Saat KSB Zona Hijau, Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dibuka

ProSumbawa SUMBAWA BARAT, samawarea.com (6/7/2020) Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah merencanakan akan membuka kembali ruang kelas untuk proses belajar mengajar secara tatap muka dengan Standar Oprasional Sekolah (SAPRAS). Rencana ini akan direalisasikan jika KSB sudah zero Covid dan dinyatakan zona hijau. Ditemui samawarea.com, Senin (6/7/2020), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sumbawa Barat, Drs. Mukhlis M.Si menyatakan hal itu. Ketika Gubernur menyatakan KSB zona hijau, anak-anak masuk sekolah untuk mengikuti proses belajar mengajar secara tatap muka. Saat ini pihaknya masih mengutamakan keselamatan dan kesehatan dengan menerapkan belajar jarak jauh meski dalam waktu dekat ada penerimaan siswa didik baru. Untuk menghadapi zona hijau dan penerapan new normal, Mukhlis mengaku sudah menyiapkan SOP sesuai dengan petunjuk kesehatan di masing-masing jenjang sekolah seperti SMP, SD, dan PAUD. “Semuanya memiliki SOP yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan masing masing tingkatan sekolah,” sebutnya. Misalnya, sekolah harus menyiapkan tempat cuci tangan di setiap ruang kelas, ruang guru, dan gerbang sekolah. Jumlah murid dalam kelas juga dibatasi. Jika setiap kelas ada 30 akan dibagi menjadi dua gelombang, masing-masing per gelombang 15 orang. Jarak duduk pun juga diatur minimal satu meter, tidak ada lagi waktu keluar main namun jam belajar dikurangi. Paling lama sekolah menyesuaikan pelajaran hanya 4 jam saja dengan setiap mata pelajaran harus dikurangi. Paling penting siswa harus menggunakan masker. “Untuk jam belajar setiap jenjang memiliki durasi waktu yang berbeda. Contohnya, jika SMP 4 jam, maka SD harus kurang dari 4 jam demikian dengan PAUD. Ketika sudah zona hijau penerapan SOP ini juga tidak secara bersamaan, tapi kita akan buka sekolah tatap muka untuk SMP dulu kita lihat dalam penerapannya apa yang kurang dan apa yang lebih supaya kita sudah punya gambaran. Paling lama 2 bulan dari dibukanya SMP, baru SD dibuka. Begitu juga PAUD jaraknya juga dua bulan dari SD,” jelasnya. Untuk memastikan penerapan ini, pihaknya sudah memberikan pembekalan kepada masing masing sekolah. Misalnya dalam pergantian mata pelajaran, siswa dan guru tidak akan keluar ruangan sampai ada guru lain yang menggantikan guru sebelumnnya. Ini agar siswa tetap diawasi dalam penerapannya. “Penerapan SOP ini penting sekali karena kita tidak mau dengan dibukanya sekolah akan menjadi klaster baru dalam penularan virus corona. Berat memang, tapi harus kita jalani,” pungkasnya. (SR) Let's block ads! (Why?)

Komentar