ProSumbawa MATARAM, samawarea.com (6/1/2021)
Sebagai daerah yang masuk dalam program super priority destination, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., meminta semua pihak dan elemen masyarakat bisa bersama-sama menjaga keamanan dan kondusifitas daerah. Menurutnya, dengan kesadaran kolektif dan kekompakan seluruh pihak, maka kegaduhan, kendala atau pun permasalahan dapat segera diatasi. “Kita dianjurkan untuk menjauhi prasangka. Tetapi dunia sudah beda. Adanya sosial media membuat informasi yang tidak simetris ada dimana-mana. Dengan kekompakan bersama, kita tata semua dengan baik supaya kegaduhan tidak muncul,” kata Gubernur pada acara Doa Bersama dan Silaturahmi Dengan Toga Toma Dalam Rangka Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) 2021, di Lapangan Tenis Polda NTB, Rabu (6/1/2021).
Pada acara tersebut, Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini mengakui bahwa keberadaan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat merupakan garda terdepan terciptanya keberagaman dan kerukunan di NTB. Ia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi NTB bersama dengan Polri, TNI dan berbagai stakeholders juga akan terus bersinergi untuk menjaga dan merawat keberagaman dan kerukunan ditengah masyarakat. Atas sinergi dan kolaborasi ini, Provinsi NTB berhasil memperoleh penghargaan Harmoni Awards pada tahun 2020 dari Kementerian Agama RI, sebagai provinsi yang berhasil menjaga kebhinekaan dan kerukunan di dalam masyarakat. “NTB berhasil memperoleh penghargaan Harmoni Awards pada tahun 2020 dari Kementerian Agama RI. Penghargaan ini diberikan atas keaktifan Pemerintah dalam mewujudkan kerukunan umat beragama,” ungkap Bang Zul. Baca Juga Olah Sampah Jadi Energi, Gubernur dan PLN Teken MoU
Sementara itu, Kapolda NTB, Irjen Pol. M. Iqbal, S.I.K,. M.H., mengungkapkan, dengan adanya para ulama, tokoh agama, tokoh adat dan berbagai elemen masyarakat lainnya, menjadi kunci dan garda terdepan bagi TNI dan Polri untuk membantu melaksanakan tugas. “Kami dari rakyat kembali ke rakyat. Tetapi kami sangat sadar betul kami tidak bisa optimal tanpa adanya masyarakat,” tegasnya.
Pada kesempatan silaturrahmi tersebut, Tuan Guru Haji Ma’arif Makmun, Pengasuh Pondok Pesantren Manhalul Ma’arif di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah, berkesempatan membahas perihal persoalan beberapa permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. “Terkait persoalan nama bandara jangan diributkan di media sosial. Jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan organisasi yang ada di NTB, sementara mereka adalah sahabat atau teman,” pesannya.
Begitu juga dengan, Pimpinan Ma’had MDQH NW Pancor yang juga merupakan Ketua Umum Rois A’am Dewan Mustasyar PBNW, TGH. Yusuf Makmun berharap agar suatu perbedaan jangan dijadikan sebuah permasalahan. “Semoga perbedaan yang ada jangan dijadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan,” pungkasnya. (SR)
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar