ProSumbawa SUMBAWA BESAR, samawarea.com (8/6/2020)
Penyegelan SMKN 1 Lopok Kabupaten Sumbawa hanya berlangsung singkat. Ini berkat mediasi yang dilakukan Kapolsek Lape, AKP I Made Surana dan Danramil Kapten Inf Amdatullah setempat yang dihadiri Kepala Cabang Dikbud Provinsi NTB, Fahrizal S.Pd M.Pd dan Kepala SMKN 1 Lape Jayadi S.Pd., M.Pd serta orang tua murid dan Ketua Komite, Malanuang. Penyegelan tersebut berlangsung dari pukul 09.30 dan berakhir pukul 12.30 Wita. Orang tua murid membuka segel untuk kelancaran aktivitas pendidikan, dan dilanjutkan dengan pertemuan di Kantor Desa malam ini.
Sebelumnya, dalam pertemuan pihak sekolah dan wali murid yang difasilitasi Kapolsek dan Danramil, terungkap bahwa penyegelan ini dilakukan sebagai bentuk reaksi atas belum dipulangkannya 6 siswa setempat dari kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di KM Bandar Nelayan (Kapal nelayan penangkap ikan) milik CV Sudiwa Utama di Bali. Kapal berlayar dari sampai Marauke Papua, sejak 7 Oktober 2019 melalui Benoa Bali sampai 9 bulan tidak pulang, yang seharusnya 7 april 2020, kontrak kerja PKL berakhir. Hasil komunikasi pihak sekolah dengan perusahaan, keenam siswa ini sudah dalam perjalanan pulang di wilayah Perairan Sumba NTT. Namun karena cuaca extrim sampai saat ini belum dapat berkomunikasi dengan kapal yang membawa siswa tersebut. Pihak sekolah saat ini sudah mengirim perwakilan guru untuk melakukan penjemputan siswa SMKN 1 Lopok ke CV. Sudiwa Utama Benoa Bali sekaligus berkomunikasi secara intens kepastian kepulangan siswa tersebut. Enam orang siswa PKL ini adalah Sabrianto, Heri Irawan, Tirta Putra Ramdani, Faturrahman, Deni Arsiansyah dan Aldy Apriliansyah.
BACA JUGA: Siswanya Terjebak di Merauke SMKN Lopok Disegel Wali Murid
Seperti diberitakan, Kepala SMKN 1 Lopok, Jayadi S.Pd., M.mengaku sudah berupaya maksimal memulangkan para siswanya termasuk dua kali menyurati pihak perusahaan. Tak hanya itu ia juga mengutus guru ke Bali untuk mencari informasi keberadaan pasti para siswa tersebut. Sebelumnya dua hari setelah Lebaran Idul Fitri 1441 H, para siswa ini sempat berkomunikasi dengan orang tuanya. Mereka dalam keadaan baik dan sehat. Meski telah mengutus guru, Jayadi mengaku akan bertolak ke Bali, Kamis, 10 Juni lusa. Ia berangkat bersama Ketua Komite Sekolah beserta perwakilan orang tua murid. Keberangkatannya ini untuk mendapat informasi valid sekaligus meyakinkan orang tua terkait kondisi anak-anak mereka. Tentunya mendesak pihak perusahaan memulangkan para siswa tersebut mengingat tiga bulan yang lalu, masa Prakerin berakhir. (JEN/SR)
Let's block ads! (Why?)
Komentar
Posting Komentar