ProSumbawa Oleh: Supriadi (Tenaga Pendidik IPS di SMPN 1 Orong Telu)
OPINI, 10 November 2020
Bulan November menjadi salah satu bulan spesial dalam perjalanan bangsa Indonesia. Tepat di tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati satu dari sekian banyak hari besar nasionalnya, yakni Peringatan Hari Pahlawan. Dipilihnya tanggal 10 November bertepatan dengan terjadinya pertempuran hebat di Surabaya pada tahun-tahun awal bangsa Indonesia memproklamirkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, tepatnya tahun 1945.
Pertempuran Surabaya merupakan satu rangkaian peristiwa pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah mantap dikumandangkan oleh para pendiri bangsa ini. Berlangsung sejak tanggal 27 Oktober sampai 20 November 1945 dan yang paling besar terjadi pada tanggal 10 November. Pertempuran Surabaya diawali dengan kedatangan tentara sekutu (tentara Inggris) yang bertugas untuk melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan para tahanan perang sekutu di Indonesia.
Semula kedatangan mereka disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Namun setelah diketahui tentara sekutu memboceng NICA (tentara Belanda) yang ingin kembali berkuasa di Indonesia, muncullah perlawanan hebat dari masyarakat Indonesia (termasuk Surabaya) dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Tewasnya Brigadir Jendral A.W.S. Mallaby yang menjabat sebagai pimpinan tentara sekutu membuat pihak tentara Inggris menerjunkan pasukan secara besar-besaran untuk melumpuhkan Kota Surabaya dan memberikan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerah tanpa syarat paling lambat pukul 06.00 tanggal 10 November.
Ultimatum tersebut tidak diindahkan karena dianggap sebagai penghinaan terhadap pejuang Indonesia. Kedua belah pihak yang tetap bertahan pada pendiriannya masing-masing, membuat pertempuran hebat tidak bisa dihindarkan. Rakyat Surabaya melawan tanpa takut dengan semboyan, Merdeka atau Mati. Meskipun akhirnya kota Surabaya berhasil dikuasai tentara sekutu, namun Pertempuran Surabaya menjadi simbol nasional atas perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah. Untuk mengenang peristiwa heroik di Surabaya, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Baca Juga Pecut Sikap Kritis, IKPMS-M Gelar Diskusi Ideologi Mahasiswa
Zaman kini sudah berubah, perjuangan untuk membela tanah air tidak mesti dengan mengangkat senjata dalam mengalahkan musuh. Masalah bangsa di masa kini sudah begitu kompleks yang membutuhkan kerja sama semua pihak, bukan hanya menjadi tugas pemerintah tapi juga kewajiban kita semua. Untuk menjadi pahlawan, tidak harus selalu tampil di depan agar terkenal dan melakukan hal-hal besar. Orang yang rela berkorban untuk membantu orang lain yang sedang tertimpa musibah juga bisa dikatakan pahlawan, setidaknya bagi orang yang mereka bantu. Saat ini, saudara-saudara kita di Desa Batu Rotok Kecamatan Batulante sedang membutuhkan uluran tangan dari para pahlawan untuk meringankan beban mereka.
Tiga hari sebelum peringatan Hari Pahlawan tepatnya tanggal 7 November 2020, kebakaran hebat terjadi di Desa Batu Rotok. Tidak kurang dari 70 bangunan rumah ludes terbakar. Si jago merah ini “sukses” meluluh lantahkan deretan rumah-rumah warga hingga menyisahkan puing-puing, abu arang. Dari video yang beredar luas di media sosial, banyak pemilik rumah hanya bisa menatap dengan nanar, pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa sembari menyaksikan istana kecil mereka dilalap api tanpa ampun. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan mereka waktu itu. Rumah yang dibangun dengan susah payah, seketika lenyap bersama harta benda yang belum sempat diselamatkan.
Kebakaran yang terjadi menjelang petang, menjadikan malam itu seolah-olah merupakan malam terberat bagi para korban karena harus menginap di rumah sanak keluarga yang lain, bahkan beberapa di antaranya bisa jadi mengungsi di bawah tenda di tengah suhu dingin di Batu Rotok. Arus informasi yang sedemikian canggih membuat kabar ini beredar dengan cepat, melintasi deretan gunung dan perbukitan hingga sampai di telinga orang-orang yang tinggal di pinggir pantai sekalipun.
Demikianlah hebatnya kekuatan internet dan media sosial sehingga kejadian yang baru saja terjadi bisa dengan segera diketahui oleh orang lain. Beragam empati, simpati dan rasa solidaritas mulai bermunculan. Penggalangan dana dilakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah. Kegiatan mulia ini tidak hanya hasil inisiatif golongan tertentu saja, melainkan dari berbagai unsur seperti unsur pemuda, instansi pemerintah, elit-elit politik, dunia pendidikan, bahkan sampai ibu rumah tangga. Keikhlasan yang mereka lakukan tentu tidak bisa sepenuhnya menghilangkan luka pada hati para korban, namun setidaknya bisa sedikit mengobati karena masyarakat Batu Rotok merasa lebih diperhatikan. Baca Juga Gelar Seminar Literasi Media, UTS Gandeng Adi Pranajaya
Bagi saudara-saudara lain yang selama ini masih betah menjadi penonton dan belum mengambil aksi nyata memberikan donasi, mari kita sedikit berbagi dan menjadi pahlawan untuk saudara sendiri. Tidak akan berkurang harta kita jika hanya menyumbangkan sehelai pakaian yang masih layak pakai. Kita juga tidak akan kelaparan kalau hanya menyisihkan sebungkus mie instan guna meringankan beban saudara-saudara kita di Batu Rotok. Saat ini mereka sedang membutuhkan uluran tangan dari masyarakat sekelilingnya, sekecil apapun itu akan sangat berguna bagi mereka. Mari kita bantu. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?
Terakhir, untuk saudara-saudara kami di Batu Rotok ijinkan kami untuk berpesan agar tetap tabah dan semangat. Memang ini tidak mudah, tapi percayalah bahwa ujian itu tidak akan melebihi kapasitas kemampuan kita. Sesungguhnya apa yang kita miliki di dunia ini tidak ada yang benar-benar milik kita, hakikatnya semua kepunyaan Tuhan semata. Jika Dia sudah berkendak untuk mengambilnya kembali, kita tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah sembari berharap agar digantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Jika saudara-saudara sekalian sudah siap bertahan menghadapi ujian ini dan memilih bangkit kembali untuk merangkai harapan-harapan baik yang sempat pupus, maka kalian juga adalah pahlawan, setidaknya pahlawan untuk dirimu sendiri.
Selamat Hari Pahlawan untuk semua!
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar