ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (24/3/2021)
Naas menimpa Janti. Bocah 12 tahun ini ditemukan tewas tenggelam di Bendung penampung air sedalam 13 meter yang terletak di Bukit Garatak, tepatnya lahan milik Jemaan, Desa Usar Kecamatan Plampang, kemarin.
Informasi yang dihimpun wartawan samawarea.com Biro Sumbawa Timur, menyebutkan, sebelum kejadian korban diajak ayahnya agar menemani ibunya di kampong. Sedangkan ayahnya (Sanapiah) dan kakak korban (Sulhaji) berangkat panen padi tetangganya. Menjelang siang, tanpa diduga korban seorang diri menyusul ke lokasi panen. Korban sempat diajak menyabit padi dan makan siang bersama di pondok lahan.
Setelah beristirahat sejenak usai makan, ayah dan kakak korban kembali bekerja. Sementara korban tak terlihat. Tak berselang lama, anak pemilik lahan memberitahukan bahwa korban mandi di bendung penampung air lahan dan tenggelam. Ayah dan kakak korban pun panic lalu bergegas ke TKP. Keduanya sempat menyelam beberapa kali untuk mencari korban. Hingga kelelahan, belum juga menemukan korban. Sehingga ayah korban meminta bantuan warga yang kebetulan melintas mengangkut jagung.
Tiga orang warga inipun turun ke bendung untuk menyelam. Akhirnya korban ditemukan dan sempat diberikan pertolongan pertama, selanjutnya dilarikan ke Puskesmas Plampang untuk mendapat penanganan medis. Setibanya di puskesmas, petugas setempat menyatakan korban sudah meninggal dunia.
Untuk diketahui, Janti adalah pelajar di SDN Pamunga. Korban bungsu dari 4 bersaudara. Selama ini bocah malang tersebut dikenal rajin membantu orang tuanya, terutama ibunya yang sudah mengalami gangguan penglihatan dan mengidap penyakit asma. Dia juga disukai tetangga, karena rajin membantu orang lain. Baca Juga Diancam Disweeping Warga, Semua Café Tuak Ditutup Polisi
Sanapiah, ayahnya, mengaku sudah mendapat firasat akan kehilangan korban. Kepada ayahnya, korban menuturkan, bahwa semalam bermimpi pergi meninggalkan rumah ke tempat yang sangat jauh. Kisah lain juga diceritakan tetangganya, Yeni. Sehari sebelum meninggal, kepada Yeni, korban datang meminta bantuan agar mengirim fotonya ke kakaknya Nurhasanah di Bima. Korban mengaku sangat rindu.
Secara terpisah, ibu korban, Mahanip mengaku terpukul atas kepergian putri bungsunya untuk selamanya. Sebab selama ini ia selalu bersama bersama. Karena korban yang selalu diminta bantuan untuk membeli beras, obat dan apa saja yang dibutuhkannya. (SR)
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar