobil itu hanya dititipkan oleh kakaknya kepada almarhum” imbuhnya. Sementara itu Kapolres Sumbawa, AKBP Widy Saputra SIK MH yang dihubungi via telepon seluler mengatakan, kehadiran anggotanya untuk mendampingi Tim Polda. Yang melakukan langkah-langkah adakah tim Polda. “Kita hanya mendampingi saja, karena tempat permasalahan ini di Sumbawa,” ujarnya singkat. (SR) Adblock test (Why?)

Komentar