ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (14/6/2021)
Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D mengikuti acara “Diplomasi Soft Power Indonesia Melalui Pendidikan dan Pertukaran Budaya” yang dilaksanakan oleh Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Gubernur NTB, Mataram belum lama ini dihadiri Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah, M.Sc, Wakil Ketua BKSAP Dr. Mardani Ali Sera, didampingi oleh tiga anggota DPR RI lainnya, Johan Budi, Muslim dan Hj. Sakinah Al Jufri, serta Rektor Universitas Mataram dan Rektor Universitas 45 Mataram.
BKSAP adalah Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang dibentuk untuk menjadi ujung tombak diplomasi parlemen, yang bertugas mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antar Negara, selain tiga fungsi utama DPR yaitu legislasi, budgeting dan pengawasan.
Salah salah satu metode diplomasi soft power, dapat dilakukan melalui pendidikan dan pertukaran budaya, sebagaimana disampaikan oleh Wakil BKSAP Dr. Mardani Ali Sera.
Dalam diskusi yang berlangsung, Rektor UTS mendapat kesempatan berbagi pengalaman terkait bagaimana UTS telah membuat program Global Ambassador Scholarship atau disebut GAS. Melalui program GAS, UTS memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing untuk belajar di UTS.
Hal ini dapat juga dimaknai sebagai salah satu cara diplomasi soft power karena mahasiswa-mahasiswa tersebut akan menjadi “ambassador (duta)” dari negaranya masing masing.
Sejak September 2020, ungkap Rektor, UTS menerima 21 mahasiswa asing dari 21 negara yang tersebar di hampir seluruh program studi. Salah satunya, Mauro, mahasiswa asal Argentina. Baca Juga 958 Petugas Kebersihan Dapat Bansos dari Gubernur NTB
Mauro sangat aktif mempromosikan tentang adat, budaya, bahasa, dan keindahan alam Indonesia. Ia pernah menjadi pembicara di sebuah konferensi budaya di Argentina dan mempresentasikan tentang Indonesia. Baru-baru ini, ia menulis sebuah artikel yang terbit di majalah Kedubes Indonesia di Argentina mengenai Sumbawa.
Sementara itu Shafie mahasiswa asal Iran yang pandai memainkan gendang/daf Persia, dan sering tampil bersama Tim Sakeco Cinde Bulaeng.
Menurut Rektor muda ini, perguruan tinggi memiliki peranan sangat penting dalam soft power diplomasi bagi Indonesia, baik dari dalam ke luar pun sebaliknya. Selain mendatangkan mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia, soft power diplomacy juga bisa dilakukan melalui pengiriman mahasiswa ke mitra luar negeri, serta diaspora Indonesia di berbagai negara.
“Melalui soft power diplomacy, bersama-sama kita dapat terus gaungkan bahwa Indonesia adalah negara yang cinta damai, kaya akan adat budaya, punya banyak potensi, dan hal-hal baik lainnya,” demikian Rektor yang menjadi salah satu ilmuwan dunia ini. (SR)
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar