Ikhtiar Dinas Pertanian KSB: Bulog Kembali Serap Gabah Petani

ProSumbawa SUMBAWA BARAT, samawarea.com (19 Juli 2021) Ikhtiar Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat untuk menstabilkan harga gabah menuai hasil. Bulog yang sebelumnya sempat menghentikan penyerapan gabah, kini tidak lagi. Setelah melakukan koordinasi dengan semua pihak, Bulog kembali menyerap gabah petani sesuai HPP. Ditemui samawarea.com belum lama ini, Kadis Pertanian KSB, Suhadi SP.t menyambut gembira Bulog sudah bisa menyerap gabah petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Penyerapan kembali oleh Bulog ini hasil koordinasi yang intens dengan semua pihak. Khusus KSB, mendapat perhatian di tengah kondisi Bulog yang kesulitan menyerap gabah karena gudangnya full. Kondisi ini terjadi di semua daerah di Indonesia karena dampak Covid- 19. “Karena koordinasi yang baik, alhamdulillah Bulog kembali serap gabah walaupun terbatas,” ucapnya. Suhadi menceritakan bagaimana pihaknya berusaha agar gabah petani di KSB diserap Bulog. Berawal ketika harga gabah petani berada di bawah HPP yakni Rp 3.200 per kilogram. Pihaknya langsung menghubungi kepala Bulog Sumbawa. Ia mendapat jawaban bahw agudang Bulog penuh dan tidak ada lagi tempat penyimpanan. Akibatnya sirkulasi serapan gabah tidak lancar karena pembelian dan pengeluaran hasil produksi tidak sesuai. Mendapat informasi ini, pihaknya menghubungi Bulog NTB dan mendapat jawaban yang sama. Upaya tak berhenti sampai di situ, pihaknya menghubungi Bulog pusat dan Dirjen Tanaman Pangan. Dari koordinasi ini, ada dua solusi yang diberikan. Bulog melakukan penyerapan kembali tapi terbatas dan akan mendatangkan pembeli dari luar yang bisa membeli sesuai HPP. Baca Juga  RSUD Sumbawa Tiadakan Apel Pagi “Setelah kita menunggu beberapa lama akhirnya kita menerima keputusan bahwa Bulog akan menyerap kembali gabah namun terbatas,” katanya. Saat ini melalui mitranya, Bulog kembali menyerap gabah petani. Di KSB ada dua mitra Bulog yaitu di Brang Rea dan Brang Ene. Namun hasil evaluasi, karena terbatasnya kuota dan gudang, mitra Bulog tidak bisa menyerap secara menyeluruh gabah petani. “Saya berharap kepada petani untuk bekerjasama dalam kondisi ini. Yang belum diserap gabahnya diminta gabahnya ditahan dulu, jangan dijual, sambil kita terus berupaya menambah kuota serapan gabah untuk KSB dari Bulog. Sebab kalau dipaksakan saat ini kondisinya sangat sulit,” ujarnya. Bukan hanya penambahan kuota serapan gabah yang diupayakan, Suhadi mengaku akan berupaya menambah kuota mitra Bulog. Ini sangat penting agar tidak terjadi gejolak antar pengusaha lokal karena perbedaan harga beli. “Kalau menjadi mitra Bulog, pengusaha harus menyerap 60 persen beras dari Bulog dihitung dari jumlah kuota yang diberikan. Jika pengusaha sanggup maka kami akan upayakan hal itu. Pentingnya juga, penambahan mitra Bulog agar daerah-daerah lain selain Brang Ene dan Brang Rea bisa diserap juga,” jelasnya. Ia berharap semua elemen terkait dapat bersabar dengan kondisi ini. Karena covid mempengaruhi segala hal termasuk harga gabah. (HEN/SR) Adblock test (Why?) http://dlvr.it/S431JP
http://dlvr.it/S43K7T

Komentar