ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (14/7/2020)
Universitas Samawa (UNSA) berhasil menciptakan Alat Pengolah Sampah Tanpa Asap (APSTA). Alat tersebut diproduksi oleh mahasiswa Tekhnik Mesin yang dipimpin langsung Dosennya, Nanang Tawaf MT. APSTA merupakan teknologi pengolahan sampah berupa alat atau mesin untuk membakar sampah menggunakan teknologi pembakaran yang didesain dengan temperatur tertentu sehingga sisa pembakaran sangat minim. APSTA mengolah sampah (jenis dan dalam kondisi apapun) dengan cara yang tepat dan efisien, mudah serta ramah lingkungan sehingga sampah terbakar dengan maksimal dan tanpa asap. Biaya operasionalnya pun murah, serta pengoperasian dan perawatannya mudah.
Pembuatan APSTA ini bagian dari upaya Tim UNSA melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang terdiri dari Dwi Mardhia, M.Sc (Ketua Tim) dan Nanang Tawaf MT (anggota) dalam melaksanakan kegiatan pengabdian di Dusun Prajak melalui transfer teknologi pengolahan sampah. Kegiatan PKM ini merupakan keberhasilan tim UNSA memenangkan hibah kompetitif nasional yang didanai oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (RISTEK-BRIN). Selanjutnya UNSA memberikan bantuan APSTA ini kepada Pokdarwis Bunga Karang Dusun Prajak Kecamatan Moyo Utara, Minggu (12/7/2020) lalu. Tim akan mengajarkan dalam pengoperasiannya. Selain itu Tim UNSA juga memberikan pelatihan pembuatan kompos, pupuk cair dan pestisida dari hasil olahan APSTA yang akan dilaksanakan Kamis (16 Juli) lusa.
Ketua Pokdarwis, Asrul Mardani mengaku sangat bersyukur dengan bantuan APSTA dari tim UNSA ini karena dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di Prajak. “Kami menyampaikan apresiasi kepada Tim UNSA. Ini baru aksi nyata kepedulian dan partisipasi perguruan tinggi dalam membantu pemecahan masalah di Prajak,” cetusnya.
Menurut Ketua Tim UNSA, Dwi Mardhia M.Sc, penggunaan APSTA dinilai sangat tepat dalam mengatasi permasalahan sampah di pesisir Batu Bangka. Sebab dengan alat tersebut tidak ada asap yang mencemari lingkungan, abu hasil pembakaran dan asap cair dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, pupuk cair dan pestisida. “Kami telah mengajarkan cara pengoperasian alat ini, dan rencananya lusa kami juga memberikan pelatihan pembuatan Kompos dari hasil limbah APSTA. Semoga kegiatan dapat berjalan lancar dan hasil yang diharapkan sesuai dengan harapan,” pungkasnya. (SR)
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar