Menuntut Ilmu Tidak Pandang Usia

ProSumbawa Oleh: Mariyatil (Mahasiswa Program S1 PG PAUD UT UPJJ Mataram) OPINI PENDIDIKAN, 30 Oktober 2020  Tidak ada istilah ‘terlalu muda’ dalam mengukir prestasi, begitu pula tidak ada istilah ‘terlalu tua’ untuk menuntut ilmu. ILMU salah satu anugerah Allah yang paling utama dan teristimewa kepada manusia. Ilmu menjamin manusia memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ilmu juga syarat untuk mencapai kemajuan di dunia dan sebagai alat dalam mencapai kesempurnaan di akhirat nantinya. Ilmu meletakan manusia lebih utama daripada makhluk Allah SWT yang lain, bahkan lebih tinggi daripada malaikat. Nyatalah penghormatan ini tidak diberikan kepada manusia karena kecakapan dan kekuatan mental atau fisical tetapi berdasarkan ilmu yang dimiliki. Oleh itu karena itu, tidak heran mengapa sewaktu Allah SWT menjadikan manusia, Dia melengkapkan manusia dengan ilmu supaya manusia menggunakannya dengan betul dan wajar dalam mencapai hasrat sama adanya dengan kebendaan atau nilai kerohanian. Dalam arti lain, manusia diberi alat menerusi ilmu pengetahuan untuk mengeksploitasi dan menggunakan sumber alam semaksimum mungkin bagi manfaat diri mereka. Satu-satunya perkara yang mengeharuskan  kemajuan manusia ialah kegagalan menggunakan ilmu secara bijaksana. Penekanan Al-Quran mengenai pembelajaran menunjukkan kemajuan dalam bidang agama, ekonomi dan politik bergantung kepada ilmu pengetahuan dimiliki. Bahkan seluruh falsafah yang menunjangi Al-Quran berdiri atas ilmu yang memungkinkan martabat rohani dan jasmani manusia diangkat. Firman Allah SWT: “Bacalah (Wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (sekalian makhluk).” (Surah al-‘Alaq, ayat 1). Allah SWT menghendaki manusia membongkar rahasia alam ini seterusnya mencari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Apabila manusia tidak mau berusaha menguasai ilmu, maka manusia akan jatuh ke lembah kegelapan dan kejahilan. Seterusnya manusia akan membuat penafsiran yang tidak ilmiah mengenai kehidupan dan alam semesta yang bercanggah dengan ajaran al-Quran. Jika direnungkan sejenak dapatlah dilihat betapa ajaib dan indahnya kuasa Allah SWT. Firman Allah SWT: “Dan berapa banyak tanda kekuasaan Allah di langit dan bumi yang mereka menyaksikannya berulang-ulang semasa mereka pergi datang, sedang mereka tidak juga menghiraukan dan memikirkannya.” (Surah Yusuf, ayat 105) Mencari serta mempelajari ilmu sebenarnya merangsang usaha penyelidikan manusia sehingga membuka peluang yang tidak ada hadnya bagi manusia dalam semua bidang pemikiran dan tindakan. ILMU adalah kunci segalanya, kunci ketika kita ingin berbuat kebaikan. Ilmu merupakan tools untuk melaksanakan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan amal baik kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu kita beribadah, dengan ilmu kita melaksanakan kebajikan dan dengan ilmu pula agama disebarkan.  Fungsi ilmu bagi kehidupan manusia: 1.      Petunjuk hidup, dengan mengetahui ilmu dan terus belajar, kita dapat mengetahui segalanya. Baca Juga  Malang Bakal Heboh, IKPMS-M Siap Gelar Sumbawa Culture ke-2 2.     Tak tersesat apabila terdapat sesuatu yang menyesatkan 3.     Berbagi dengan orang yang belum mengetahui apa yang kita ketahui 4.     Membantu sesama manusia Dalam pandangan ini fungsi ilmu bersifat praktis yakni sebagai disiplin atau aktivitas untuk memperbaiki sesuatu, membuat kemajuan, mempelajari fakta serta memajukan pengetahuan untuk memperbaiki sesuatu (bidang- bidang kehidupan). (Uhar Suhar Saputra, 2004: 50). Pada saat sekarang ini kita dituntut untuk menuntut ilmu setinggi langit dengan jalan mengikuti bangku kuliah.  