Jarot—Mokhlis Siap Menata Birokrasi Berbasis Enterpreneur

ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (5/10/2020) Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot MP—Ir. H. Mokhlis M.Si terus memantapkan langkah menemui masyarakat. Tidak hanya memanfaatkan momen kampanye terbatas, tapi juga blusukan dari rumah ke rumah. Tidak jarang masyarakat datang dengan sendirinya untuk memberikan dukungan kepada pasangan bernomor urut 5 ini. Dengan jargon Sumbawa Maju, pasangan yang didukung Gerindra, Hanura, PKPI dan Berkarya ini digadang-gadang menjadi pememang di Pilkada Sumbawa. Dalam silaturahimnya di Desa Pungka Kecamatan Unter Iwis, Senin (5/10), Calon Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot MP mengemukakan salah satu programnya jika ditakdirkan terpilih. Mengingat dirinya berlatar belakang professional—pengusaha, ia ingin menata birokrasi berbasis entrepreneur. Artinya mengelola birokrasi layaknya mengelola perusahaan. Pastinya dengan pengelolaan berbasis entrepreneur ini, birokrasi harus berorientasi bisnis. Dengan cara pengelolaan ini, pemerintahnya akan memanfaatkan potensi dan kekuatan sumberdaya alam, bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Ketika uang banyak, apapun kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Apapun kepentingan aparatur bisa terakomodir sehingga berpengaruh positif terhadap pelayanan masyarakat. Demikian juga Jarot—Mokhlis ingin menjadikan Sumbawa sebagai daerah industry. Sebagai daerah agraris, sebagian besar penduduk Sumbawa hidup sebagai petani. Produksi pertanian cukup berlimpah namun belum memberikan kesejahteraan bagi para petani. Sebab meningkatnya hasil produksi tidak menjamin memberikan keuntungan. Ketika panen berlimpah, harga anjlok. Inilah yang dirasakan para petani setiap musim panen. Karenanya dengan agroindustri yang menjadi program Jarot—Mokhlis, ingin meretas persoalan itu. Ia ingin petani Sumbawa mendapat untung sebesar-besarnya. Dijelaskan, data Tahun 2018 mencatat jagung hasil panen petani Sumbawa mencapai 650 ribu ton. Jumlah ini dua kali lipat dari jumlah penduduk Sumbawa sekitar 350 ribu jiwa. Dengan surplus tersebut, sebagian jagung Sumbawa dijual ke luar negeri melalui gerbang Surabaya. Jagung Sumbawa sebagian besar dikelola menjadi pakan ternak. Karena ongkos pengangkutan hingga pengiriman dari lokasi ke Surabaya cukup mahal, maka pengusaha membeli jagung petani Sumbawa dengan harga yang murah. Berbeda dengan jagung petani di Surabaya, karena lokasinya dekat dengan pusat pengolahan, sehingga harganya lebih mahal, atau menggunakan standar harga pembelian pabrik. Karena itu dengan agroindustri, Jarot—Mokhlis akan mendatangkan atau membangun pabriknya di Sumbawa. Bukan hanya pabrik jagung, tapi juga pabrik-pabrik lainnya seperti beras dan daging. Semua dikelola menjadi barang jadi dan siap dipasarkan. Keberadaan pabrik tersebut ungkap Haji Jarot—akrab mantan Senior Manager di PTNNT dan PT AMNT ini, memberikan multiplier effect yang luar biasa. Harga jagung dan beras para petani naik, ternak tidak lagi dijual dalam bentuk hidup tapi daging yang dikemas sedemikian rupa, lapangan kerja tersedia, pakan ternak lebih murah sehingga mendorong munculnya pengusaha ternak baru dan lainnya. Belum lagi di sekitar pabrik terjadi pertumbuhan ekonomi baru, seperti pedagang, usaha kos-kosan, suplayer dan lainnya. “Anak-anak kita tidak lagi berpikir untuk menjadi PNS, karena kita sudah perbanyak kesempatan berusaha dan kesempatan kerja,” kata lulusan Magister Pertanian IPB ini. Untuk mewujudkan semua ini, kata Haji Jarot yang didampingi Ketua Tim Sukses, H Irwan Rahadi dan Politisi Hanura, H Ardi Juliansyah, tidak bisa mengandalkan APBD Sumbawa semata karena sangat terbatas. Saat ini sekitar 60 persen APBD Sumbawa diarahkan untuk pembiayaan rutin. Sisanya tak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat baik untuk membangun infrastruktur public maupun merealisasikan program-program pembangunan lainnya. Karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jaringan luas baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan pengalaman dan kolega yang dimilikinya, Haji Jarot mengaku banyak memiliki jaringan di pusat. Karena itu ia optimis mampu mendatangkan anggaran di luar APBD. Demikian juga untuk mewujudkan Sumbawa sebagai daerah industry, harus mendatangkan banyak investor. Sebagai orang yang puluhan tahun berkecimpung di perusahaan mulai Kanada, Jepang dan Amerika, Haji Jarot memiliki teman pengusaha yang cukup untuk siap membantunya mendorong industry di segala bidang guna mewujudkan mimpi “Sumbawa Maju” ini. “Kalau uang kita sudah banyak, investor antusias berinvestasi, mau bangun jembatan, jalan, irigasi dan semua kebutuhan masyarakat, semuanya bisa terpenuhi. Dan sudah ada bukti banyak daerah bahkan negara maju, karena dipimpin oleh seorang yang berlatar pengusaha,” tandasnya. Apapun giat dan hebatnya Jarot-Mokhlis, lanjutnya, jika tidak menang pada Pilkada Sumbawa, 9 Desember 2020 mendatang, maka program yang bagus tersebut hanya tinggal mimpi dan tidak akan terwujud. Untuk itu pastikan pilihan masyarakat nanti untuk pasangan nomor 5. “Kita sudah kompak di barat, kompak di timur, apalagi selatan dan utara, kini tinggal kompak di kota. Jika semua kompak insya Allah, kemenangan akan kita raih,” pungkasnya. (JEN/SR) Let's block ads! (Why?)

Komentar