Bulog Tak Lagi Serap Gabah Petani, Harga Gabah Langsung Anjlok

ProSumbawa SUMBAWA BARAT, samawarea.com (27 Juni 2021) Harga Gabah di Kabupaten Sumbawa Barat di musim tanam kedua ini anjlok. Menyikapi hal itu, Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa Barat menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperindag, dan Bapedda Litbang, Jumat (25/6) kemarin. Ketua Komisi II, Akheruddin Sidik yang memimpin rapat mengatakan, RDP ini dilaksanakan karena saat ini petani berteriak dengan harga gabah yang turun terlampau jauh dari HPP. Harga padi kering panen hanya Rp 3.500 per Kg sedangkan Harga Pokok Pemerintah (HPP) Rp 4.200. Padahal sekarang masih panen awal di musim tanam kedua, sedangkan trendnya setiap waktu terus menurun. “Jadi kita harus mencari solusinya dengan cepat melalui RDP ini,” kata Akheruddin. Sementara Kepala Perum Bulog Sub Divre Sumbawa, Kurnia Rahmawati, S.TP., mengaku sejak 10 Juni 2021 sudah tidak membeli gabah lagi karena kondisi gudang sudah penuh. Sedangkan tempat Bulog menyalurkan gabah sudah tidak ada lagi. “Kondisi gudang penuh itu terjadi di semua daerah di Indonesia, kami juga mengalami kesulitan juga masalah biaya yang terus membengkak karena kita menggunakan pinjaman di bank yang setiap waktu bunganya terus bertambah. Inilah alasan kami kenapa tidak diizinkan dulu untuk membeli gabah petani,” aku Kurnia. Karena Bulog tidak membeli gabah, lanjut Kurnia Rahmawati, otomatis pengontrol harga gabah tidak bisa dilakukan sehingga para pengusaha membeli gabah di bawah HPP. “Pengusaha juga bingung mau disalurkan kemana, karena selama ini pengusaha banyak kerjasama dengan kami, sedangkan gudang mereka juga terbatas,” imbuhnya. Baca Juga  Kapolda NTB Desak Perkuat Pemahaman Terkait Penormalan Baru Pihaknya juga ikut bingung dengan kondisi tersebut. Sebab menurut aturan Bulog tidak berkewenagan untuk hilirisasi atau penyaluran, sehingga gabah yang diserap terus menumpuk. Khusus Kabupaten Sumbawa Barat mencapai angka 1.800 lebih ton gabah, sehingga stok pangan untuk KSB sampai Tahun 2025 mendatang. “Kondisi bisa kita normalisasi kalau ada kebijakan Pemda untuk membeli gabah di Bulog sehingga kami bisa serap gabah petani lagi sesuai dengan HPP,” ujarnya memberi solusi. Menanggapi pernyataan Kepala Bulog, Kadis Ketahanan Pangan KSB, Ir. M Alimin mengakui kondisi yang dihadapi Bulog se-Indonesia. Karena itu Kadis mengajak Komisi II untuk melakukan kunjungan ke provinsi guna mencari solusi. “Saya juga ada solusi, kalau daerah ada anggaran untuk menyerap beras Bulog, kita bisa buat program bansos untuk bantuan Covid,” sarannya. Sementara Kepala Dinas Pertanian KSB, Suhadi mengaku setelah mengetahui Bulog sudah tidak bisa membeli gabah, Ia langsung menghubungi Kepala Bulog dan Direktorat Jenderal Ketahanan Pangan. Hasil koordinasi ini, pihaknya diminta untuk mendata berapa kelompok yang belum panen dan waktu panennya. “Setelah kita berikan data, mereka akan mengirim pembeli dari luar yang bisa menyerap gabah petani KSB dengan harga HPP,” ujarnya. Di tempat yang sama, Anggota Komisi II Mancawari berharap pemerintah harus menempatkan kesejahteraan masyarakat dari segalanya. Ia berharap pemerintah dan Bulog bekerjasama mencari solusi terhadap permasalahan gabah petani. Baca Juga  Gubernur Minta Desa Labuan Jambu Jadi Pilot Project Pengembangan SimpelDesa “Kalau dulu pemerintah pernah membuat program pengamanan harga gabah, apa tidak bisa sekarang program tersebut diadopsi karena kondisi sangat mendesak musim panen raya sebentar lagi terjadi,” ungkapnya. Kepala Bappeda KSB, Dr. Khairul Jibril mengatakan Covid ini sangat berdampak terhadap semua lini termasuk sirkulasi penyaluran gabah di Bulog membuat gudang bulog penuh. Permasalahan lain adalah Bulog meminjam uang di Bank dengan bunga. “Berarti ada dua permasalahan di Bulog, pertama masalah pinjaman yang terus berbunga, kedua, Bulog tidak tau mau menyalurkan beras kemana. Solusi yang saya tawarkan untuk melakukan kordinasi dengan Kemensos. Atau kita punya AMNT, kita koordinasi agar perusahaan tambang ini mengambil beras dari Bulog,” pungkasnya. (HEN/SR) Adblock test (Why?)

Komentar