Wagub Minta Protokol Kesehatan Diperketat di Destinasi Pariwisata

ProSumbawa LOMBOK BARAT, samawarea.com (18/7/2020) Kemenparekraf mendorong desa-desa di NTB dengan Program BISA (bersih Indah Sehat dan Aman) dari Kemenparekraf. Hal ini membuktikan bawah kemenparekraf sangat memperhatikan wilayah kita ini. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, Sabtu, 18 Juli 2020. Dalam acara tersebut, Wakil Gubernur juga menegaskan bahwa  destinasi wisata harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat karena protokol kesehatan adalah salah satu cara untuk mencegah penularan COVID-19. “Kita tidak boleh bosan dengan protokol covid, karena sarat kita untuk hidup aman dan produktif adalah dengan menerapkan protokol di kehidupan kita pada masa pandemi ini,” tegasnya. Selain itu, Wakil Gubernur yang kerap disapa Umi Rohmi ini meminta seluruh pihak untuk menjaga spot-spot wisata di NTB baik itu dari segi kebersihannya maupun keamanannya agar wisatawan tetap nyaman datang ke NTB. “Harus benar-benar kita bersyukur dengan cara menjaga keindahan dan kelestarian alam agar pariwisata kita berkembang dengan baik,” terang Umi Rohmi. Ia menambahkan bahwa keamanan di objek wisata menjadi salah satu perhatian pemerintah untuk perkembangan pariwisata, dengan berkembangnya pariwisata di desa-desa, tentunya dapat mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. “Tidak akan mungkin desa wisata itu akan dikunjungi kalau desa tersebut tidak aman tidak sehat,” ujarnya. Umi Rohmi mengajak para stakeholder untuk terus menerus melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan khususnya di daerah pariwisata. Protokol kesehatan diperketat di spot-spot wisata agar tidak terjadi penyebaran di spot wisata tersebut, hal itu dilakukan untuk menghindari munculnya asumsi-asumsi negatif terhadap pariwisata di NTB. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal yang juga hadir, menyampaikan bahwa Dermaga Tawun ini adalah dermaga yang digunakan untuk penyebrangan menuju 14 gili di Lombok Barat. Dermaga yang memiliki luas lahan satu hektar lebih ini akan dimulai pembangunannya minggu depan dengan beberapa bangunan yaitu mulai dari fasilitas ruangan untuk check in hingga shelter bagi pengunjung. Untuk menunjang perekonomian masyarakat sekitar, dermaga ini menyiapkan kios-kios yang berjejer rapi, digunakan oleh masyarakatuntuk berjualan serta dilakukannya pembenahan di beberapa titik di dermaga Tawun ini. Direktur Kelembagaan, Deputi Bidang Sumber Daya Dan Kelembagaan Kemenparekraf, Reza Pahlevi dalam sambutannya berperan agar setiap destinasi wisata menerapkan sistem prinsip protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan  yang diistilahkan sebagai CHSE (cleanliness, health, safety, environment). Dengan adanya sistem CHSE ini, diharapkan kepercayaan wisatawan terhadap tempat-tempat wisata di NTB ini dapat meningkat sehingga berbanding lurus dengan peningkatan jumlah kedatangan wisatawan. “Provinsi NTB, khususnya kabupaten Lombok Barat ini saya yakin dengan komitmen ibu wagub dan bapak bupati, bisa mencapai itu,” ujar Pahlevi. Pahlevi berharap, program BISA dari Kemenparekraf ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya bagi para pelaku pariwisata di NTB ini. Acara tersebut diakhiri dengan penanaman pohon mangrove di pesisir pantai dekat dermaga untuk menghindari terjadinya abrasi dan memperindah dermaga tersebut agar wisatawan dapat menikmati keindahan alam Lombok Barat sebelum menyebrang ke Gili. Turut hadir dalam acara tersebut, Para kepala OPD lingkup Provinsi NTB, Wakil Bupati Lombok Barat, Hj. Sumiatun, para Kepala OPD Lingkup Kabupaten Lombok Barat, Forkopimda Lombok Barat serta para pelaku pariwisata di Lombok Barat. (SR) Let's block ads! (Why?)

Komentar