ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (25/8/2020)
Sebanyak 36 mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) Program Studi Manajemen Inovasi, resmi menyandang gelar magister (S2) dengan titel Magister Manajemen Inovasi (M.M.Inov). Hal ini setelah mahasiswa Program Magister Inovasi dari empat angkatan tersebut diyudisium, Selasa, 25 Agustus 2020. Kegiatan bersejarah yang dilaksanakan di Samawa Seaside Cottages ini adalah yang perdana, bahkan pertama di Indonesia. Pasalnya Program Magister Prodi Manajemen Inovasi yang berada di UTS adalah pertama dan satu-satunya di Indonesia. Hadir dalam kegiatan itu, Bupati Sumbawa diwakili Staf Ahli, Drs. Zainal Abidin, Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D, Direktur Sekolah Pasca Sarjana Manajemen Inovasi, Dr. Ir. H. Muhammad Saleh M.Si dan Kaprodi Manajemen Inovasi, Dr. I Putu Widiantara, serta keluarga mahasiswa yang diwisuda. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Sekolah Pasca Sarjana UTS No. 007/UTS/SPS/PP/VIII/2020, dari 36 mahasiswa magister ini, 20 orang cumlaude (lulus dengan pujian), 14 sangat memuaskan dan 2 memuaskan.
Dr. Ir. H. Muhammad Saleh M.Si mengatakan, yudisium ini adalah pertama dan bersejarah. Tentunya ini sangat membanggakan, karena sebagian besar lulus dengan pujian (cumlaude). Prestasi ini bukan karena kinerja pengelola melainkan prestasi semua pihak baik dosen, mahasiswa, maupun pihak lainnya yang memberikan dukungan. Ia menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah yang menginisiasi munculnya sekolah pertama di Indonesia ini. Apresiasi yang tinggi untuk Dr Arif Budi Witarto M.Eng yang telah banyak berjasa dan merintis sekolah ini. Demikian dengan Rektor UTS, Chairul Hudaya yang memperjuangkan terakreditasinya sekolah tersebut. Tak lupa untuk civitas akademika yang memberikan dorongan dan spirit dalam mengawali tonggak sejarah baru ini. Sebab setelah ini sudah banyak calon mahasiswa yang mendaftar sementara kapasitas terbatas yang mengharuskan dilakukan seleksi secara ketat. Kepada mahasiswa yang baru diyudisium, Saleh berharap ilmunya dapat memberikan manfaat dan nilai tambah baik bagi diri, keluarga, terlebih lagi organisasi atau tempatnya bekerja. “Sebuah perubahan baru bisa dikatakan inovasi jika sudah memberikan nilai tambah,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Rektor UTS, Chairul Hudaya Ph.D mengatakan, bahwa yudisium magister manajemen inovasi merupakan langkah pertama. Dan setiap langkah pertama pasti berat terasa. Namun sebuah perjalanan panjang dimulai dari langkah pertama. Ini sudah dibuktikan Pendiri UTS, Dr. H. Zulkieflimansyah M.Sc. Bagaimana mengawali pendirian UTS di kaki Bukit Olat Maras yang membuat orang tak percaya dan dianggap sebagai sesuatu mustahil. Dengan tekad yang kuat, UTS kini berkembang pesat dan menjadi pusat perabadan di Tana Samawa. Lahirnya manajemen inovasi ini berawal dari program Jokowi pada awal dilantik menjadi presiden untuk periode kedua. Salah satu program tersebut adalah dibangunnya STP (Sumbawa Technopark). Keberadaan STP ini dimaksudkan untuk menghadirkan inovasi. Karena itu inovasi akan lahir dengan dukungan sumber daya manusia yang unggul. Inilah yang melatarbelakangi didirikannya Sekolah Pascasarjana UTS Prodi Manajemen Inovasi. “Inovasi adalah jantungnya sebuah kemajuan. Dalam bidang apapun inovasi itu selalu dibutuhkan,” ucapnya.
Untuk diketahui, Bang Irul—akrab Rektor disapa, mengakui jika UTS ini semakin diminati. Saat ini tercatat 500 calon mahasiswa dari luar daerah ingin kuliah di UTS. Ini karena mereka melihat potensi besar yang dimiliki UTS. Untuk itu berbanggalah menjadi alumni UTS. Apalagi belum lama ini Dikti mencatat UTS berada di peringkat pertama untuk perguruan tinggi di Pulau Sumbawa dan universitas swasta peringkat kedua di NTB setelah Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat). Ke depan Gubernur NTB menantang UTS untuk menjadi nomor satu di NTB. Namun demikian peringkat bukan menjadi tujuan. Sebab sebaik-baiknya fungsi perguruan tinggi adalah bagaimana mencetak lulusan dengan SDM yang unggul, kompetitif dan bisa melahirkan inovasi bagi lingkungan sekitarnya. Inovasi yang dikembangkan di UTS, bagaimana mendampingi mahasiswa agar mampu bersaing yang dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, mahasiswa dibekali tiga kompetensi. Yaitu kemampuan berbicara di depan public (public speaking), kemampuan berbahasa asing dan berkompeten di prodinya masing-masing. “Dengan sertifikasi kompetensi ini, mahasiswa kami jago berbicara, jago bahasa asing dan ahli di bidang keilmuannya,” imbuhnya.
Terkait dengan sekolah pascasarjana manajemen inovasi ini, Bang Irul menyampaikan selamat kepada para mahasiswa dan para pengelola yang telah berjuang gigih sehingga banyak pencapaian yang diraih. “Ini bukan one man show, tapi ini hasil kerja bersama,” pungkasnya.
Sementara itu Bupati Sumbawa yang diwakili Staf Ahli, Drs. Zainal Abidin menyebutkan dari 36 mahasiswa Magister Manajemen Inovasi ada 10 orang yang merupakan ASN di lingkup pemda Sumbawa. Ia berharap dengan ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan dapat menggairahkan birokrasi dengan inovasi atau terobosan baru, sehingga mampu berkonstribusi bagi masyarakat dan daerah. (JEN/SR)
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar