ProSumbawa ANYER, samawarea.com (26/9/2020)
Bupati Musi Banyuasin, Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA mengatakan peran media siber sangat luar biasa pada pemilihan kepala daerah. Pasalnya, media Siber memiliki keunggulan jauh melebihi media konvensional. Ia merasakannya saat mencalonkan diri baik sebagai calon anggota DPR RI dengan meraih suara terbanyak ketiga nasional, maupun Bupati selama dua periode hingga saat ini. Media Siber menjadi salah satu yang dimanfaatkan dalam mendongkrak popularitas. Di antara keunggulannya adalah lebih cepat dari media konvensional. Saat ini untuk membaca koran, Ia hanya membutuhkan kolom opini dan konten analisa berita. Sebab untuk berita sudah lebih cepat dirilis media siber. Dalam Pilkada serentak 2020 ini ungkap Dodi akrab Bupati Muba ini disapa, konstribusi media Siber sangat besar. Sebab Pilkada ini berbicara momentum, dan momentum berbicara timing, dan timing berbicara kecepatan. “Untuk kecepatan media siber adalah jawabannya,” ujar Bupati Dodi saat menjadi pemateri pada Rakernas I SMSI di Hotel Marbella Anyer, Serang, Banten, Sabtu (26/9/2020).
Selanjutnya, Dodi menyebutkan tingkat efektifitas dan penetrasi media Siber dalam kampanye, sangat luar biasa. Hampir semua orang memiliki android. Karena itu setiap orang bisa mengakses informasi langsung dari tangannya sendiri kapan pun dan dalam keadaan apapun. “Informasi yang disiarkan media Siber langsung masuk ke ruang privat konstituen. Sehingga kepentingan calon langsung sampai dan bisa mempengaruhi,” imbuh Bupati Dodi yang juga merupakan anggota Kehormatan Dewan Pers ini.
Namun demikian, media Siber bisa membuat opini yang rentan disalahgunakan sebagai berita bohong (hoaks). Untuk menepis kerentanan ini menurutnya, media Siber harus memiliki etika dalam menyampaikan informasi. “Bertindaklah adil dan objektif, serta menjaga kredibilitas dan tidak sebar berita bohong yang mendiskreditkan salah satu pasangan calon,” tandasnya seraya menegaskan bahwa intinya dalam Pilkada untuk tidak melakukan black campaign, tapi dapat melakukan negatif campaign karena di sinilah posisi pers. Sebab negatif campaign ini ditulis berdasarkan data dan fakta serta bukti yang sudah teruji.
Hal senada disampaikan Hendri CH Bangun selaku Wakil Ketua Dewan Pers, bahwa pers harus mendukung tegaknya demokrasi dengan cara menyajikan berita sesuai kode etik. Hendri yang juga Dewan Pakar SMSI ini sepakat bahwa negatif campaign bagian dari fungsi kontrol pers dalam Pilkada. Karena negatif campaign upaya pers dalam mengungkap fakta, bukan mencari kesalahan. Seperti memberitakan rekam jejak calon yang pernah dipidana dan lainnya. Di bagian lain Hendri menegaskan bahwa produk jurnalistik adalah karya intelektual. “Jadi jangan jadi corong salah satu pihak, perlu analisa terhadap sebuah informasi sehingga karya jurnalistik yang dihasilkan kredibel dan obyektif,” pungkasnya.
Sementara Prof. Hendri Sugiarto pemateri lainnya mengatakan, saingan media Siber tidak hanya sesamanya tapi juga twitter, dan facebook. Dua media sosial ini merupakan media terbesar dunia yang memiliki pengikut mencapai ratusan juta orang. Pengikut ini bisa menjadi wartawan yang menyebarkan informasi maupun pembaca yang menyerap informasi. Pesaing lainnya, lanjut Prof Hendri, adalah media abal-abal. Media abal abal ini kerap menyebar berita sensasional yang cenderung hoax, hanya karena mengharapkan pendapatan dari google adsense. Untuk itu Prof Hendri mengaku sangat senang dengan keberadaan SMSI yang menghimpun banyak media siber untuk melawan para pesaing ini. (SR)
.
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar