ProSumbawa LOMBOK BARAT, samawarea.com (15/8/2020) - Pemerintah Provinsi NTB terus melakukan upaya dalam mencegah penyebaran covid-19 serta menggeliatkan sektor pariwisata. Untuk mendukung hal itu, pemerintah mengeluarkan sertifikat Clean, Healthy, Safety, Environment (CHSE) bagi pegiat usaha dan pariwisata. Bagi pegiat usaha dan pariwisata yang menerapkan protokol kesehatan maka akan diberikan sertifikat CHSE, serta bagi pegiat usaha dan pariwisata yang tidak memiliki sertifikat CHSE, maka tidak diperbolehkan beroperasi.
“Mari kita sungguh-sungguh serius, untuk betul-betul menegakkan protokol covid-19 dan tentunya clean, healthy, safety & environment, untuk aktivitas pariwisata di segala bidang ini, harus kita wujudkan. Tadi disampaikan Pak Kadis, tanpa pakai CHSE tidak akan bisa buka, kalau mau buka maka urus CHSEnya,” ujar Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat membuka acara simulasi protokol covid-19 untuk jasa usaha dan destinasi wisata, di Taman Narmada, Jumat, 18 Agustus 2020.
Wagub meminta pegiat usaha dan pariwisata untuk berkomitmen dan bersama melakukan persiapan dengan baik, agar seluruh tempat di NTB, baik itu transportasi, restoran, hotel, destinasi wisata, semuanya bersertifikat CHSE. Wagub juga menekankan bahwa sertifikat ini, dapat sewaktu waktu dicabut, apabila pihak yang bersangkutan, longgar dalam penerapan protokol covid-19.
“Ini adalah langkah awal kita untuk seterusnya kita konsisten, tidak ada ruginya kita usaha, effort yang luar biasa di awal tetapi investasi di kemudian hari, ini yang saya harapkan, pasti juga itu harapan Bapak Bupati dan tentu juga kita semua ingin hidup normal, dalam nurut tatanan baru dengan menggunakan masker, menjaga kesehatan, dan kebersihan kita. Mari kita perjuangkan bersama,” ucapnya.
Dalam momen itu, Wagub menyerahkan secara langsung sertifikat CHSE kepada 7 jasa usaha dan destinasi wisata, yang didominasi dari Kabupaten Lombok Barat. Oleh itu, Wagub memberi apresiasi kepada Kabupaten Lombok Barat dalam penerapan protokol covid-19.
“Selamat untuk yang mendapatkan CHSE, ini berarti memang serius, ingin kembali hidup normal,” ucapnya.
Apapun besarnya tantangan dan hambatan itu, lanjut Wagub, semangat untuk membangun tidak boleh surut. Justru masalah dan tantangan itu, dirubah menjadi kesempatan.
“Banyak hal-hal positif yang bisa kita ambil dari musibah yang kita alami ini, memang kita harus mundur sedikit, kita harus susah-susah dulu, kita harus kerja dua kali lipat dari pada kondisi normal, tapi percayalah itu investasi kita untuk masa depan kita, investasi untuk berikutnya lagi, dengan pandemi ini, kita diajarkan bahwa kesehatan itu hal yang utama,” ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, hidup aman dan produktif adalah pilihan yang diambil Pemprov. Aman dan produktif yakni, beraktivitas dengan menerapkan protokol covid-19. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan oleh Pemerintah, melainkan dengan kontribusi dari masyarakat dan semua pihak sehingga dalam mewujudkannya menjadi lebih mudah.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, mengungkapkan bahwa Pemprov tegas dan memberi perhatian terkait penerapan protokol kesehatan.
“Ibu Wagub begitu tegas dan perhatian terkait dengan bagaimana kita harus tegak lurus dalam menegakkan protokol covid-19 ini. Tentunya ini dilakukan bukan hanya untuk beliau tetapi untuk masyarakat NTB,” ucapnya, seraya menyatakan bahwa Dinas Pariwisata Provinsi NTB selalu memberikan dukungan untuk memastikan protokol kesehatan covid-19 selalu ditegakkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata H.Lalu Moh Faozal, menerangkah bahwa yang menerima sertifikat CHSE yakni Aruna Hotel Senggigi, Taman Nasional Gunung Rinjani, Islamic Center, Taman Narmada, Asmara senggigi mewakili restaurant, Sama-sama Bar and Bungalow, serta Transport Anda.
“Tujuan dari kegiatan ini untuk menciptakan penyelengaraan kegiatan pemerintah pelayanan public dan usaha industri pariwisata yang menaati protokol covid dalam masa new normal, meningkatkan peran aktif masyarakat sebagai garda depan pencegah penyebaran covid-19 di NTB, memastikan tidak terjadinya kasus baru covid-19, pemulihan akses kehidupan sosial ekonomi untuk mengurangi dampak psikologis terhadap masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh, Ia mengungkapkan bahwa Kabupaten Lombok Barat merupakan penerima sertifikat terbanyak. Terdapat 150 destinasi wisata yang sudah disiapkan untuk menerima sertifikasi yang akan dilakukan secara bertahap. “Teman-teman banyak yang meminta untuk diberikan sertifikat, karena jika tidak ada sertifikat maka tidak bisa beroperasional, artinya ini hal yang harus segera kita lakukan untuk pemulihan industri parisiwata,” tutupnya.
Sementara itu, pengelola Taman Narmada, Kamaruddin, mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Pemprov ini. Dengan adanya sertifikat CHSE itu, merupakan modal serta kekuatan bagi jasa usaha dan destinasi wisata di tengah kecamuk pandemi covid-19.
“Ketika kami dapatkan ini, maka pengunjung tidak ragu ke Taman Narmada, karena semua sudah kita siapkan, Nah cara kami besok setelah ini adalah kami perbanyak duplikatnya, kita taruh di beberapa tempat, sehingga pengunjung dapat membacanya, jadi tidak terpajang di kantor saja,” ujarnya.
Ia menilai sangat tepat hadirnya sertifikat CHSE ini. Pihaknya berkomitmen menerapkan protokol covid-19 di destinasinya. “Saya pikir ini langkah yang sangat-sangat tepat, tinggal kami sekarang tindak lanjut, jadi pasca ini adalah tugas dan tanggung jawab kami untuk melanjutkan amanah pemerintah Provinsi,” ujarnya, sembari berharap kedepan dengan adanya sertifikat CHSE, pengunjung akan lebih banyak lagi, untuk berwisata aman di destinasi wisatanya. (SR)
Komentar
Posting Komentar