ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (11/6/2021)
Sektor pertanian yang menjadi salah satu jenis pembinaan kemandirian unggulan yang diberikan kepada warga binaan Lapas Sumbawa Besar nyatanya tak hanya sekedar menjadi pengisi waktu luang ataupun sarana belajar bertani. Namun juga menjadi sumber penghasilan bagi warga binaan.
Kegiatan bercocok tanam yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan kosong di area brandgang mampu menghasilkan suplay sayur yang tak bisa dikatakan sedikit. Sejumlah pedagang sayur di beberapa pasar wilayah Sumbawa acapkali datang membeli hasil pertanian warga binaan.
Dari hasil penjualan tersebut warga binaan akan mendapatkan bagian lebih dari setengahnya dalam bentuk tabungan. Sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk pengembangan, perawatan dan pemeliharaan areal dan komoditas pertanian guna memastikan keberlangsungan pembinaan.
Kalapas Sumbawa Besar, M. Fadli, Jumat (11/6) menuturkan bahwa Lapas dan Rutan pada umumnya masih identik dengan pola konsumtif. Dari program-program semacam ini dirinya ingin menunjukkan bahwa keterbatasan gerak warga binaan tidak lantas menghalangi mereka untuk menjadi insan yang produktif.
“Selama ini kan kita mengenal Lapas rutan itu konsumtif terus, dari sini kita ubah nih pandangan masyarakat bahwa Napi juga bisa produktif, bisa menghasilkan,” terangnya.
Mengintip rencana kerjanya, Fadli menuturkan pihaknya sudah mulai mengembangan varian tanaman sayur yang lain, serta akan mulai merambah pada tanaman buah.
Seperti diberitakan, Lapas Sumbawa Besar saat ini tengah gencar mengembangkan pembinaan kemandirian dengan memanfaatkan lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi Ai Maja yang terletak dibelakang area Lapas. Di dalamnya terdapat sejumlah klaster seperti pertanian (holtikultura, sayur dan buah-buahan), klaster perikanan, klaster peternakan dan klaster budidaya madu trigona. (SR) Baca Juga Miris !! Anak 9 Tahun Disetubuhi Berkali-kali, Pelakunya Bocah 12 Tahun
Adblock test (Why?)
Komentar
Posting Komentar