Kuliah Saat Usia Tak Muda Lagi, Kenapa Tidak? Banyak faktor yang membuat keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat Anda realisasikan, padahal hasrat untuk kuliah begitu besar ditambah lagi posisi pekerjaan Anda sekarang mengharuskan minimal harus S1. Apa yang harus Anda lakukan? Sedangkan usia/umur tidak muda lagi? Berapakah usia Anda sekarang? 25, 26, 30, atau bahkan lebih dari 40 tahun? Anda bisa tetap kuliah, karena memang tidak ada batasan umur dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi swasta (PTS). Tetapi bila Anda mencoba melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), umumnya syarat pendaftaran atau mengikuti ujian ada batasannya, yaitu tidak boleh lebih dari 3 tahun sejak Anda lulus.  Mengapa Harus Kuliah? Banyak orang yang sukses diluaran sana, tanpa kuliah, lalu mengapa Anda memiih kuliah? Terkadang tuntutan kerja, mengharuskan kita wajib/harus kuliah. Contoh: Bila Anda seorang guru, dan kebetulan mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA), tentunya Anda wajib mempunyai gelar S1, Mengapa? Ya, karena kalau murid Anda nantinya lulus, tentunya dia akan sederajat dengan Anda yang juga lulusan SMA. Begitu juga dengan dosen, mereka wajib atau sudah mempunyai Ijazah S2, agar bisa mengajar di bangku perkuliahan. Banyak faktor yang melatar belakangi keinginan untuk kuliah, tidak hanya faktor tuntutan dunia kerja, seperti Georgina Kiely melanjutkan kuliah karena ingin melakukan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, setelah pensiun sebagai seorang perawat. Selain Georgina Kieliy ada beberapa orang lagi yang jadi sarjana di usia tua di antaranya: Diana Patricia Hasibuan, meraih sarjana di usia 67, master di usia 73, dan doktor di usia 77 tahun. Baca Juga  Kupas Tuntas Program Beasiswa NTB, Q-Radio Hadirkan Sekretaris LPP Umumnya, orang kuliah dulu lalu bekerja. Namun Oma Diana, yang sudah malang melintang di dunia kerja, memutuskan untuk kuliah setelah Pensiun dari  pekerjaannya sebagai perawat. Mengambil jurusan Filsafat di STF Driyarkara, Oma Diana berhasil meraih sarjana di usia 67 tahun. Nggak berhenti di situ, beliau melanjutkan kuliah dan meraih gelar master di usia 73 tahun, serta gelar doktor di usia 77 tahun. Atas semangat belajarnya ini, Oma Diana dianugerahi rekor MURI sebanyak 3 kali. Yang lucu, Oma Diana menyelesaikan disertasinya sebanyak 323 halaman dengan mesin ketik. Sang anak memang pernah membelikan laptop untuk Oma Diana, tapi karena nggak terbiasa, 24 halaman yang sudah diketik dengan susah payah malah hilang. Alhasil beliau memilih kembali ke mesin ketik. Dikutip dari Medcom ketika ditanya apa sih yang membuat Oma Diana semangat banget belajar. Jawabannya adalah “Saya bersahabat dengan buku.” Maria Lidwina, wisuda dari UNUSA di usia 70 tahun dan wisuda bersama sang cucu. Selamat! Maria Lidwina/A. Faizal (KOMPAS) via surabaya.kompas.com. Baru-baru ini, kabar unik datang dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Salah satu dari 827 mahasiswa yang diwisuda September 2019 ada seorang Nenek yang sudah berusia 70 tahun. Maria Lidwina, namanya, yang berhasil meraih gelar ahli madya di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan IPK 3,57. Karenanya, Maria Lidwina mencatatkan diri sebagai peraih gelar tertua yang diluluskan dengan predikat Cum Laude. Mulai kuliah di tahun 2015, Maria Lidwina berhasil lulus dalam waktu 4 tahun. “Kalau dari usia memang tidak ada lagi yang bisa diharapkan. Tapi saya ingin memberi contoh bahwa tidak ada halangan untuk bisa mencapai gelar sarjana,” ungkap Maria Lidwina, seperti yang dikutip dari AntaraNews. Perjuangan Maria untuk lulus kuliah ini nggak sederhana lo. Di usianya yang sudah tidak lagi muda ini, Maria harus naik-turun angkot untuk ke kampus bila sang anak sedang tidak bisa mengantar. Untungnya, perjuangan nggak mengkhianati hasilnya. (*) Let's block ads! (Why?)

Komentar